Tumgik
fitooo · 8 years
Text
Kuliah Jilid Dua
Hampir satu semester saya menjalani kuliah jilid dua, setelah jilid satu yang berakhir dengan twist-ending di STAN sekitar setahun yang lalu.  
Sejauh ini kehidupan kuliah saya yang baru ini sangat menyenangkan.  Jurusan yang saya ambil menyenangkan -- Ilmu Komunikasi, jurusan yang saya idam-idamkan sejak SMP, bahkan sebelum saya tau mau melanjutkan sekolah SMA ke mana.  Memang kemungkinan ke depannya kehidupan saya yang sekarang akan lebih berat jika dibandingkan dengan di STAN dulu yang setelah selesai pendidikan satu tahun langsung mendapatkan pekerjaan yang jelas, tapi dengan berada di lingkup yang saya sukai saja sudah cukup rasanya.  Saya yakin kok kali ini saya berada di jalur yang tepat.  Berkelok seperti apapun perjalanan saya nanti, pada akhirnya akan ada garis finish yang saya jumpai.  Tinggal berusaha dan berharap semoga kali ini bisa finish dengan bagus biar bisa selebrasi sambil angkat angkat ban depan motor, lalu kocok-kocok champagne dan menyemprotkannya ke gadis gadis pembawa medali di atas podium.
Teman-teman juga tidak kalah menyenangkan.  Sangat bersyukur karena saya dikelilingi teman-teman yang tepat, dalam artian tidak ada satu hal pun yang saya rasa harus hindari dari berteman dengan mereka. Mayoritas hal yang mereka senang lakukan adalah hal-hal yang saya senang lakukan juga.  Semua berjalan menyenangkan walaupun ada dua tahun perbedaan usia antara saya dan teman-teman (saya yang lebih tua pastinya). Satu-satunya masalah mungkin adalah kadang saya suka risih karena mereka memanggil saya ‘Mas Fito’.  Saya tau maksudnya menghormati. Saya merasa lucu saja karena kami berada di satu level yang sama, tapi ada titel yang disematkan dan secara implisit memperlihatkan bahwa saya tidak seharusnya ada di level tersebut.  Kalau ada yang memanggil langsung nama pun saya tidak akan marah.  Mungkin di titik inilah saya sadar bahwa penggunaan mas/mbak/kakak/dll dalam masyarakat tidak begitu penting karena yang dipanggil mas/mbak/kakak/dll pun tidak selamanya merasa nyaman dan terhormat dengan dipanggil seperti itu. 
Anyway, sampai sekarang saya tidak menemui banyak kesulitan berinteraksi dengan teman-teman yang lebih muda ini.  Terus terang kali ini saya merasa sedikit bangga karena ternyata saya cukup versatile dalam bergaul; di komunitas StandUpIndo Malang bergaul dengan orang-orang yang lebih tua, di kampus bergaul dengan teman-teman yang lebih muda.  Saya berada di tengah-tengah, mengupgrade dan mendowngrade cara berpikir sesuai dengan lingkungan saat itu.  Mantap.
Tanpa mengecilkan kampus saya yang terdahulu (karena tidak mungkin saya mengecilkan kampus yang menendang saya. Bagaimanapun saya akan tetap lebih kecil), baru ini lah saya tau “oooh, gini toh mahasiswa”.  
Kalau ditanya bagaimana rasanya kuliah jilid dua ini, saya akan jawab dengan mantap,
“Sangat menyenangkan, apalagi kalau aku nggak dipanggil ‘mas’.”   
