Tumgik
nellabercerita · 2 years
Text
Pertemuan
Desember 2018 membaca tulisannya @kurniawangunadi tentang cerpennya yang berjudul “ Bolehkah Kucuri Sedikit Rahasia? “, intinya menurut saya tentang bagaimana seseorang yang sedang menjalani penantian ingin mengintip sedikit masa depannya, apakah akhir penantiannya itu sesuai yang dia harapkan. yang mau lebih jelas boleh langsung mampir ke tumblr mas @kurniawangunadi.
Setelah membaca itu saya merasa , wah ternyata bukan saya saja yang penasaran tentang bagaimana perjalanan kita dimasa depan,  dengan siapa kita menikah, orang seperti apa dia, dan masih banyak lagi rasa penasaran yang menggunung di dalam benak.
Pertemuan. 
Apakah dengan dia yang sebelumnya berpisah?
Apakah dengan dia yang saat ini bertemu satu minggu sekali?
Apakah dengan dia yang memang belum pernah dipertemukan?
7 notes · View notes
nellabercerita · 5 years
Text
Cerpen : Bolehkah Kucuri Sedikit Rahasia?
Kalau benar kita akan dipertemukan, bolehkah kucuri sedikit rahasiaNya? Agar aku tahu, kalau aku sedang menunggu yang baik sekaligus yang terbaik bagiNya. Agar kekhawatiranku mereda.
Aku khawatir jika aku diuji melalui pernikahan. Aku selalu bermimpi melalui pernikahan kudapati orang yang bisa berjalan seiring, sesisi, bisa menenangkan jalan ke depan. Tapi, melihat bagaimana jalan hidup disekitarku, banyak di antara temanku diuji melalui pasangannya; yang berkhianat, yang kasar, yang tak bertanggungjawab, semua hal yang kutakutkan. 
Kalau benar kita akan dipertemukan, bolehkah kucuri sedikit rahasiaNya? Agar aku yakin, kalau apa yang kupersiapkan sampai hari ini tidak menjadi sia-sia. 
Aku telah menyiapkan banyak hal untuk menyambutmu, apa jadinya nanti kalau segala bentuk persiapan ini menjadi tiada artinya bagimu? Bagaimana jika semua persiapan ini, tidak bisa kuceritakan kepadamu, juga tidak mendapatkan sambutan yang hangat.
Kadang kurasa, ketakutan ini berlebihan. Tapi bagaimana ceritanya, hidup memberiku gambaran yang berbeda dari anganku. 
“Bolehkah Kau ceritakan sedikit rahasiaMu?”, doaku suatu malam, sembari menangis. ©kurniawangunadi | 30 Desember 2018
2K notes · View notes
nellabercerita · 7 years
Text
Hai
hai, sudah lama tidak bersua dengan tumblr, bukan tak sempat tapi kalah dengan rasa malas untuk menulis lagi. Memulai lagi itu susah ya ternyata (mungkin karena sudah lama tidak terasah), pokoknya hai tumblr, mari kembali menjadi dekat :)
1 note · View note
nellabercerita · 8 years
Text
Lelah 😧
Memperjuangkan anda yang tidak ingin diperjuangkan? Mencari topik untuk memulai sebuah percakapan di saat tak satupun percakapan anda mulai? Berusaha menerima anda apa adanya disaat anda selalu mencela apa adanya saya? Untuk apa? Sepenting itukah anda merasa?
1 note · View note
nellabercerita · 8 years
Quote
Menjadi panutan bukan tugas anak sulung kepada adik adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua untuk semua anak
Sabtu bersama bapak -adhitya mulya
5 notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Note
selamat sore. saya ingin bertanya kalau kak herri inginnya menikahi perempuan yang kalau memang bekerja jenis pekerjaan seperti apakah yang masuk jadi kriteria kak herri? terimakasih. salam anon kepo. >.>
Anon Kepo: Kriteria Pekerjaan Istri?
Selamat Sore, Anon!
Kalau menurut saya, perempuan itu adalah partner laki-laki, bukan subordinat atau di bawah bayang-bayang dominasi laki-laki. Tidak seperti itu. Perempuan itu mempunyai kewajiban yang sama seperti laki-laki sesuai dengan kadarnya masing-masing. Nah, masalah kadar inilah yang sering menjadi perdebatan, sebab takarannya tentu penuh dengan tafsiran. Tapi, pada dasarnya hak dan kewajibannya sama. Misal, menurut saya, dalam mengurus rumah tangga dan anak haruslah berdua. Keduanya harus bekerja sama sebagai sebuah tim. Berbagi tugas karena kesadaran, bukan karena budaya. Misal, urusan rumah tangga adalah kewajiban istri itu budaya. Rasulullah saja mencuci baju sendiri. Jadi sadar bahwa hak dan kewajiban itu berangkatnya dari kesetaraan. Ini dasar sekali sebelum bicara mengenai pasangan kita. Pahami bahwa kita juga memiliki hak dan kewajiban yang sama, baru membicarakan hak dan kewajiban orang lain.
