Tumgik
firdaarsy · 2 years
Text
Semoga dengan tulisan ini bisa menjadi catatan pengingat.
Di tengah hiruk pikuknya dunia. Tuntutan hidup yang harus terus berjalan. Ekonomi yang menggila. Ternyata seberat ini menjadi orang dewasa.
Siang ini, dari Tebet menuju PIM. Inisiatif mampir ke kantor ayah. Ternyata emosinya tak terbendung juga.
Pengen rasanya berteriak sebagaimana gadis kecil ke ayahnya.
" Kakak capek....... "
Di penghujung umur 24.
Tebet, 31 Agustus 2022
8 notes · View notes
firdaarsy · 3 years
Text
Ternyata 2 bulan dari tulisan ini dipost kondisinya tidak begitu jauh berbeda.
Hidup mulai kembali berjalan seperti biasa. Mimpi buruk. Bangun dengan kondisi kaget. Malas menjalani hari yang tidak bisa dihindari. Berangkat telat dan menguatkan diri sepanjang perjalanan sambil mensugesti, “yuk bahagia yuk bisa yuk besok weekend.” Setiap kita punya ujiannya sendiri-sendiri, kan?
Yogyakarta, 24 September 2021
Ada hari-hari yang penuh ketakutan.
Terbangun dipagi hari dan selalu sama yang dikeluhkan.
"ah, kenapa aku harus menjalani hari ini lagi."
Ada khawatir setiap bertemu dengan yang lain.
Ada cemas akan apa yang terjadi nanti.
Ada amarah kapan ini semua usai.
Ada kesadaran, bukan ini jalan yang kuinginkan.
Ada bagian hidup yang tidak selalu bahagia.
Yogyakarta, 14 Juli 2021
4 notes · View notes
firdaarsy · 3 years
Text
Ada hari-hari yang penuh ketakutan.
Terbangun dipagi hari dan selalu sama yang dikeluhkan.
"ah, kenapa aku harus menjalani hari ini lagi."
Ada khawatir setiap bertemu dengan yang lain.
Ada cemas akan apa yang terjadi nanti.
Ada amarah kapan ini semua usai.
Ada kesadaran, bukan ini jalan yang kuinginkan.
Ada bagian hidup yang tidak selalu bahagia.
Yogyakarta, 14 Juli 2021
4 notes · View notes
firdaarsy · 3 years
Text
Ada orang-orang yang didewasakan oleh air mata, entah pada perihnya luka yang harus ia tahan, atau pada patah yang ia harus tetap berjalan.
Tidak semua rasa yang kamu tahan itu harus diungkapkan jika nanti malah mempersulit keadaan, kamu pun tahu tidaklah mudah saat harus menenangkan gemuruh rasa seorang diri, membendung tangis agar tidak tumpah dan terlihat seakan semua baik-baik saja.
Seperti inilah rasa yang harus kamu hadapi dan kelola dengan bertambahnya usia, soal amarah yang harus kamu peluk dengan maaf, soal benci yang harus kamu tidurkan dengan keikhlasan, dan soal sedih yang harus kamu tutup dengan bahagia.
Untukmu yang hari ini patah semangatnya, remuk dan bercerai hatinya, dan untuk raga terpenjara pikirannya. Tidaklah mengapa kamu jatuh dan terpukul mundur saat ini, sebab semakin besar dan dalam ujianmu maka akan bertambah kuat hati dan ragamu. 
Tersebab mereka yang didewasakan oleh mengelola dan menahan rasa itu akan lebih siap untuk menghadapi dunia dan permainannya. Ia biasa dengan bahagia dan air mata, dan ia juga mudah menghargai setiap usaha manusia.