2 notes · View notes
fitooo · 8 years
Photo
Tumblr media
Anak di sebelah kanan yang rambutnya seperti tokoh Kimimaki dari kartun Ninja Hattori itu aku, sedangkan anak gundul yang lagi pose nunjuk kamera di sebelah kiri itu adikku. Lihat foto ini dan rasanya lucu lihat perkembangan kami berdua. Aku sekarang 20 tahun dan adikku, tepat hari ini, merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17. Lucu kalo inget-inget dulu pertengkaran rutin kami sering dipicu masalah berebut remote TV. Sekarang sudah cukup dewasa untuk nggak rebutan remote lagi, cukup dewasa pula untuk menerima kenyataan bahwa remote TV kami sudah lama rusak. Selamat ulang tahun Ingez Healthyara. May all the good things come to you. Cheers!🌻🎉🎊🎁🎈🚀✨🙌
1 note · View note
fitooo · 9 years
Photo
Tumblr media
Ditag @nechon.jpg karena aku minta ditag, jadi inilah #top15playlist-ku yang diurutkan sesuai abjad: 1. Alvvays - New Haircut 2. Base Jam - Bermimpi 3. Bigbang - LOSER 4. Crayon Pop - Bing Bing 5. Efek Rumah Kaca - Sebelah Mata 6. Chirinuruwowaka - 連鎖 7. Modern Baseball - Fine, Great 8. Morfem - Seka Ingusmu! 9. Pandai Besi - Hujan Jangan Marah 10. Pee Wee Gaskins - Serotonin 11. Pengantar Minum Racun - Bintangku Bintangmu 12. Plumtree - Scott Pilgrim 13. Seringai - Skeptikal 14. Shiina Ringo - Marunouchi Sadistic 15. WSTACC - Kisah Dari Selatan Jakarta Sungguh senang terlibat permainan hashtag terkini seperti ini. Memamerkan lagu-lagu yang orang-orang jarang tau agar ditakuti warga sekitar. Perjuangan untuk mendaki tangga sosial memang tidak mudah kawan-kawan. Mari berjuang bersama-sama!
3 notes · View notes
fitooo · 9 years
Photo
Tumblr media
'Lantai Dua', sebuah mini show persembahan @standupindo_mlg yang bertujuan untuk mengapresiasi talenta talenta lokal. Menampilkan 3 komika dengan nilai open mic terbaik selama sebulan dan 1 orang guest star tiap bulannya. Edisi pertama akan diisi oleh @yoga_keceng (Twitter), @ramagoesti, dan saya sendiri + @sakti_wawan212 sebagai guest star. 'Lantai Dua' akan bertempat di Ipok Kopi Cafe lantai 2, dimulai pukul 19.00, dan menarik tarif 10k (free drink). Support your local comics. Be there, guys!
0 notes
fitooo · 9 years
Photo
Tumblr media
5 Mei 2012, Merem Melek Tour Malang. Dapat kesempatan untuk terlibat di tur stand up comedy pertama di Indonesia. Berbagi panggung dengan komika-komika yang kualitasnya sudah ga diragukan lagi. Salah satu panggung paling membanggakan dalam sejarah aku stand up. Sebenernya cukup menyedihkan karena hal yang aku banggakan adalah hal yang terjadi 3 tahun lalu. Cukup menyedihkan juga karena di antara orang-orang yang ada di foto ini cuma aku yang belum bikin lonjakan apa-apa. Bhahahak X') Foto ini biar jadi monumenku dalam ber-stand up comedy. Biar kalo pas males-malesan jadi malu dan semangat lagi. Hohoho~ X) (Photo by: @reddy_ws)
0 notes
fitooo · 9 years
Photo
Tumblr media
Kemarin bersih bersih kamar dan nemu ini di meja belajar. Album soundtrack 'Badai Pasti Berlalu', peringkat pertama dari 150 Album Indonesia Terbaik versi Majalah Rolling Stones Indonesia (2008). Ini punya bunda. Langsung deg-degan waktu lihat kotak ini karena album ini–apalagi bentuknya kaset pita–sepertinya langka. Kalo aku sampe punya pasti akan sangat membanggakan. Begitu aku angkat, ternyata kotaknya enteng. Waktu dibuka, kosong. Tanya bunda dan beliau juga ga tau kasetnya di mana. Oke. Gpp. #vscocam
0 notes
fitooo · 10 years
Photo
Tumblr media
Memfoto sepatu agar ditakuti warga sekitar.
