Tumgik
panglimaseberang · 3 years
Text
20 tahun lebih hidup di muka bumi, aku akhirnya tahu bahwa, tidak semua orang yang pintar cari materi, pintar juga bersosial.
Yang punya banyak uang, belum tentu punya banyak waktu luang. Yang punya banyak bisnis, belum tentu akhlaknya manis.
Adil, sungguh adil.
Manusia, sepontang panting apapun mencari harta kalau bukan rezeki, gak dapat juga. Semua ada masanya, waktunya, timingnya, termasuk urusan rezeki begini. Ada orang tercurah rezekinya saat umur 20 tahun, orang lain lagi di usia 40 tahun. Usaha memang perlu karena kita tidak tahu kapan waktunya rezeki datang. Tapi tolong digaris bawahi, usaha mengejar uang tidak perlu sampai mati matian.
Santai saja gitu loh. Waktunya beribadah, ya ibadah. Waktunya istirahat, ya istirahat. Waktunya belajar, ya belajar. Hidup di dunia ini udah repot, jangan di tambah repot dengan urusan kerja yang tidak ada habisnya.
20 tahun lebih hidup di muka bumi, aku akhirnya tahu bahwa bersyukur adalah sebaik baik pekerjaan.
2 notes · View notes
panglimaseberang · 5 years
Text
Lebih baik lambat asal selamat, daripada terburu-buru kemudian mati dahulu.
0 notes
panglimaseberang · 5 years
Text
Heran
Kita tidak suka di katain, tapi kita malah begitu. Kita terlalu sibuk mengurusi kurangnya hidup orang lain, hingga lupa kekurangan diri sendiri.
Bukan, bukan masalah tidak peduli. Peduli dan mengurus itu beda. Peduli berarti perhatian sekaligus membantu. Membantu bangkit saat seseorang jatuh, menguatkan saat sedih, memberi semangat yang tidak habis habisnya.
Sedangkan mengurus itu mengatur. Mengatur segala galanya. Satu dua hal memang harus diatur dan ada aturannya. Tapi kalo ngatur hingga masalah privasinya, ngatur cara bicaranya, ngatur temennya, ngatur pahalanya, ngatur dosanya, ngatur surga dan nerakanya. Mohon maaf, saya mau nanya tuan dan puan. Situ siapa?
0 notes
panglimaseberang · 5 years
Text
Kita berdoa pada tuhan yang sama, tapi menyebut nama orang yang berbeda.
Aku menyebutmu. Kamu menyebutnya.
0 notes
panglimaseberang · 5 years
Text
Kepada orang - orang yang mencintai dengan sederhana, terima kasih. Karena telah membuat dunia mengerti, bahwa kasih sayang sejatinya tak pernah membuat susah hati.
Salam takzim dariku.
0 notes
panglimaseberang · 6 years
Text
Sttt, kamu mau tahu cara menikung yang lebih hebat dari doa di sepertiga malam?
Dengan khusyuk dan bersungguh, sebut namanya di depan multazam.
0 notes
panglimaseberang · 6 years
Text
Pulang Malu tak Pulang Rindu
Hari ini, aku dan kawanku duduk bercerita, panjaaaaang sekali. Sehabis belajar malam kami duduk di ruang tamu. Aku buatkan teh hangat dua gelas untuk melawan rasa dingin. Sesekali kami tertawa, satu dua kali terdiam, tapi lebih banyak menghela napasnya.
Aku yakin, apa yang kami pikirkan lebih banyak dari apa yang kami ceritakan. Kami sedang berada dalam masa sulit, dan belum berhasil melewatinya.
Kami mulai bercerita tentang masa lalu, kejadian kejadian lucu, kenangan indah. Lantas bersambung tentang masa depan, tentu bahas bahas nikah sama siapa. Terakhir adalah bagian tentang "apa yang sudah setahun lebih kami kerjakan disini". Episode tersesak. Dilema besar anak rantauan. Pulang malu tak pulang rindu.
Kawanku ini termasuk orang yang rajin dalam belajar tapi tetap merasa nggak banyak ilmu yang dia dapat. Bah, apalah lagi sama aku ini, keluar rumah pun malas.
Dia juga bilang, menyesal karena kurang ikut kajian keilmuan, padahal rumahnya tempat pengajian diadakan. Tiap hari dia ikut, dan tetap tidak puas. Bah, apalah lagi sama aku ini, yang ikut kajian sekali kali.