Selamat dan semangat mendewasa dengan ujian dan keadaan :)
@jndmmsyhd 
620 notes · View notes
firdaarsy · 3 years
Text
A letter to my self
Kamu pernah merasakan sakitnya kehilangan. Kamu pernah menjalani detik-detik yang melambat. Ingin segera keluar dari keterpurukan dan hidup seperti orang kuat pada umumnya. Berkata sekencang-kencangnya pada dunia, "I'm ok!" Because you think you should to be okay-person!
Kamu pernah menutup diri. Mengambil risiko untuk hidup sendiri. Agar tidak ada lagi orang masuk ke dalam hidupmu. Agar tidak tercipta rasa memiliki. Tidak ada yang pergi bahkan datang pun tidak kau terima. Tidak ada lagi kehilangan untuk kesekian kalinya. Tidak ada lagi alokasi waktu untuk healing bawah datang dan pergi adalah proses kehidupan yang pasti terjadi. Tidak ada lagi.
Menerima kedatangan orang lain dihidupmu pastilah tidak mudah, kan? Aku tau itu. Tenang. Ada aku yang akan terus menemanimu. Jika kau tetap mengizinkannya. Bahkan hingga saat ini, ketakutan itu masih menghantui. Ketakutan akan ditinggalkan. Ketakutan merasakan kenyamanan. Ketakutan terlanjur mencinta. Ketakutan hidup bergantung pada orang lain. Untuk apa bahagia kalau nanti akan terenggut lagi? Mengulang luka yang sama. Untuk apa Allah menitipkan seseorang dalam hidup kalau nantinya ia akan harus pergi lagi?
Sebenarnya apa yang kamu takutkan dari kehilangan dan ditinggalkan? Perasaan dibuang? Tidak dijadikan prioritas? Pilihan untuk tidak disayang?
Sebagaimana kamu yang memilih untuk pergi dari rumah. Kepergianmu bukan karena perasaan tidak menyayangi keluargamu kan? Tetapi hidupmu harus tetap berjalan. Begitupun mungkin orang-orang yang telah pergi atau yang nantinya akan pergi. Mereka pergi bukan karena tidak menyayangimu. But, they have to.
Atau bahkan tetap tinggal dan pergi bahkan bukan mereka sendiri pengendalinya. Kematian misalnya. It's destiny. Bukan hanya kamu yang tidak dapat mengontrol jalan hidup mereka. Bahkan mereka pun tidak.
Apapun yang terjadi nanti, jika ada yang harus pergi mereka tetap menyayangimu. Mereka hanya harus pergi. Dan ada aku, dirimu sendiri yang akan terus menemanimu sampai kapanpun. Jangan sampai kau kehilangan aku, ya. Atau malah kau yang meninggalkan aku. We have to through this together.
Izinkan orang lain masuk ke dalam hidupmu. Izinkan orang lain membuat hidupmu bahagia, meskipun itu sementara. Izinkan orang lain mengendalikan hidupmu kalau kau memang percaya ia akan bertanggungjawab semampu yang ia bisa. Izinkan orang lain mengisi masa depanmu karena hidupmu bukan hanya tentang kamu dan masa lalumu. Izinkan dirimu istirahat dari segala kekhawatiran hidup. Aku dan Tuhan tidak akan meninggalkanmu sendirian. Percayalah.
Depok, 13 Februari 2021
6 notes · View notes
firdaarsy · 3 years
Text
Ternyata bicara itu...
Ternyata bicara itu melegakan, ya?
Ternyata bicara itu memudahkan, ya?
Ternyata bicara itu tidak semenyeramkan yang tadinya aku pikirkan, ya?
Ternyata kuncinya memang berbicara, ya?
Bagaimana bisa berkompromi kalau tidak dibicarakan? Ini bukan kalah-menang. Bukan salah-benar. Hanya perlu titik tengah untuk saling memahami maksud dan tujuan masing-masing. Hingga tiap individu bisa saling merendahkan ego dan bersedia mendengarkan lebih dalam lagi.
Hingga bukan lagi untuk aku atau pun untuk kamu tapi untuk kita.