0 notes
fitooo · 10 years
Text
Lebih Tenang
Baru aja selesai melaksanakan pemilihan presiden pertama saya.  Sebagai pemilih pemula, saya dihadapkan pada kondisi yang cukup berat.  Bukan memilihnya yang berat, karena alhamdulillah saya sudah punya pilihan yang mantap sejak awal.  Yang bikin berat adalah tensi nya.  Tensi pemilu 2014 ini begitu tinggi, entah apa selalu kayak gini apa karena ini pertama kalinya saya berperan aktif. 
Tensi tinggi mulai dari kedua pasang calon yang bersaing, partai partai dan tim sukses masing masing, hingga ke fanboy dan fangirl kedua calon.  Yang jelas tensi tinggi ini sudah makan banyak korban.  Yang paling deket deh, sudah berapa orang yang kalian unfollow/unfriend dan berapa orang yang mengunfollow/mengunfriend kalian di media sosial gara gara komentar tentang pilpres hayo? :)))
Well, saya nggak akan ngomongin  tentang bentuk bentuk persaingan dan segala tetek bengek nya.  Saya mau cerita apa yang saya rasakan aja.
Sejak pilpres ini ditetapkan hanya diikuti dua pasang calon saja, saya langsung mantap untuk memilih pasangan nomer urut 2, Joko Widodo - Jusuf Kalla.  Nggak langsung juga sih, sebelum sebelumnya saya sudah mencari tahu tentang kedua calon dan menimbang nimbang baik tidaknya.
Dalam perjalanan menuju pilpres, apalagi beberapa hari mendekati hari H, saya merasa tegang.  Lagi lagi, saya berpikir apa iya setiap pilpres tegangnya kayak gini?  Tapi saya pikir lagi, sepertinya nggak.  Saya (atau mungkin beberapa teman pendukung Jokowi-JK) merasa tegang, mungkin karena takut.  Takut kalau nantinya hasil penghitungan suara tidak sesuai yang diharapkan.  Mungkin alasan kenapa saya setakut ini nggak perlu dijelasin, alasannya sama kayak alasan ketakutan pendukung Jokowi-JK yang lain.
H-1 pilpres, di timeline Twitter mulai banyak orang yang mengungkapkan ketenangannya jelang pilpres, sementara saya masih belum bisa tenang.  Saya iri sama mereka mereka yang bisa setenang itu. X')
Hari H pilpres, saya berangkat dari rumah  jam setengah 7 buat survei TPS, soalnya saya belum tau TPS saya nanti dimana.  Ternyata TPS saya jauh banget.  Setelah tau letak TPS, saya balik ke kos buat mandi dan ganti baju.  Padahal nyoblos ya tinggal nyoblos, nggak pake mandi juga nggak papa sebenernya.  X)
Di TPS, saya yang nyoblos pake surat A5 (surat keterangan pindah TPS kalo bukan penduduk asli) ternyata diperlakukan hampir sama kayak pemilih lain yang pake surat undangan, yang berarti saya nggak mengalami hambatan sama sekali dalam memilih. 
Saya buka surat suara di depan panitia, seperti yang disarankan untuk menghindari surat suara rusak/sudah dicoblos.  Surat suara saya mulus.  Saat saya buka itulah kelihatan foto kedua pasang calon.  Saya lihat keduanya, lalu saya lihat foto Jokowi-JK.  Adem.  Ketegangan saya hilang.  Senang sekali lihat senyum Pak Jokowi di situ.  Saya mencoblos sambil tersenyum.  Ketegangan saya resmi hilang.
Oh iya, saya nyoblos di TPS yang kayaknya basis salah satu partai pendukung prahara.  Saya yang awalnya mau nyelup tinta pake dua jari kayak pendukung Jokowi-JK yang lain jadi agak sungkan karena baru nyelup tinta pake telunjuk saya sudah dilihati (mungkin aneh soalnya yang lain celup di kelingking). X)
Sekarang tinggal menunggu penghitungan suara, dan saya nggak terlalu pusing lagi. Pemilu ini dilakukan lewat pemungutan suara, yang berarti hasilnya nanti adalah yang mewakili suara rakyat Indonesia secara kolektif (tentu saya juga berharap kita semua benar benar tau pemimpin yang seperti apa yang kita butuhkan).  Selain itu, saya juga sudah melaksanakan tugas saya yaitu memilih dan sekarang tinggal menunggu respon dari Tuhan.  Saya percaya seburuk apapun keputusan-Nya, Dia lah yang lebih tau mana yang terbaik buat kita. 