Bagaimana mungkin kami pulang dengan tangan kosong. Dia malu, aku lebih malu. Dia kesal, aku lebih kesal. Dia menghembus napas sekali, aku juga sekali tapi lebih panjang.
Kami merasa ada perubahan, tapi sedikit. Kami bersyukur dengan ilmu yang sedikit itu, tapi pengen nambah. Ya kali dapat dikit aja, rugi.
Maka, aku dan kawanku memutuskan. KAMI HARUS MULAI BERGERAK. Secepat mungkin, seefisien mungkin. Karena tidak banyak lagi waktu yang kami miliki.
Target dan program kami susun malam itu juga. Apa yang harus kami lakukan esok dan hari seterusnya. Seolah ada letup api menyala di dada. Kami terbakar oleh semangat yang tiba tiba hadir kembali dalam waktu yang sangat cepat.
Nah, semoga tujuan mulia ini tercapai dan kami pulang dengan senang lagi santai.
Cairo,
Dini hari jam 03.05.
0 notes
panglimaseberang · 6 years
Text
Jangan Pernah
Perihal dunia ini begitu gitu saja. Saat kita santai mengejek, bersiaplah untuk diejek. Saat kita mencaci maki, bersiaplah untuk dikata katai. Pun saat kita keras mencela, bersiaplah untuk akibatnya. Semua kejahatan ada balasan nya.
Begitu juga dengan kebaikan. Malah lebih hebat. Satu kebaikan kita lakukan, balasannya tak berbilang, berkali kali lipat.Tambahkan dengan hati yang ikhlas. Maka dia akan menjulang ke atas, melewati bintang bintang, menembus pintu langit. Sampai dengan cara paling cepat, tanpa hijab. Lantas kebaikan kalian akan bertulis indah di buku amalan.
Maka. Kawan, jangan pernah meremehkan kebaikan biarpun sedikit.
Jangan pernah.
1 note · View note
panglimaseberang · 6 years
Text
Catatan Alexandria (1)
Pantas saja, Alexander berjuluk The Great itu menjadikan tempat ini sebagai kota pertamanya. Setelah berpikir lama, aku akhirnya mengambil kesimpulan. Begini, kawan. Baca dan bayangkan baik baik. Alexander itu orang Yunani, sekaligus Raja Macedonia, sekaligus penjelajah sejati, sekaligus panglima perang tersohor. Bepergian kemana mana untuk meluaskan kerajaan. Begitu masuk ke tempat ini, memandang jauh ke arah laut, menghirup udara panjang. Lantas dia berkata dengan lantang, diatas kuda perang, didepan semua prajurit. "Aku akan membangun kota pertama ku disini". Titah paduka raja segera dilaksanakan. Arsitek kerajaan di panggil, para budak dikerahkan, para ilmuwan turut membantu untuk membangun kota ini. Tapi, kenapa tempat nya harus disini?. Karena strategis? Itu nomor 2. Wanitanya cantik? Hmm, mungkin itu nomor 3. Wahai, alasan pertama adalah dia jatuh cinta, pada pandangan yang pertama. Sesederhana itu, semudah itu. Silahkan baca tulisan sejarawan atau pujangga, mereka akan setuju denganku. Wahai, cinta tak mengenal raja, panglima, warna, orang miskin atau kaya, berada atau tidak berpunya. Begitu mudahnya Alexander sang Raja jatuh ke pelukan Alexandria. Apalagi aku, lelaki biasa yang sudah setahun lalu ingin kesini sambil mengiba, itupun tak dibawa.
#catatanalexandria
1 note · View note
panglimaseberang · 7 years
Text
Takdir, Harapan, dan Semesta
Semesta sering berkonspirasi membentuk titik impuls kejut rumit berjuluk takdir.
Angin pun begitu, malah tidak mau bantu. Padahal tugasnya menghantar kabar rindu.
Bersyukurlah kalo ada hujan. Walaupun kabar angin tak terdengar, minimal spektrum suaranya membentuk tenang.
Semua tentu punya keinginan, Berharap terwujud dengan nyaman. Itu kan maunya kita.
Kalau tidak? Bagaimana? Ya, sabar.
Bukan malah benci, nangis tidak karuan, jongkok di samping bak kamar mandi, lantas menyiram segayung air ke kepala.
Padahal, gampang saja. Kita hanya perlu menjalani hidup seperti biasa, sambil terus memperbaiki diri, memperbanyak manfaat, mengurangi maksiat.