Depok, 19 Desember 2020
1 note · View note
firdaarsy · 3 years
Text
Selalu ada yang pertama.
Selalu ada yang pertama, kan?
Pertama kali pergi.
Pertama kali datang.
Pertama kali jatuh.
Pertama kali bertemu.
Pertama kali berselisih.
Pertama kali berdamai.
Pertama kali belajar.
Seperti hari ini, pertama kali aku "memanggil" seseorang karena "dipanggil" oleh atasanku.
Pertama kali aku menemani dalam ruangan atasan, teguran yang dibawa sesantai mungkin.
Pertama kali membawa orang di luar divisiku untuk diperingati.
Pertama kali melihat beliau yang biasanya bisa berdiskusi santai dan nyeleneh bersamaku, gugup, mengetuk-mengetukkan jarinya. Ah, aku pernah beberapa kali melihat perangai itu saat melihat orang lain diperingati.
Selalu ada yang pertama, kan?
Depok, 15 Desember 2020
1 note · View note
firdaarsy · 3 years
Photo
Nyatanya hidup memang terdiri dari serangkaian takdir. Jangan lari, bersiaplah. Kalau memang takdir, tetap harus dijalani seperti ini, kan? Apapun yang akan terjadi di depan, kau sudah melewati banyak hal di belakang, Firda.
Tumblr media
556 notes · View notes
firdaarsy · 4 years
Text
Sedih + kezel. Liat biaya S2 mahal-mahal banget. Liat aja nanti aku kuliahin orang-orang lain pakai uangku sendiri. Aku juga kuliah pakai uangku sendiri?!!! Bismillah!
Depok, 19 Oktober 2020
Tumblr media
898 notes · View notes
firdaarsy · 4 years
Text
Seketika aku benci dengan tangis dan segala rasa sedihnya, kecewanya, ketidakberdayaannya, penolakannya.
Hidup dengan penuh iba dan peka. Aku hilang dalam terowongan pikir. Kalau aku katakan aku lelah, apa aku menjadi layak mendapat benci?
Kalau aku katakan aku jengah dan ingin sudah lantas apa? Semua bahagia? Lalu akan susul-menyusul bahagiaku atas doa-doa mereka?
Oh begini nafas lebih dari satu badan. Kenapa kita tidak bertemu dalam satu kata?
Jakarta, 10 Oktober 2020
0 notes
firdaarsy · 4 years
Text
Seperti apa aku nanti?
Pada apa yang terjadi nanti, aku penasaran kejutan apa yang Allah siapkan setelah naik turun menumpangi roller coaster takdirNya.
Kalau kata @shofnd , Nabi Muhammad pun ga tau kelak akan punya amanah sebesar apa. Allah siapkan dari jauh-jauh hari kesabaran dan ketabahannya untuk menjalani takdir Allah di masa depan.
Lalu, peran apa yang Allah siapkan ya untukku di masa depan? Dengan ujian yang telah, sedang, dan masih harus aku lewati. Hmm, tunggu tanggal mainnya ya, Fir. Makanya yuk tuntaskan dulu kurikulum kehidupan yang kamu jalani pada detik ini. Selamat bertumbuh dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik!
Depok, 7 Oktober 2020
1 note · View note
firdaarsy · 4 years
Text
Manusia seringkali lucu ya. Merasa sakit dan kehilangan, padahal sebenarnya tak pernah (benar-benar) memiliki.
©Quraners
475 notes · View notes
firdaarsy · 4 years
Text
Belajar di kantor
Rapat pekanan di kantor dengan direksi dan beberapa kepala divisi tadi membuat aku menyadari, meskipun dengan segala ketidaksempurnaan yang ada, tetap saja berada didalamnya adalah sebuah kenyamanan. Ada sayang dan sedih kalau kelak harus meninggalkan tempat semenyenangkan ini. Iya ya, salah satu hal yang membuat aku masih bahagia hidup di kota ini, ya kantor ini.