Karena kepercayaan itu, sekarang saya sudah jauh lebih santai.  Saya sudah lebih tenang.
1 note · View note
fitooo · 10 years
Text
Percakapan (Via Twitter) Dengan Veri "AFI" Afandi
Kemarin nggak sengaja saya buka akun Twitter nya Veri AFI.  Waktu saya lihat profil nya, saya tertarik sama display name yang dipakai.
Tumblr media
Veri AFI (Verywell)
Saya tertarik dengan tulisan di dalam kurung. Verywell.  Makna dari kata di dalam kurung yang ditempatkan setelah nama Veri AFI ini apa ya?  Sekitar 2 jam saya menerka-nerka.  Saya berpikir keras.
Akhirnya saya menyerah.  Saya pun memberanikan diri untuk bertanya langsung dengan me-mention Veri AFI di Twitter.
Tumblr media
Saya gamblin aja sebenarnya tanya begitu.  Soalnya, seperti pengalaman yang sudah sudah, kalau mention public figure jarang bisa dapat balasan.  Yah, mention saya itu nothing to lose aja sih.  Dijawab syukur, nggak dijawab juga nggak papa.
Eh, ternyata beberapa menit kemudian, saya dapat notification, saya baca, ternyata itu mention dari Veri AFI!  WOW!!!
Ternyata saya salah menilai Veri AFI.  Dia ggak sama dengan public figure lain.  Dia sangat down to earth dan mau menjalin komunikasi dengan fans.  Salut.
Tumblr media
Btw, itu @ekiikk adalah temen saya.  Dia tiba-tiba nimbrung.  Ya gitu memang kalau nge-fans.
Sayang, Veri AFI tampaknya terobsesi jadi pembawa acara kuis.  Dia nggak langsung jawab, tapi minta saya buat nebak nebak dulu.  Yaudahlah, saya coba tebak.
Tumblr media
Tebakan tersebut saya rasa cukup rasional.  Bahkan saya kagum sendiri sama kemampuan otak kanan-agak-pucuk-minggir-sedikit saya ini.
Walau begitu, jawaban jenius saya ini belum dapat diterima.  Veri AFI bilang jawaban saya "hampir benar", bukan "benar" atau "tepat sekali". :(
Tumblr media
Sebagai salah satu pendukung nya kala berlaga di kontes AFI dulu, saya merasa gagal karena tidak mampu menebak maksud dari kata "Verywell" tersebut.  Setelah itu saya tidak lagi mencoba menjawab walaupun masih penasaran.  Saya simpan rasa pensaran saya sendiri.
Namun, tadi pagi, tanpa saya sangka, Veri AFI kembali merespon dengan memberikan jawaban tentang makna kata "Verywell" di display name nya. 
Tumblr media
Membaca twit tersebut, saya terharu.  Kata yang begitu simpel ternyata memiliki arti yang sangat mendalam.  Seolah menjawab pertanyaan banyak orang yang meragukan eksistensi seorang Veri AFI.
"Kemana aja Veri AFI, selese AFI kok jadi jarang muncul?"
"Veri AFI masih di sini.  Veri baik-baik saja.  Veri AFI is very well."
Sadis.
Terimakasih Veri AFI atas tanggapannya terhadap pertanyaan saya.  Saya sangat puas dengan jawaban yang diberikan.  Sebagai ucapan terimakasih, ini ada sebuah pesan dan doa untuk Veri AFI.  Salam. :)
Tumblr media
1 note · View note
fitooo · 10 years
Text
Tiket
Saya punya kebiasaan menyimpan tiket, tiket apapun itu.  Tiket nonton bioskop, tiket konser, tiket masuk taman hiburan, tiket pertandingan sepakbola, dan tiket tiket lainnya. 
