Tumgik
kphpdraisme · 5 days
Text
Baik buruk nisbi
ولا تنكحوا ما نكح آباؤكم من النساء إلا ما قد سلف إنه كان فاحشة ومقتا وساء سبيلا [ النساء : ٢٢ ]
Menakjubkan sekali.
Lihatlah, ada satu perbuatan yang Allah gandengkan 3 keburukan berlipat bersamanya.
Janganlah menikahi orang yang sudah dinikahi bapakmu!
Sebab itu perbuatan keji. Allah benci. Seburuk-buruk jalan yang ditempuh.
Mudah untuk yakin, larangan-Nya pasti berujung keburukan, perintah-Nya berujung kebaikan, pasti.
Hingga, untaian seorang dosen kemarin di kelas, membuatku menemukan diri 'jatuh cinta berkali kali' pada apiknya Allah menuntun manusia,
"Pada zaman itu, menikahi istri bapak -apalagi bila bapak telah tiada- adalah normal. Bahkan, 'wanita yang ditinggalkan' bapak, adalah warisan untuk anaknya. Maka lihatlah, ketika pelarangan ini hadir, Allah sekaligus mengubah indikator 'baik-buruk' di tengah manusia"
Dam. Indikator baik-buruk, cuy.
As simple as, Ini baik karena Allah bilang baik, ini keji karena Allah bilang keji 🫢
Betapa kagumnya kita pada pola pikir ini,
Ketika hari ini menemukan dunia barat berikut seluruh 'akademisi'nya yang kebingungan mengartikan 'wanita' dan sejauh mana 'ia bisa berkarya'.
Menemukan si kecil yang baru lahir namun kebingungan melihat para ibu berdebat 'sejak usia berapa anak mereka harus belajar toilet training'.
Menemukan anak yang sakit kepala di ujung ruang kamarnya, tak mampu tahu, 'sebagai apa' ia harus mendefinisikan dirinya.
Lihat, betapa baiknya Allah, menyelamatkan manusia hingga tak menjadi gila dengan berputar pada ucap, "baik-buruk adalah nisbi! semua tergantung kepala dan kata hati!"
Maka, siang itu, kelas ditutup kalimat kunci ketenangan,
"أنت تضع رغبتك تحت إرادة الله"
Ketika engkau meletakkan maumu, di bawah mau-Nya.
'Aku menikahi wanita yang melahirkan saudara lelakiku, dan satu dunia tak berhak membendung dua insan yang saling suka!
See, how ridiculous.
And all those things will end with just, "My God hate it, and i'll stop do that"
Allahuakbar, how gorgeous.
Tumblr media
Bersama manusia yang lately sering lebih 'tenang' dalam diskusi karena telah berkenalan dengan ucap "ya, Allah ngebolehin sih, kenapa kita harus ribet ngelarang yak?"
Alhamdulillah
3 notes · View notes
kphpdraisme · 11 days
Text
Love language-ku
Mungkin, bonding utama keluarga ku, banyak terjadi di momen ini.
Di perjalanan, tanpa sinyal, ditemani mual.
Ketika tiada notif yang mendistraksi, dan obrolan yang tak habis-habis sebab sumbernya silih berganti sesuai pejalan yang melewati kami.
Aku belum pernah bercerita ya, seberapa besar ayah mencintai umi?
Di suatu malam, aku mengutarakan hal ini pada umi, tentang fakta menarik yang perlu umi salting kan,
'Aku sadar ayah sayang aku, tapi tak pernah kutemukan sorot matanya melihat umi, dilakukannya pada kami bertiga!'
Umi tertawa, menyangkal, hingga menuduhku 'sedih' tak dicintai. Aku berkilah, ini nyata. Dan aku gemas betul melihatnya.
Dalam bahtera rumah tangga beliau berdua ini, aku melihat bukti nyata dari ucap guruku di kelas saban hari, "Kunci utama langgengnya kapal itu, bukan cinta bergelora, atau uang berlimpah, tapi 'saling memaklumi'
Dalam kapal umi dan ayah, kulihat dua insan yang tak pandai mengutarakan ucap manis, namun saling berlomba berkorban sebaik mungkin untuk satu sama lain. Tak penuh tuntutan, tak penuh tuduh satu sama lain. (Meski kuyakin, ini, tak jadi dalam semalam:""")
Tak pandai menyulam kata, apalagi janji janji. Bahkan, sering kali mereka ini, dalam momen manis pun isinya 'guyonan' mengganggu satu sama lain (tak heran love language ku beradu debat pada setiap insan yang kucinta wkwk).