Kita tidak tahu, bahwa saat harapan takdir tidak terwujud. Takdir lain telah tertulis dengan rapi, cepat, dan lebih indah.
Dan saat palu di ketuk, Semesta akan tunduk mendukung kita, apapun yang terjadi.
4 notes · View notes
panglimaseberang · 7 years
Text
Jenderal, Panglima, dan Doa
Berperang berarti memperebutkan sesuatu. Pertaruhan antara menang dan kalah.
Banyak Jenderal mengira, bertempur harus tentang banyak nya pasukan, liciknya strategi, dan jitunya taktik. Tapi para Jenderal lupa, terlalu cepat meremehkan musuh yang jumlah nya sedikit. Merendahkan kekuatan tak terlihat. Lupa bahwa lawan mereka bukan orang sembarangan.
Di sisi lain.
Panglima sejati tahu, bahkan sangat tahu. Ada yang lebih berbahaya dari pasukan, strategi, dan taktik. Itulah kekuatan tak terlihat, yang membuat panggung sejarah kebingungan bertanya-tanya tentang kehancuran sebuah pasukan musuh tanpa pertumpahan darah.
Panglima sejati paham, bahkan sangat paham. Bahwa, setelah mempersiapkan pasukan, memaksimalkan usaha. Sempurnakan semuanya dengan kekuatan terakhir.
Kekuatan itu adalah doa. Yang jika dilantunkan, maka langit akan bergemuruh, angin angin cepat bersahutan, gunung gunung bergetar menggeram. Bersatu, lantas bahu membahu, membantu menghancurkan. Musnah sudah sang musuh, hancur berantakan, tanpa ampun.
Maka.
Mendapatkanmu layaknya berperang.
Aku harus menyiapkan strategi, taktik, dan kekuatan. Mengasah pedang, memakai pelindung, menaiki kuda. Memaksimalkan semua usaha. Lantas di akhir persiapan dan di awal peperangan. Aku akan berdoa. Meminta yang terbaik.
Jika sudah begitu, melawan 100 bahkan 1000 orang pun, aku berani.
3 notes · View notes
panglimaseberang · 7 years
Quote
Minggu ya?
Pokemon, Naruto, Avatar, Power Rangers, Ultraman, Detective Conan, Doraemon, Ninja Hatori, Sinchan, Dragon Ball, Blitch, Digimon, Bakugan, Spongebob, Rudy Chalkzone, Jimmy Neutron, Tsubasa, Yu Gi Oh, Beyblade, Fairy Tale, Gundam, Chibi Maruko Chan, Inuyasha, Saint Saiya, Hamtaro, TMNT, Marsupilami, Let's and Go.
2 notes · View notes
panglimaseberang · 7 years
Quote
Boleh dong, seboleh kamu makan sendok tanpa nasi
Jawaban untuk yang tadi :)
1 note · View note
panglimaseberang · 7 years
Quote
Ustadz, boleh kah kita menyebut nama ikhwan yang kita sukai dalam shalat istikharah?
Pertanyaan yang bikin senyum berjarak se perut kamu, lebar. *eh enggak *eh tapi iya *eh kan emang perut kamu leb…*oke, damai ya damai
1 note · View note
panglimaseberang · 7 years
Text
Penghujung Musim
Bulan maret. Itu artinya bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada musim dingin. Juga kepada selimut tebal, celana dalam legging emak emak, kaus kaki, air hangat, jeruk kuning pucat, sunkiss kuning terang, melon hijau langit, dan strawberry merah merana.
Esok, ketika musim dingin benar berakhir, maka kisah akan terkenang. Rusuh saat hujan turun, duduk rame-rame dekat pemanas, gemeteran menunggu angkutan. Oh iya, jangan lupakan napas asap bau naga yang sering di pamerin ke orang, itu bau broder.
Kita berjumpa dan akan berpisah.
Musim dingin memang berakhir. Tapi aku dan kau jangan. Kita masih punya musim semi dan musim musim yang lain. Kita akan punya cerita dan mimpi hebat yang lain.
Maka di penghujung musim ini, sempurnakan kenangan dengan selalu bersyukur atas apa yang telah kita jalani. Tutuplah kekurangan dengan terus memperbaiki diri.
Salam dingin, Cairo.
1 note · View note
panglimaseberang · 7 years
Quote
Dengarlah hai pria. Ganteng itu cuma perlu percaya diri.
Cermin, saat aku berkaca
2 notes · View notes