Salah satu "koleksi" terbanyak saya adalah tiket nonton bioskop.  Kenapa?  Yah, karena saya suka dan cukup sering nonton film di bioskop.  Tiket tiket selain tiket nonton biasanya saya taruh di kantong di balik cover binder, sementara tiket nonton bioskop saya taruh di dompet. 
Sampai akhirnya beberapa minggu lalu saya merasa dompet saya semakin tebal, tapi kok nggak ada uangnya?  Ternyata penyebabnya ya "koleksi" tiket nonton saya tadi.  Yaudah, akhirnya, untuk pertama kalinya sejak disimpan, saya keluarkan semua tiket tersebut, lalu untuk sementara saya simpan di saku celana (karena posisi waktu itu sedang di luar kosan, jadi nggak bisa langsung nyimpen). 
Barusan aja, entah kenapa saya tiba tiba inget dengan "koleksi" saya itu.  Tapi waktu saya cek saku celana, sudah nggak ada apa apa.  Dengan daya ingat yang sama sekali tidak bisa dibanggakan ini, saya pun sukses tidak menemukan "koleksi" saya itu.  Mereka, sementara ini, masih dalam status hilang.
Mungkin di sini ada yang bingung, kenapa sih saya simpan tiket tiket tersebut? 
Gini, saya ini orangnya sangat menghargai momen.  Tentu tidak semua momen bisa diabadikan, melalu potret gambar misalnya.  Kebanyakan momen harus diabadikan di ingatan.  Iya, ingatan.  Sudah saya sebut kan saya kurang bisa mengingat? :"))
Jadi, saya simpan tiket tiket tersebut sebagai salah satu usaha saya untuk mengabadikan momen.  Tiket tiket tersebut seperti menstimulasi otak saya untuk kembali ke momen yang berhubungan dengan masing masing tiket setiap saya melihatnya kembali.  Mungkin ini kedengarannya aneh, tapi serius, saya bahkan bisa ingat sampai ke detail detail momen hanya dengan melihat tiket.
Di sini saya sadar bahwa sebenarnya saya nggak pelupa pelupa banget.  Saya cuma butuh media untuk mengingat ingat kembali, kail untuk memancing ingatan.  Kebetulan, wujudnya adalah tiket.
Beberapa momen dari kegiatan tak bertiket ada yang masih saya ingat.  Mungkin di sini tiket tersebut mewujud sesuai dengan momen nya.  Bisa jadi sebuah twit yang menjadi tiket untuk mengingat momen nya, atau sebuah kalimat yang kita baca, atau malah orang yang terlibat dalam momen itu sendiri yang jadi perwujudan tiket nya.  Beberapa momen lama bahkan saya bisa ingat terus menerus.  Mungkin, tanpa saya sadari tiketnya juga muncul terus menerus, entah dalam wujud apa. 
Tiket, sebagai pengingat momen, wujudnya bisa macam macam, tapi tetap sama sama bisa membuat saya mengingat sampai ke detail detail nya.
Gara gara alasan inilah saya cukup sedih tiket tiket koleksi saya hilang (gara gara kebodohan saya sendiri).  Sampai detik ini saya nggak ingat sama sekali di mana saya naruh tiket tiketnya.  :(((
Mungkin lain kali saya perlu beli tiket dulu sebelum menghilangkan sesuatu biar bisa ingat lagi.
0 notes
fitooo · 10 years
Quote
You will not be able to stay home, brother You will not be able to plug in, turn on and cop out You will not be able to lose yourself on skag and skip Skip out for beer during commercials Because the revolution will not be televised The revolution will be live
The Revolution Will Not Be Televised — Gil Scott-Heron
0 notes
fitooo · 10 years
Photo
Tumblr media
Ceritanya gini....
36 notes · View notes
fitooo · 10 years
Text
Kemarin pulang ke Malang.  Banyak hal baru ternyata. 