Dalam deruman gas di roda empat berisikan dua insan ini, kulihat umi yang sabar menyuapkan ayah nasi goreng meski berulang kali mengusap dada bila ayah tak menuruti ucapnya untuk lebih tenang dalam berkendara,
Juga, ayah yang sabar tetap melempar komedi dari segala sisi, meski berulang kali umi mengagetkan ia dengan kekhawatirannya pada mobil yang muncul tiba tiba di kelokan.
Tumblr media
Mereka tak sempurna, aku maklum, satu dunia juga tahu,
Namun kemampuan keduanya menerima takdir Allah sebaik mungkin, dan memintalnya menjadi ladang ibadah terhebat, yang salah satunya berbentuk 'kami bertiga', membuatku kagum.
Semoga Allah sayangi ayah dan umi selalu, Allah berikan taufik dalam setiap detiknya,
Allah kumpulkan selalu kita, di dunia, dan kelak di syurga-Nya pula.
16 notes · View notes
kphpdraisme · 19 days
Text
Sore itu hujannya serupa malam ini, lembut turunnya. Aku jadi terkenang momen indah itu.
Di tengah kerumunan anak-anak yang sudah mulai menguap, bunda bermata bundar itu berdiri. Menggenang air mata kulihat di pelupuk matanya. Sekaligus harapan besar, kutangkap dari jemarinya yang menangkup microphone dengan dua tangan, untuk bertanya.
"Syaikhah, bagaimana kah ibunda disana mendidik anak mereka? saya kira orator cilik berlatarkan puingpuing rumah mereka itu, seharusnya tak punya waktu berlatih public speaking"
Suaranya bergetar, tapi matanya tajam sekali.
Aku meneguk ludah, berusaha tersenyum meski segera memutar otak berupaya mencari kosakata agar pertanyaan 'berbahasa ibu' ini bisa sampai ke Syaikhah dengan 'bobot' serupa.
Dan jawaban Syaikhah indah, seperti biasanya.
"Tak ada sesuatu yang baru, kami hanya menerapkan apa yang sudah seharusnya. Pada jiwa mungil itu, ada 4 tahap cinta yang kami ajarkan,
Satu, mereka harus cinta pada Penciptanya.
Dua, pada Rasulnya. Tiga, pada kitab sucinya. Empat, baru lah pada kami, ayah ibunya.
Allah lah yang akan membersamainya selamanya, mereka harus kenal Dia. Sedangkan kami, tak selamanya bisa mendampingi.
Tauhid, kuncinya selalu disana."
Percakapan ini berakhir dengan sang ibunda yang memeluk erat syaikhah sembari memperkenalkan dua putrinya yang dalam perjuangan menghafal al Quran. Pelukan itu menguar hangatnya, sehangat jawaban Syaikhah tadi, sehangat wajah syaikhah mendoakan dua puteri tadi.
Sehangat hujan di sabtu sore itu, bersama banyak tangisan ibunda lainnya yang berujar doa untuk anak-anak mereka.
Ibu, dan doa-doanya, dan harapan harapannya.
Indah ya.
2 notes · View notes
kphpdraisme · 24 days
Text
Here i am, repeating words on me:
Membaca berita mereka jangan menggunakan emosi. Menghadapi kabar mereka tak boleh gampang tersulut amarah. Kurangi share tentang darah. Be logic in accepting. Be logic, fatimah.
But how could i,
When the news coming, and those people adding their name with 'Syahid', at the same time i am sitting peacefully looking my phone, picking....news(?)
It's crazy to accept fact, windows in front of me are so calm, while they are struggling to death with dozen drones and death around them.
حسبنا الله نعم الوكيل، اللهم سدد رميهم، اللهم ثبت أقدامهم
Tumblr media
detik tulisan ini di buat, kaum kera itu membuka pencapaian kejahatan baru : mengebom tenda jurnalis dan pengungsi di dalam rumah sakit.
فبشرهم بعذاب اليم
Selamat.
1 note · View note
kphpdraisme · 1 month
Text
Tumblr media
Aku menahan napas, demi menggulir gambar di galeri hape dan menemukan 'mimpi' itu tahun lalu masih jauh sekali rasanya.
'Menyampaikan cinta' secara langsung pada ahlu Syam, ahlul Ardil Mubarakah. Aih, rasanya bak fatamorgana.
Dan hari-hari ini tiba, ketika Allah membuktikan, bahwa Ia tak pernah lupa doa-doamu.
Dalam dua pertemuan yang 'singkat', kupastikan tak sedetik terlewat tanpa adanya nasihat darinya. Semua topik kuangkat, semua hal ku bahas, entah kemana mana bincang kami kemarin. Namun, hangat saja rasanya. Seluruhnya indah. Suara lembutnya masih membekas, semua doa doa hangat itu masih terdengar jelas.