Sekarang, mengenai istri yang bekerja. Saya, pada dasarnya punya prinsip: kehadiran saya dalam kehidupan istri adalah untuk membantunya mencapai segala impiannya. Menjadi orang yang menemani proses ia menjadi sosok yang diinginkan. Menjadi sayap sebelah kanan untuk ia dapat terbang. Menjadi kaki sebelah kiri untuk ia dapat berlari. Menjadi sesuatu yang justru dengan kehadiran saya mempercepat itu semua, bukan malah menghambat. Apa jadinya jika kehadiran saya justru menghentikan karir yang telah ia bangun, bisnis yang telah ia rintis, penelitian yang telah ia susun? Apapun yang ia mau, selama kita menjadi sebuah tim dengan tujuan yang jelas dan paripurna, pasti akan saya dukung.
Pun, saya tidak mau anak-anak kami ketika besar nanti tidak memiliki sesuatu yang bisa diteladani dari ibu mereka; perjuangan, integritas, kecerdasan, dan keshalihan. Sosok yang didamba oleh suami dan anak-anaknya, bukan?
867 notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Quote
Ingat, sekuat apapun perasaanmu pada seseorang, Allah mampu membalikkannya, seketika.
(via dinadianne)
1K notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Note
selamat sore. saya ingin bertanya kalau kak herri inginnya menikahi perempuan yang kalau memang bekerja jenis pekerjaan seperti apakah yang masuk jadi kriteria kak herri? terimakasih. salam anon kepo. >.>
Anon Kepo: Kriteria Pekerjaan Istri?
Selamat Sore, Anon!
Kalau menurut saya, perempuan itu adalah partner laki-laki, bukan subordinat atau di bawah bayang-bayang dominasi laki-laki. Tidak seperti itu. Perempuan itu mempunyai kewajiban yang sama seperti laki-laki sesuai dengan kadarnya masing-masing. Nah, masalah kadar inilah yang sering menjadi perdebatan, sebab takarannya tentu penuh dengan tafsiran. Tapi, pada dasarnya hak dan kewajibannya sama. Misal, menurut saya, dalam mengurus rumah tangga dan anak haruslah berdua. Keduanya harus bekerja sama sebagai sebuah tim. Berbagi tugas karena kesadaran, bukan karena budaya. Misal, urusan rumah tangga adalah kewajiban istri itu budaya. Rasulullah saja mencuci baju sendiri. Jadi sadar bahwa hak dan kewajiban itu berangkatnya dari kesetaraan. Ini dasar sekali sebelum bicara mengenai pasangan kita. Pahami bahwa kita juga memiliki hak dan kewajiban yang sama, baru membicarakan hak dan kewajiban orang lain.
Sekarang, mengenai istri yang bekerja. Saya, pada dasarnya punya prinsip: kehadiran saya dalam kehidupan istri adalah untuk membantunya mencapai segala impiannya. Menjadi orang yang menemani proses ia menjadi sosok yang diinginkan. Menjadi sayap sebelah kanan untuk ia dapat terbang. Menjadi kaki sebelah kiri untuk ia dapat berlari. Menjadi sesuatu yang justru dengan kehadiran saya mempercepat itu semua, bukan malah menghambat. Apa jadinya jika kehadiran saya justru menghentikan karir yang telah ia bangun, bisnis yang telah ia rintis, penelitian yang telah ia susun? Apapun yang ia mau, selama kita menjadi sebuah tim dengan tujuan yang jelas dan paripurna, pasti akan saya dukung.
Pun, saya tidak mau anak-anak kami ketika besar nanti tidak memiliki sesuatu yang bisa diteladani dari ibu mereka; perjuangan, integritas, kecerdasan, dan keshalihan. Sosok yang didamba oleh suami dan anak-anaknya, bukan?
867 notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Text
Kemarin saya mengalami hal yang sama mas gun 😅
Test Drive
Hari ini (1/6) Rara (nama mobil saya) diseruduk dari belakang oleh pengendara sepeda motor. Saya menghentikan Rara karena ada truk yang tiba-tiba belok di depan, kecematan mobil hanya berkisar 30-40 km/jam dalam kondisi padat. Motor yang nyeruduk jelas kecepatan lebih dari itu.