Yang pertama, adik saya ikut cheerleader.  Sedikit kaget soalnya pas saya SMA dulu anak cheers itu termasuk golongan anak anak yang dimuliakan oleh kaum adam di sekolah.  Yah seperti yang sudah sering kita tonton baik di film film Hollywood maupun sinetron sinetron dan FTV FTV, yang bisa mendekati mereka cuma kaum adam yang kasta ekstrakurikuler nya setara atau lebih tinggi (ex: anak band, anak basket, bantengan).  Kalau yang nggak punya ekskul dan cengengesan kayak saya cuma bisa memandang dari jauh sambil mendekati yang bisa saya dekati, yakni ibu kantin, asik.  Saya mikirnya anak cheers itu untouchable dan eksklusif banget, eh sekarang malah adik saya sendiri jadi anak cheers. 
Beberapa kali sempat jemput adik pulang latihan, saya jadi bangga pernah bonceng anak cheers pulang latihan.  Kalau pas di jalan ditanya orang, "mau ke mana mas?", saya jawab dengan jumawa, "mau jemput anak cheers.", terus orang yang nanya melongo kagum, saya gas pol sepeda motor.  Asik deh.
Oh iya, katanya adik  saya bulan Juni (atau Juli ya? Lupa) ini mau ikut lomba cheers, lomba cheers pertamanya.  Sayang banget saya nggak bisa hadi buat dukung langsung, sukses dan semangat ya dik!  
Hal baru yang kedua, open mic di Malang nambah jadwal.  Selain open mic #Jumatawa tiap hari Jum'at di Warung Kelir - Rampal, sekarang ada juga yang namanya #OpenMicCampusMLG setiap hari Senin di Ipok Kopi - Sumbersari.  Kemarin alhamdulillah sempat nyoba open mic di Ipok Kopi, soalnya dengar dengar cerita teman teman open mic di situ seru, ternyata bener.  Seneng banget bisa open mic lagi, pakai materi baru juga dan lumayan berhasil, hehe. 
Selama di Bintaro sini sebenernya ingin open mic, tapi selain lumayan sibuk, saya juga nggak ada alat transportasi.  Ke sini nggak bawa motor.  Angkot ke tempat open mic jarang.  Karpet Alladin juga ilang, ketuker keset welcome pas dicuci di laundry. :"(
Selanjutnya saya kepingin bisa rutin open mic kayak sewaktu di Malang sih, semoga segera ketemu jalan keluarnya. 
Yang terakhir, hal baru yang ketiga.  Saya menatap cermin, terus saya sadar bahwa selama ini beberapa orang yang bilang saya mirip Fedi Nuril sudah melakkukan kesalahan yang besar.  Saya nggak mirip Fedi Nuril.  Fedi Nuril yang mirip saya.
Oke, bye!
1 note · View note
fitooo · 10 years
Text
Biografi Singkat Mas Abdurrahim Arsyad (@anaklamakera), Wakil Stand Up Indo Malang Di #SUCI4
Jadi, kalian semua sudah tau belum siapa wakil Malang di #SUCI4?  Dia adalah mas Abdurrahim Arsyad / Abdur ( @anaklamakera )!
Tumblr media
Mas Abdur ini asalnya dari NTT.  Semasa di NTT dulu, dia sempat ikut pacuan kuda khas NTT.
Tumblr media
Mas Abdur, yang seorang Juventini, juga suka bermain bola.  Dia merupakan pemain yang handal.
Tumblr media
Jauh sebelum berkarya di bidang stand up comedy, mas Abdur lebih dulu berkarya di bidang breakdance.
Tumblr media
Berkat breakdance, mas Abdur sempat dikirim ke Hollywood dan terlibat jalinan asmara dengan seorang penyanyi.
Tumblr media
Akhirnya mas Abdur pergi ke Malang, bertemu komunitas, dan menekuni stand up comedy hingga sekarang.
Tumblr media
Oke, sekian ceritaku tentang mas Abdur, wakil Malang di #SUCI4.  Semoga dilancarkan saat kompetisi nanti ya mas! :)
1 note · View note
fitooo · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ini "hasil karya" saya buat ikut kuis #DemiNexus5 yang diadakan oleh @KitKat_ID.  Dalam membuat meme saya banyak terpengaruh gaya dari @imandita dan @madeindar, walaupun belum sedewa mereka sih :")
Ikut kuis ini sudah tentu tujuannya kepingin menang, tapi kalaupun nggak menang, bisa melihat kalian terhibur karena "karya" saya ini sudah cukup menyenangkan kok :")
(tapi tetap doakan saya menang ya gaes, hari ini hari terakhir kuis, bhihihik)
0 notes
fitooo · 10 years
Photo
Tumblr media
Satu frame dengan Rena Nozawa dan Dena Siti Rohyati.  Gak ngurus walau diblur.