"Maka jawabanku pun akan serupa lagi wahai Fatimah, Jagalah Allah, luruskan selalu niatmu. Untuk Allah, untuk agama-Nya. Dan, selesai. Tak usah kamu pusingkan banyak perkara. Sedangkan, pada wanita, seluruh aspek hidupnya ialah Jihad!"
Ucapnya, pada tanya kesekianku, yang kala itu menggerutu perihal tuntutan -entah siapa- memiliki rancangan masa depan nan super duper kudu harus detail, argh. Aku pun masih teringat kekehannya pada selorohku, "apa Imam bukhari punya rancangan detail bagaimana ia menghimpun shahih bukhari? rasanya tidak kan ustazah..."
Jadi, semoga Allah jaga ia, beserta keluarganya, dan keturunannya. Semoga pula doa terakhir jumpa kita itu Allah ijabah segera, semoga pertemuan selanjutnya bisa berjamaah bersama di pelataran masjid al Aqsha sana.
في رعاية الله، يا شيختنا..
Featuring cermin berbentuk Tanah yang Diberkahi itu, bergetar jemariku menyentuhnya. Bukan sebab si benda, namun fakta pemberinya Allah hadirkan langsung dari penduduk asli sana, ya rabb, alhamdulillah!
4 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months
Text
Jakarta yang berbeda, atau aku yang sudah terbiasa ya?
Beberapa tahun lalu, setiap ke ibu kota, selalu menyisa rasa yang luar biasa. Banyaknya menangis sih hehe, hatiku selalu lemah demi merenungi ledakan banyaknya hidup manusia yang tiba-tiba tampak dimata.
Larut hidup bersama semua disini, pantikan itu banyak mati. Tempo yang cepat, siang malam bergulir tanpa jeda. Senin menuju jumat terus menerus.
Cepat sekali, penghayatan itu jadi nyaris benar benar mati. Semua yang cepat, benar memang menghilangkan hikmah.
Yah, semoga saja aku tetap tidak terbiasa, menyeramkan melihat hari hari lewat tanpa penghayatan.
#TebarHikmah ihiy
4 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months
Text
Kemarin, di Rumah sakit
Bukankah, memang seperti ini harusnya Rumah Sakit bekerja?
Lampu temaram, wewangian lembut menenangkan, tv dinyalakan tanpa jelas tayangan, dengan bangku-bangku berisikan suami istri menunggu giliran dipanggil,
Atau pekerja kantoran yang menyandarkan kepalanya sembari melepas penat,
Atau nakes bermasker dan baju lengkap, hilir mudik mengganti alat-alat kesehatan.
Bukankah, harusnya semenangkan ini, menanti dirawat?
Tidak dengan tekanan peluru sniper. Atau ancaman bom. Atau pekikan ibu yang menemukan jasad anaknya. Atau ayah yang mencari jasad anaknya. Atau operasi yang tak berjalan karena tiada bahan bakar, tiada obat, tiada anestesi. Atau tangisan yang riuh mencekam, karena operasi tetap berjalan, dengan tanpa anestesi.
Tanpa lampu temaram, tanpa setitik cahaya.
Wahai Gazaku, yang Rumah Sakitnya lebih banyak menerima korban jiwa daripada korban luka,
Semoga tiap darah yang tergenang, dan mengukir dinding-lantai itu,
Menjadi saksi atas, tiap nyawa, yang tidak diam pada kezhaliman.
Wahai Gazaku, hari ini aku masih iri padamu. Pada harap tinggi akan janji Tuhan kita yang kau yakini tanpa tapi.
Dan, aku benar benar iri.
10 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months
Text
Masakan Cinta
Ummi dan ikhtiarnya pada makanan kami itu, luar biasa.
Ia dengan kesibukannya, namun disiplin untuk selalu memastikan kami berangkat dengan sarapan bikinannya, membawa bekal untuk di sekolah, dengan seluruh 'condiment' hingga tak ada argumentasi jajan pada kami.
Dulu kukira semua ibunda berbuat begitu, semua ibu bangun dini hari dan memasakkan makanan bervariasi setiap harinya, sebelum mereka bekerja.
Dulu kukira semua meja makan berisikan lauk 4 sehat 5 sempurna di tiga kali waktu makan.
Ternyata, umi, salah satu diantara ibunda yang berikhtiar maksimal di ranah 'menjaga apa apa yang masuk lewat mulut kami' ini.
Ternyata ini pula diwariskan dari nenek, sebagaimana kisah umi sedari dahulu,
Meja makan selalu sudah bersih jam 6 pagi, karena nenek harus pergi ke puskemas segera. Dan dipastikan pula, jam segitu semua anaknya telah tenang perutnya, dan akan tenang lagi kelak, ketika pulang dan menemukan makanan sudah tersaji di meja.