Stereotip yang ada di jalan adalah, kalau ada kecelakaan antara mobil dan motor. Yang salah adalah mobil. Kecepatan mobil tidak akan lebih dari 40km/jam di jalan yang padat dan sempit, itu adalah fakta. Dengan badan kendaraan yang besar, tidak bisa asal salip seperti motor. Tapi, mau gimanapun. Ada bentukan yang stereotip yang lebih besar bahwa memiliki mobil = kaya, kemudian kalau ada kecelakaan yang “kaya” harus bertanggungjawab meskipun pada fakta di lapangan yang salah adalah pengendara motornya.
Rara rusak bumper belakangnya (dan besok mau saya copot). Sebagai pengguna kedua jenis moda transportasi itu (motor dan mobil), saya memahami perspektif keduanya. Bagi yang tidak pernah menyetir mobil, mungkin tidak tahu bagaimana pusingnya berada di jalanan di tengah ruwetnya dan tidak tertibnya pengendara motor. Sebab itu pula, ketika berkendara motor saya lebih berhati-hati dan toleran terhadap pengguna mobil.
Memahami perspektif keduanya memang penting.
Tapi, ada satu perenungan menarik selepas kejadian hari ini. Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa kondisi jalan raya (lalu lintas) sebuah negara memperlihatkan kondisi negara dan masyarakatnya dalam banyak hal (hukum, pendidikan, dsb). Jalan adalah tempat ujian psikologis (psikotest) yang lengkap.
Bagaimana kondisi psikologis seseorang dalam situasi lalu lintas yang tidak teratur, bagaimana menyikapi rambu dan lampu lalu lintas, bagaimana menghadapi macet, bagaimana parkir dan sebagainya bisa menggambarkan pribadi seseorang. Mungkin kalau ada ujian seleksi calon pasangan hidup, harus ada “test drive” di jalan raya (khususnya di Indonesia), haha.
Menjadi pengemudi (driver) itu memastikan kendaraan yang dibawa sekaligus penumpang di dalamnya selamat dari satu tempat ke tujuannya. Bagaimana kalau pengemudinya tidak taat aturan, tempramental, suka ngebut, membahayakan orang lain (juga penumpangnya), merokok di dalam mobil (saya sangat membenci ini), atau suka mengumpat pengendara lain hanya karena di salip atau macet, tidak sabaran, dan lain-lain.
Mengemudikan kendaraan itu benar-benar bisa menunjukkan karakter seseorang. Kan kalau mau mengenal seseorang ada 3 hal yang perlu dilakukan;
Melakukan perjalanan bersama
Menginap bersama
Pernah bertransaksi (entah hutang piutang atau jual beli)
Berkendara adalah penjabaran kecil dari poin nomor satu. Bagaimana perjalanan di jalan menjadi media untuk kita tahu bagaimana kondisi psikologisnya.
Kan kita tidak mau dan tidak nyaman melakukan perjalanan bersama dengan orang yang bagi kita tidak asyik buat diajak jalan bareng, apalagi membahayakan perjalanan tersebut. Apalagi, perjalanan itu seumur hidup :)
Yogyakarta, 1 Juni 2016 | © Kurniawan Gunadi
371 notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Text
Kembali Bertemu
Kemarin, kembali bertemu, rasanya masih sama ternyata, sesaknya masih sama, rasa ingin memilikinya masih sama, semuanya masih sama dari sisi saya. Jadi usaha 1 tahun ini untuk apa? Kalau ternyata bisa kalah dengan pertemuan 15 menit kita kemarin?
0 notes
nellabercerita · 8 years
Text
Harus siap bila dijauhkan, bukan hanya siap untuk di dekatkan saja
Harus siap bila dijauhkan, bukan hanya siap untuk di dekatkan saja, bahasan ini lagi, umum tapi susah menjalaninya, tampak mudah tapi sulit menerimanya. Saya sudah meminta "jika memang dia maka yakinkanlah, jika bukan maka jauhkanlah, hilangkanlah dan gantilah dengan pilihan terbaik Engkau", lalu ketika memang sudah dijauhkan rasanya sakit hati, gak ikhlas, pengen nangis tapi setelah di pikir " lho? harusnya saya bahagia karena Allah masih sayang, masih di jauhkan mungkin karena bukan dia yang dipilihkan atau memang belum saatnya ". Saya yang meminta tapi saya yang belum siap. Sempat di tegur oleh seorang teman "kamu ya jangan siap untuk didekatkan aja, curang itu namanya, harus siap juga untuk dijauhkan. Kan doa nya gitu, tandanya doanya di denger lho" dan serasa tertampar mendengarkan, iya ya betul, sekarang saya siap kok kalau memang akan di jauhkan ataupun di dekatkan ☺
2 notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Quote
Entah siapapun kau di masa depan, diam-diam doaku selalu melindungimu. Doa agar kau terus menjadi sosok yang lebih baik, dan doa agar kau berjalan lebih cepat menemukanku.