(you'll notice easily if you've met me, hehe)
pict source: Ankoru Magz, Desember 2013
1 note · View note
fitooo · 10 years
Text
Koisuru Fortune Cookie Handshake Event (Personal)
"Yang mencinta, fortune cookie, masa depan tidak akan seburuk itu, hei hei heeeeei~ hei hei heeeeeei~"
Potongan lirik lagu di atas pasti familiar banget di telinga kalian.  Yak, itu adalah potongan lirik dari lagu idol grup ternama Indonesia, Dara Puspita JKT48, yang berjudul Fortune Cookie Yang Mencinta (Koisuru Fortune Cookie dalam bahasa Jepang, Fortune Cookie In Love dalam bahasa Inggris, atau Jajan Bejo Sing Duwe Tresno dalam bahasa Jawa).
Kenapa saya jadikan lirik lagu tersebut sebagai pembuka?  Begini ceritanya.....
Jadi, 11 hari yang lalu, saya berkesempatan buat hadir di KFC handshake event.  Ini adalah event handshake pertama saya.  Katanya, seorang fans JKT48 seolah naik level kalau sudah pernah ikut event handshake.  Menghadapi kenaikan level ini, saya tentu degdegan sekali.  Akhirnya saya merasakan degdegan waktu mau naik level seperti murid murid les lesan Kumon.
Sebelumnya, saya sudah beli satu tiket handshake pas ikut direct selling di teater.  Saya beli tiket buat handshake sama.........CLEO! 
Enggak enggak, saya belinya tiket buat handshake sama Viny, hehe.
Saya pilih handshake sama Viny karena dia oshimen saya. 
Tumblr media
Handshake sama oshimen dengan satu tiket itu kalau di event handshake ibaratnya sudah jadi kebutuhan primer.  Handshake sama oshimen dengan tiket lebih dari satu adalah kebutuhan sekunder dan handshake dengan member selain oshimen adalah kebutuhan tersier.
Seperti yang kita pelajari di pelajaran IPS jaman SD, kebutuhan primer harus didahulukan.  Jika kebutuhan primer sudah terpenuhi dan kita masih mampu, barulah memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier.  Saya adalah fans kelas menengah, jadi saya hanya memenuhi kebutuhan primer tanpa tambahan kebutuhan sekunder dan tersier. 
Satu tiket sama dengan handshake 10 detik.  Mungkin di antara kalian ada yang mikir "cepet banget 10 detik".  Saya pun sempet mikir gitu.  Saya sampai mengonsep mau ngomong apa nanti waktu handshake selama 10 detik itu.  Kalimat buat obrolan saya atur sedemikian rupa biar nantinya bisa tersampaikan secara utuh tanpa kepotong selama 10 detik itu.
Beberapa hari sebelum hari H, sebenarnya saya dapat kabar yang bikin sedih.  Kabarnya, kampus saya mau mengadakan capacity building yang waktunya bertepatan dengan tanggal event handshake.
Saya sudah nggak bisa apa apa.  Akhirnya saya lakukan satu satunya usaha yang saya bisa: berdoa.  Saya sampai menyediakan doa khusus yang inti doanya minta dilancarkan agar saya bisa ikut event handshake.  Doa minta lulus UN saya dulu kayaknya kalah kenceng kalau dibandingkan doa saya yang ini.
Tapi, usaha terakhir saya ini ternyata berbuah hasil.  Kelas saya dapat jatah capacity building di gelombang 2 (minggu selanjutnya).  Itu artinya saya bisa ikut event handshake! YEEEEY!