Berkat teladan dua wanita hebat inilah, Allah tambahkan 'obsesi' seorang Fatimah. Baiklah, kita pula harus maksimalkan ikhtiar 'semua hal yang masuk ke keluarga' kita ini.
Baik makanannya, baik hartanya, baik ilmunya, baik barang yang dibelinya.
Pula keluarnya kelak kemana saja,
Baik bekas penggunaan barangnya, baik alokasi uangnya, baik pengamalan dari tiap ilmunya.
Terimakasih, ummi, nenek, atas ikhlasnya ikhtiar di ranah ini, atas 'obsesi' kalian tetap 'menjaga makanan kami' di tengah seluruh tanggung jawab kalian di luaran sanaa. Semoga, keberkahan Allah panjangkan dalam amal tiap anak-anak umi dan nenek 💘
Tumblr media
--Ayam rica kemangi beserta nasi liwet, hehe, yang beberapa hari lalu disuguhkan pada umi ketika menyambangi kami disini. Balasannya, senyuman lebar ditambah beberapa catatan kecil untuk perbaikan kedepannya.
Sebenarnya juga, setiap kami, tersibukkan pada 'persiapan masak' ini, umi suka ngomel ngomel dari jauh, "beli saja! Kalian toh sudah sibuk belajar, berkegiatan, jangan menyusahkan diri sendiri"
Namun argumentasi itu sering tak bisa berlanjut, tiap kali kubawakan kisah di atas~
Siapa suruh jadi teladan, ibunda?
------tulisan ini keluar di tengah waktu rehat kampus, demi menyalurkan rasa sakit perutku yang luar biasa ini, akibat kemarin hari ahad, jajan 😃🙏, hadeh...
5 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months
Text
Mereka juga pertama kalinya
Sesi kelas AKU kedua kemarin rollercoaster sekali, separuhnya dipenuhi tawa, separuh lainnya penuh air mata. Duduk paling depan dalam momen menuntut ilmu, adalah hal yang selalu kunikmati, entah bagaimana peluang mendapatkan point tersirat menjadi lebih besar, daripada sekadar mendengar rangkaian tersuratnya.
Karenanya, raut ustazah Poppy ketika menjelaskan setiap ayat, berbekas sangat sangat lama di relungku.
"Sungguh, Maha Baiknya Allah pada 'lupa' itu benar adanya. Saya tak mampu membayangkan bagaimana bila anak pertama saya tak Allah karuniakan lupa pada berbagai salah pengasuhannya oleh saya!" ujarnya berteriak, dengan usapan sapu tangan setelahnya.
Anak pertama, sering digadang menjadi momen 'trial' orang tua. Banyak 'coba-coba' dan 'luka' yang tanpa sadar tercipta. Sedangkan mereka, sang Keajaiban itu, anak-anak mungil itu, dengan tulusnya senang berhusnuzon pada orang tuanya, senang lupa pada salah pengasuhannya, mudah memaafkan dan lapang dadanya pada pukul tak sengaja atau tajam amarah sang ibunda.
Bukan, rangkaian di atas, tentu bukan keluar dari mulutku, aku belum Allah izinkan :))
Namun, ucap itu keluar dari mulut ustazah kemarin, dengan diamini seluruh ibu shalihah di ruangan (dan mungkin calon ibu, bilamana ada peserta 'calon' lainnya kecuali aku wkwk)
Aku kagum, kagum sekali. Menerima materi itu dengan status ku sebagai anak, rasanya terharu membayangkan, para anak lainnya yang 'orang tuanya' sedang dilatih mengakui salah. mengakui, tak benar untuk menuntut semua benar, pada anak.
Ini mengharukan, ketika menyadari agamaku, sungguh besar menekankan pada 'pentingnya' peran orang tua di hidup anaknya. "Terimalah, bermasalahnya anakmu, tersebab peranmu, ibunda. Maka berhentilah menuntut maaf pada mereka, kita yang harus duluan sadar, masalahnya dikita, mereka lahir dalam keadaan suci nan bersih"
jder. apa ga penuh tangis tuh satu ruangan.
Balik lagi, mendengar materi dengan statusku masih (hanya) sebagai anak, menghadirkan haru yang luar biasa.
Wahai Rabb... padahal mereka ini pun, selayaknya kami yang baru pertama kali menjadi anak, mereka pun pertama kali menjadi orang tua. Pertama kali menimang kehidupan di tangannya, pertama kali bertanggung jawab sebesar itu dalam hidup manusia. Wahai Rabb, lembutlah...