(via mbeeer)
1K notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Quote
Kau dan aku mungkin hanya berjarak keraguan
Frida Kusumastuti (via kurniawangunadi)
1K notes · View notes
nellabercerita · 8 years
Text
Hei hati!!
Hei hati mengapa belakangan ini kamu sering merasa iri? Ayo bersyukur Hei hati mengapa belakangan ini kamu sering merasa resah? Ayo sholat agar kembali damai Hei hati mengapa belakangan ini kamu sering merasa bimbang? Ayo Yakinlah Allah pasti pilihkan yang terbaik Hei hati mengapa belakangan ini kamu sering merasa bingung? Ayo mantapkan kembali niat Hei hati mengapa belakangan ini kamu sering bersedih? Ayo BAHAGIA
0 notes
nellabercerita · 8 years
Text
Kemarin kemarin sempat kembali merasakan rasa itu lagi, sampai sampai cerita ke ade yang lagi hijrah di jogja sana, tapi setelah seminggu ini meminta kepastian dari yang Maha Membolak balikan hati, mungkin cuma rasa yang salah ditafsirkan karena terburu buru menyimpulkan. (masih mungkin, karena ntah siapa yang nanti Engkau pilihkan untuk pelabuhan terakhir, mungkin dia atau mungkin yang lain)
0 notes
nellabercerita · 8 years
Text
Saat dines malem tiba tiba dapet wa dari seorang sahabat (perempuan, kita panggil A) A : Nel, galau S : why? A : galau S : iya kenapa? A : ntah lah, yg jelas galau Pertama sempat bingung "lha galau pasti ada sebabnya" pikir saya, tapi setelah di pikir lha ternyata saya juga merasakan hal yang sama 'galau'. Bukan karena hal spesifik tapi karena semua hal mulai kepikiran jadi satu dari mulai kerjaan, keuangan, liburan dan jodoh. Saya tau ternyata sahabat kenapa ketika di tanya 'why?' Gak ada jawaban yang pasti
0 notes
nellabercerita · 8 years
Text
Ketika sudah dewasa, di dalam sebuah hubungan fisik tak harus menjadi hal yang utama, begitu pula dengan harta. Tak dapat dipungkiri, mencari laki-laki yang mapan adalah salah satunya. Namun bagiku, ada yang lebih penting dari itu semua. Adalah kekuatan untuk saling menyayangi dan saling mempertahankan. Sebab semakin dewasa sebuah hubungan, semakin banyak rintangan dan cobaan.
Terlebih ketika menikah nanti. Menikah bukan hanya dalam jangka waktu satu bulan, atau satu tahun saja. Tetapi (seharusnya) sampai maut memisahkan. Jika melandasi sebuah hubungan dengan materi semata, itu juga tak akan berlangsung lama. Sebab kehidupan itu, bagai bianglala. Ada masa kamu berjaya di atas, ada masanya pula tiba-tiba kamu tersungkur jatuh ke bawah. Jika berlandaskan karena fisik, tak selamanya wajah wanita itu cantik. Dengan bertambahnya usia, akan membuat wajahnya semakin menua.
Aku percaya, hubungan yang dilandaskan atas dasar kesetiaan, kasih sayang dan kekuatan lah yang akan bertahan lama. Aku percaya, saat dua orang yang saling setia, saling menyayangi, dan saling memperjuangkan, mereka akan tetap bertahan dalam kondisi apapun, tidak peduli dengan masalah apa yang akan mendatangi mereka.
Karena mereka akan selalu percaya, walau seburuk apa masalah yang sedang menerpa mereka, masih ada tuhan yang tidak pernah tidur.
Maka, carilah seseorang yang dengannya surga menjadi lebih dekat. Carilah seseorang, yang dengannya kau tak pernah merasa bosan. Carilah seseorang, yang dengannya kau bisa mewujudkan impian-impian.
314 notes · View notes