Ini adalah doa saya yang terasa paling cepat terwujudnya.  Terimakasih ya Allah :'D
Hari H tiba.  Waktu itu bertepatan dengan hari pahlawan.  Ketika mungkin yang lainnya bangun pagi karena ada upacara, saya malah bangun pagi karena mau berangkat handshake. 
Maafkan aku para mendiang pahlawan :"(
Saya berangkat dengan pakai t-shirt, jeans, Converse, sambil manggul ransel.  Awalnya saya mau pakai kemeja denim (maksudnya mau mewujudkan foto editan saya di atas).  Niat itu saya urungkan mengingat saya berangkat naik kendaraan umum, sedangkan suhu kota Jakarta panasnya mirip hatimu waktu liat dia dengan yang lain.  Bakal keringetan banget kalau saya pakai kemeja.  Keren enggak, malah mirip kuli panggul.  Akhirnya saya lebih memilih tampil dengan dandanan yang biasa tapi dengan wajah yang gantengnya luar biasa. 
Sampai di Epicentrum Walk (venue event handshake), saya disambut gerombolan manusia manusia -- mayoritas laki laki -- dengan kaos merah.  Saya cari cari mana ibu Megawatinya, ternyata memang nggak ada.  Ini bukan acara PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) tapi merupakan acara PDIP yang lain, yakni Partai Delusional Indonesia Peridolan. 
Saya keliling keliling area sambil nunggu giliran handshake.  Di venue memang nggak cuma handshake aja, tapi ada booth booth dan event pendamping lainnya.  Selengkapnya tentang detil acara, nanti akan saya bahas di post selanjutnya.  Tunggu ya ;)
Singkat cerita, saya masuk di sesi 7 jalur 11 buat antre handshake sama Viny.
Tumblr media
Oh, iya.  Sebelum handshake sama Viny saya juga sempet handshake sama Beby, Nat, dan Cindy Yuvia di sesi general handshake berkat tiket pemberian adik.  Makasih dik 8')
Antrean handshake lumayan panjang.  Ekspresi pengantrenya juga macam macam.  Ada yang grogi nunduk ke bawah, ada yang grogi berkali kali gosok gosok telapak tangan, ada juga yang grogi terus berjoget dangdut ala penyanyi Thomas Grogi. (((MATAMU MENGANDUNG UMPAN UMPAN UMPAN)))
Saya biasa aja.  Saya cuma nggak sabar aja, ingin segera merasakan pengalaman handshake pertama.
Anteran demi antrean, maju satu persatu, sampai akhirnya tiba giliran saya masuk bilik handshake.  Waktu saya lewati tirai pembatas bilik, sudah ada Viny yang menyambut.  Saya disambut dengan senyum.  Saya tau sih, pasti dia senyum seperti itu ke semua orang.  Sama kayak sebuah band kalau manggung di suatu kota pasti ngomong "manggung di kota ini adalah pengalaman terbaik kami.  Mereka pasti ngomong gitu di setiap kota, tapi yang denger seneng seneng aja.  Ya saya juga seneng seneng aja disambut senyum gitu, hehe.
Selanjutnya saya mulai salaman dan ngobrol.  Obrolan lengkapnya bisa dibaca di sini.
Btw, topi shoutcap yang dibaca Viny itu awalnya mau saya kasihin sebagai gift.  Tapi akhirnya nggak jadi, soalnya topinya sudah kotor, nanti aja kalau mau ngasih gift kasih yang baru, diniatin dari awal, hehe.
Obrolan selama 10 detik ternyata kerasa cukup buat saya.  Semua yang mau saya omongkan tersampaikan dengan baik tanpa kepotong, malah saya sempet kehabisan bahan sebelum waktunya habis.  
10 detik selesai, saya keluar dari bilik handshake dengan diberi stiker dan senyum dari Viny.  Mana dia pas manis banget penampilannya, pakai dress hitam sambil rambutnya dicepol sederhana gitu.  Aduh.
Tumblr media
Begitulah event handshake pertama saya.  Sangat berkesan.  Kalau ada event handshake lagi, saya mau ngulang lagi.  10 detik belum pernah seberharga ini.  Hehe.
0 notes