Ini hanya saja terlalu mengharukan, di satu sisi aku sadar betul arahan umum 'berbakti'-nya kami pada orang tua yang disyariatkan,
di sisi lain, aku sadar pula, betapa beratnya syariat menjadi orang tua, dan seberapa besar pertanggung-jawaban mereka.
Tidak ayah, tidak umi, aku tidak tengah menuntut kalian berdua. Sungguh, ayat Allah dan cinta-Nya telah sangat banyak kusaksikan, lewat wasilah kalian.
wa kafaa billahi syahiida.
Hanya saja... lebih dari itu, merenungi hebatnya kalian, hebatnya seluruh manusia sejak penciptaan pertama, dalam menanggung 'amanah' ini,
anakmu, hanya tengah meratapi diri, memandang hakikat keajaiban yang akan Allah lekatkan kelak padanya, akan bagaimanakah Allah menyaksikanku kelak?
Tumblr media
Seorang makhluk, yang menjadi wujud ayat rahmat-Nya dalam hidupku. Satunya lagi, menyusul segera yah. Mereka berdua ini, setiap harinya, tak habis habis menjadi wasilah cinta Rabbku.
Allahumma baarik.
4 notes · View notes
kphpdraisme · 2 months
Text
Terlalu banyak, yang tidak disampaikan padamu.
ini setidaknya, satu hikmah yang Allah tanamkan padaku, seorang makhluk, dengan niscaya akan hidup esok hari, untuk bersinarnya makhluk lain.
Seorang ibu, 'menunda' mimpinya, mencoret perlahan tuju-tuju masa depan dan mensubtitusinya pada Sang Keajaiban di tangannya, yang baru memasuki golden time pertumbuhan.
Seorang istri, menggigit keras bibir bawahnya, dengan derasan air mata yang menahan emosi, juga jutaan janji-janji akhirat yang ia paksa muncul di kepalanya, demi menaati ucap sang suami.
Seorang ibu yang sepanjang solat, berusaha keras melawan fikiran tentang rencana masakan untuk anak di sahurnya, atau menghempaskan kucuran kekhawatiran pada ketakutan telat bangun di esok hari.
Seorang ibu, dengan jutaan perjuangannya, melawan fikirannya, menelan emosinya, menikmati derasan tangisnya, menapaki hidupnya, merapihkan pagi, menata siang, menenangkan malam, meredam egonya, mengedepankan sabarnya, menekan kasarnya, memaksa lembutnya.
Pada jalan panjang, merenungi hari hari Allah mengajariku, satu makna yang mendebarkan sekali, kau akan memasuki fase menakjubkan itu.
Nantinya wahai Fatimah, di depan sana, pada dunia yang serba sorot hari ini, yang menormalisasi apresiasi hanya pada yang tampak dan terarsip secara digital,
nantinya, kamu akan dibebankan tugas dengan tiada lirikan kepadanya, tak ada sorot mata yang mengetahuinya, sedang pengorbananmu sangat besar, dengan terbataskan dinding-dinding rumah.
di depan sana, kamu akan diniscayakan, pada kelelahan yang tak sama sekali bisa didengar satu dunia, sedang bak tumpah ruah ingin kau suarakan pencapaianmu, upaya kerasmu menaklukan dirimu sendiri, demi solihnya anakmu, tenangnya jiwa pasanganmu.
di depan sana, terlalu banyak hari-hari penuh keajaiban, dengan hanya Allah yang melihatnya, juga hanya Ia yang mampu menghargainya.
Maka pertama kali diajarkan ini, peluk ku pada umi semakin dalam. Tubuh ini, dengan banyaknya cerita yang tak ia sampaikan padaku, atau mungkin cita-cita yang ia tunda demiku, dan betapa banyaknya kantuk yang ia buang demi panjang doanya untukku, berikut seluruh berat yang bahkan mungkin umi tak terpikir sama sekali untuk menuntut diringankan olehku.
---------
Para wanita itu, berhentilah bangga dengan hal-hal yang bukan dirinya. berhenti membanggakan suaminya yang menakjubkan di luar sana, atau anaknya yang sukses di sekolah. Itu semua bukan anda. berhentilah menipu diri. ambil lah suksesmu sendiri.
Penggalan dari ucap seorang feminis tersohor berabad lalu, yang pada masanya tiadalah ia kenal 'kerja domestik' dengan harga setara angkat senjata di medan perang.
Bayangkan, betapa sedihnya aku mendapati saudari yang perlu trial-eror demi mencari 'makna' bahagianya kami, para wanita ini. atau mencari rumus terbaik berbagi peran dalam instansi keluarga, agar sanggup membentengi golakan laut dunia.
Alhamdulillah.
*tipis-tipis, jutaan hikmah dari kelas AKU itu, kita tumpahkan secara berantakan disini yak wkkw, doakan istiqomahnya.
5 notes · View notes
kphpdraisme · 4 months
Text
'Jika 'segelap' itu pernah kuhasilkan dari sini, lihat seterang apa akan kuredam ia!'
teriak seorang gadis di tengah tangisnya, yang semoga tidak ternilai kelakar dalam mengikat 'si liar'.
Mungkin, jika dinding bisa berbicara, akan menyenangkan berbincang dengan mereka. 
Yang menyaksikan perlahan-lahan semua berubahmu, semua 'gelap gelap' itu.
Masih ingat tidak, hari dimana kamu menemukan bahagia pada larut malam, dengan musik senja dan games fps di tangan? sebuah kolaborasi yang aneh, tapi bahagiamu, pernah senaeh itu.
Masih ingat tidak, ujung jari yang kau pijat perlahan karena perih akiba sepekan penuh khatamkan video 'si Andy' untuk pelajari fingerstyle lagu favoritmu?
Masih ingat tidak, di akhir tahun itu, kita menangis lama bak manusia kehilangan cinta, setelah menekan tombol 'delete' dari bergiga-giga data tentang mereka, grup kpop yang mengisi hari-harimu?
Masih ingat tidak, lagu-lagu yang kamu otak-atik, atau rap berbagai artis yang kamu hapalkan demi menantang kecepatan bicaramu, atau berbagai tokoh webtoon keren yang berganti-ganti memperindah laman handphonemu dan kau puja-puja kepintarannya (yang fiksi) itu?
Dan, sejuta, benar benar, sejuta 'gelap' lainnya. 
yang dinding, atap, dan meja saksikan.
Ternyata, kita benar-benar manusia ya, fat.
Allah betul adilnya. 
Kesempatan pulang itu, benar-benar terbuka untuk semuanya. 
Mengenal-Nya, membuatmu terselamatkan dari gila itu. 
"Heh, kamu seberubah itu loh nis" si sulung adalah manusia peringkat pertama yang paling sering mengucapkan itu.
Yang biasanya kusambut sambil lalu, "Ya, manusia, bukannya normal berubah?" 
Maka gambar di bawah adalah salah satu, selain dinding, yang juga saksi bisu atas semuanya. Yang sebelumnya menampung serial lengkap sherlock holmes di raknya, juga rentetan komik conan dan tereliye.
Alhamdulillah, masih disempatkan mempermudah hisab pemiliknya dengan berisikan 'buku benar'. atau minimal, kesadaran sang empu sudah ada, ketika meletakkannya. 
Tumblr media
YDY adalah kode nama nambo. Yang bukunya selalu kuanggap ghanimah setiap kali pulang dari rumahnya beberapa tahun belakangan. 
Jadi Fatimah, 'dijaga' ya.
Hidayah ini, selicin itu. dan kamu, manusia. 
Yowes to, kamu paling tau lah, seberapa potensialnya kamu, kesana-sana.
Jadi, minta tolong Dia, minta dijaga.
--- 03.01.24, ditulis ketika kabur sejenak dari keseruan nyelesain TA-nya SPI, wkwk.
3 notes · View notes
kphpdraisme · 4 months
Text
Hari ini playlist-car full ust Adi -hafizhahumullah- Sebelum berangkat nganterin umi, aku udah donlotin sejumlah video beliau untuk didengerin 'nyambi-nyambi'. Tiba tiba aja kepengen: yang pendek-pendek 10-20 menitan, bahasa indo, tapi ringan dan bikin hepi tanpa mikir apapun. Jatuhlah pilihan kajian pada beliau.
Padahal tadi rada random download-innya, tapi sepertinya 80% kajian, berisikan reminder ibadah semua. secara khusus: shalat.
Aku jadi banyak senyum senyum sendiri, mengharu sendiri, ketawa sendiri. Paket lengkap yang dirasakan setiap 'bermajlis' dengan beliau, hafizhahumullah.
Hari ini, setelah menepi, dan terduduk di depan gawai untuk evaluasi hari begini, mengingat semua ucap beliau tadi, aku jadi rindu shalat.
Dan lebih terharunya lagi, alangkah menyenangkannya, menjadi beliau. Ketika berhasil lewat ia, Allah balikkan hati seorang manusia, hidup seorang makhluk-Nya. Lebih-lebih, aku teringat ucapan ust. Tiar -hafizhahumullah- dalam mendeskripsikan karya fenomenal dr. Yusuf Qardhawi -rahimahumullah- menjelang akhir hayatnya, tentang Fikih Shalat, kata ust Tiar kala itu,
"Itulah beliau (dr. Yusuf), setelah habiskan setengah usia menorehkan karya tentang berbagai masalah dunia, di akhir ia angkat topik Shalat. Seakan mengingatkan, bahwa pada akhirnya, inilah yang paling utama. Dan pula, menariknya ibadah ini, meskipun telah banyak shalat kau tunaikan, tak pernah tiba-tiba kau menjadi 'ahli shalat' atau 'jago shalat'
-----020124
3 notes · View notes
kphpdraisme · 4 months
Text
"Umi udah tua ya" ia tersenyum.
"Engga, masih cantik! berdiri disamping ku pun masih dikira kakak pertama" aku mengelus tangan umi perlahan.
ia tersipu saja, lalu berkata,
"Benar, umi sadar. 10 tahun lagi juga, jika diizinkan Allah, seusia dengan kekasih-Nya manakala berpulang, itu takkan lama"
aku tertegun sebentar, lalu menjawab, "Tua muda tak ada pentingnya, semoga saja Allah berkahi selalu yah usia kita ibun"
Lalu, perihal waktu-waktu ini, aku terpekur lama.
Tumblr media
featuring ziarah ke makam nenek-nambo kemarin lusa. juga ingatan yang segar di kepalaku, akan mata semua orang yang menghitung-hitung hidupnya, semua wajah jadi semacam lepas statusnya.
Wahai kau nyawa, tiadalah ia bermakna, kecuali Ia memberi makna.
----- anw, hai tumblr, kamu akan kuberdayakan lagi untuk menerima yang ringan dan berantakan.
5 notes · View notes
kphpdraisme · 7 months
Text
Rasa rasanya, sudah lama tidak merapihkan rasa di kanal ini. Menulis di tengah malam dauroh memang menyenangkan, sepertinya aku harus merutinkan.
Hari ini, lagi lagi, aku dikagumkan dengan sosok berlabel wanita. Lagi lagi, dengan sejuta emosi pada diri mereka. Yang aku pun sadar, kadar gilanya 'rasa' di hidup mereka itu, tidak main main, kawan.
Dalam sesi perkenalan singkat nan cepat dengan teman teman syurgawi hari ini, aku menangkap jutaan cinta di mata para wanita ini.
Dalam setiap tutur mereka, atau tangisan tiba tiba, juga helaan napas yang dalam. Kesetiap detik yang terhabiskan, ledakan cinta pada Dia itu, tampak sekali pada setiap tarikan wajah. Kagum sekali aku dibuatnya.
Wahai Zat Pemilik manusia, betapa mengagumkannya semua makhluk yang tergugu menutur cinta ini!
Aku saja yang bukan siapa siapa mereka, jatuh sayang, apalagi Yang Melihat semua jerih payah menerima guratan itu!
Hanya saja, lagi lagi, aku kagum pada wanita dan jutaan emosi dalam dirinya. Sama halnya dengan kagumku, pada objek wanita bernama aku, yang gila sekali ledakan sayangnya pada banyak kepala.
Kok bisa, saya pun benar benar bertanya tanya.
Meski, setengah diriku juga sadari. Sumber sayang sebesar ini, pasti sebab aku hambanya Yang Maha Penyayang itu. Yang sering bikin aku 'sakit kepala' membayangkan, kadar sayang ku hari ini saja sudah "gila", bagaimana kah dengan setiap ibunda pada anaknya?
Sakit kepalaku membayangkan, bagaimana kah kadar sayangnya Ia pada hambaNya?
Allahuakbar, Raja Manusia ini...
3 notes · View notes
kphpdraisme · 9 months
Text
Alangkah indah, jika manusia hari ini, egois.
Hanya pikirkan diri sendiri, tak peduli ucapan orang, tak peduli kacamata manusia sekitar.
Hanya peduli, apakah langkah ini Allah terima atau tidak
Hanya pikirkan, apakah ucapan ini Allah suka atau tidak
Hanya melihat, apakah kebijakan ini Allah setujui atau tidak
Peduli amat apa kata dunia, dikatai tak berkembang, tak sesuai zaman, tak strategis. Masa bodo terhadap sukanya semua manusia, yang penting Tuhan saya suka. Yang penting saya selamat. Yang penting saya pulang, disambut bahagia. diterima.
Hingga masa bodonya mendorong ia tak tutup mata melihat saudara samping rumah kelaparan. Sebab takut, kelak ditanya Tuhannya, atas mereka, ia berlaku apa.
Hingga egoisnya mendorong ia tak diam melihat saudara tak dipenuhi haknya. Sebab takut, kelak ditanya Pemiliknya, atas mereka, ia berbuat apa.
Hingga ketidakpeduliannya mendorong ia hiraukan senang semunya, tahan nafsu segila ia bisa, paksakan semua baik dipendar kemana-mana. Sebab takut, kelak ditanya Penciptanya, atas pinjaman ini, ia seberjuang apa.
Alangkah indahnya, jika kita hari ini egois, hingga hanya peduli kata Dia. Mencari kebenaran dengan sebenar benar niat tulus, ingin mencapai hakikat yang diinginiNya.
Berlelah menelaah ayat, dengan sebenar benar ucapan lirih, ingin mengetahui apa yang Ia harap pada kita hari ini.
Alangkah indahnya, jika kita hari ini egois, hanya peduli pada keselamatan sendiri.
Sadari beratnya semua hisab nanti, sebab sadar ketidakpantasan diri sendiri.
Tumblr media
5 notes · View notes
kphpdraisme · 1 year
Text
Mata yang bercahaya
"Nambo cuma doa supaya sehat, lalu bisa beribadah dengan sempurna" Ucapnya sambil tersenyum, "Lalu mati. ketemu Allah dengan bahagia".
Dan matanya menengadah, berkaca kaca. Semburat raut berharap disegerakannya pertemuan itu, tampak nyata.
Beliau lalu bercerita, tentang rindunya bisa mengucap takbir dengan pakaian suci, tanpa harus payah mengkhawatirkan uzur diri.
Atau nikmatnya bisa berdiri sembari meneguk ayatnya di surat surat yg panjang, tanpa harus susah mengingat ini rakaat keberapa atau sakit sakit di persendian badan.
Allahuakbar.
Anda, wahai Fatimah yang berakal dan sehat anggota badan, apakah sadar tanggung jawab yang harus ditunaikan?
Kemudian nambo menanyakan banyak kabar sanak saudara, yang sudah tak lama bisa beliau sambangi rumahnya.
Ayah menjawab perlahan, meski kerap terjadi pertanyaan berulang. Semuanya terasa menyenangkan, hingga bergulir lagi kalimat yang menyentrum hatiku,
"Nambo doakan, semuanya Allah sehatkan segera, dan mampukan untuk beribadah dengan sempurna"
Aih, aku meringis betul.
Mimpi nambo, benarlah hanya itu. Beribadah dengan sempurna. Menghamba dengan, biasa.
Rukuk sujud yang biasanya kusambil lalui dengan sekadarnya, ternyata ialah mimpi tinggi nambo hari ini. Astaghfirullah.
Padahal wahai adinda, apalah yang membeda anda dengan beliau,
Cita kalian sama. Tuju kalian pun hanya Ia.
Akan mati, ingin bahagia, ingin berjumpa.
Sedangkan esok lusa, sesama tak tahu apa waktu masih ada. Sedangkan kau masih terbuai dengan tipuan tua-muda, sedangkan kau masih mabuk akan seluruh fana.
اللهم أعِنّا على ذكرك و شُكرِك و حُسنِ عِبادتك 🥺
9 notes · View notes
kphpdraisme · 1 year
Text
kata kepala hari itu,
Apa tiada malu padamu?
datang lagi dan lagi, membawa lumpur, bermodal air comberan, dan perbekalan bolong penuh tambalan. sungguh memuakkan.
menyerahlah. sudah gandrung basah, sekalian tercebur saja.
Tidak.
Meski kaupun lelah pada dirimu sendiri, dan memandang tangan seakan takda harapan, marilah bergantung pada janji yang pasti tak terkhianati.
Bahwa RahmatNya luas.
Bahwa Ia saja tak putus asa terhadapmu, bahwa kau masih dipercayai.
Pulanglah, sudahi drama yang kau ciptakan sendiri itu. sudahlah.
Memang pada diri tak kan didapati masa depan. Namun, hiduplah dengan berkepalai utang yang harus dikembalikan. perdagangan yang harus diselesaikan.
Siapa yang berkata perjalanan pulang, dengan baju penuh kubangan, akan mudah?
Terimalah, akal manusiamu pun paham betul, akan susah. dan berat. dan gila. dan sesak. wajar.
Akan sangat sulit, dan itu wajar.
Sehingga berhentilah membuat alasan, Ia tahu. kau pun tahu.
---------------------------------------
Aku ngantuk, tapi ini pasti kalo tidur sahurnya lewat.
Selamat malam 27, semoga Allah menerima semua persembahan dari saya dan kamu.
Menghadapi hari, deg degan, pula banyak rasa yang campur aduk setiap harinya. Tapi waktu mah gapeduli perasaan aku ya, menghadeh..
tiba tiba saja sudah diakhir, dan aku masih tergugu, menyesali banyak yang telah lalu. Astaghfirullah. sungguh tabiat waktu.
3 notes · View notes