Kalau dipikir-pikir, kenapa aku sampai bisa sesayang ini ya sama kantorku? Ah, mungkin karena mereka memberikan yang aku butuhkan dan yang aku inginkan. Aku suka buku. Aku bahagia menjadi bagian dari proses terjadinya buku. Semoga jadi salah satu jariyah yaa. Aamiin.
Aku butuh belajar. Aku niatkan sedari awal tujuanku di sini untuk belajar. Yah namanya juga kerja pertama, kalau ada yang tidak sesuai terima saja. Jadi bahan pembelajaran. Hampir selalu hal itu yang menenangkanku ketika ada hal-hal yang tidak seharusnya terjadi. Ada ada saja macam pembelajarannya, dari belajar aplikasi baru, belajar komunikasi dengan para tetua, belajar bekerja dengan efisien, belajar photocopy, belajar menganalisis, belajar berdiskusi, belajar menghargai, belajar memahami kultur, belajar membaca pasar, belajar mengevaluasi, belajar berinteraksi. Duh banyaaak.
Ntah kenapa, aku yakin suatu hari pengalaman menangani ketidaksempurnaan ini pasti akan bermanfaat. Aku pun juga senang menjadi bagian dari proses bertumbuhnya, berdiskusi dan mencari solusi bersama. Dibanding berada di perusahaan yang sudah settle, meskipun tantangannya ada dimenjaga dan berkembang untuk terus bertahan tetapi aku lebih senang berjuang dari bawah.
Aku jadi berpikir, kenapa ya mindset belajar ini belum bisa kuaplikasikan di rumah? Jadi, apapun yang terjadi atas ketidaksempurnaannya adalah bahan pembelajaran. Semakin banyak masalahnya, semakin banyak yang dipelajari. Kan pasti berguna untuk masa depan. Apapun yang terjadi, dimaklumi dan diperbaiki saja. Cari solusi. Kok aku tidak senang menjadi bagian dari perbaikannya ya?
Apa karena tidak ada yang mengapresiasi usahaku ya?
Apa karena tidak ada teman berdiskusi dan bertukar pikiran?
Apa karena aku tidak percaya perbaikan itu ada?
Apa karena aku belum melangkah bahkan untuk memulai?
Depok, 25 Agustus 2020
0 notes
firdaarsy · 4 years
Text
Tinggal Satu Detik Kuhampiri
Di hujan bulan Juni
Ada sendu yang jenuh
Yang fana adalah waktu
Tapi rindu menuntutku kalau kita belum tentu abadi
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana saja
Tapi rasioku lari-lari
Pada suatu hari nanti
Aku yakin isyarat sudah tak dibutuhkan lagi
Hanya suara burung yang kau dengar
Dan kalbu terduduk khusyu’
Hatiku selembar daun
Jadi wadah embun yang menguap
Jangan kau ulangi lagi
Tinggal satu nyawa dikandung badan
Tetap di sini
Depok, 27 Juli 2020
1 note · View note
firdaarsy · 4 years
Photo
Tumblr media
Karena kelas hari minggu sudah penuh sementara masih ada peserta yang mendaftar, sekalian saja dibuka Batch 2. Untuk info lengkap & pendaftaran, klik info. 
35 notes · View notes
firdaarsy · 4 years
Text
Curiga kepada Takdir
Saat Allah menakdirkan hatimu terluka oleh seseorang, kamu perlu curiga bahwa Allah juga sudah menakdirkan seseorang yang lain untuk membantumu sembuh.
Manakala ia datang, sambutlah dengan gembira. Namun, ketika ia mendekat dan menawarkan diri untuk membalut lukamu, katakan, “Aku akan menyembuhkannya sendiri, dan ini butuh waktu. Setelah aku pulih, aku siap dengan kehidupan baru denganmu.”
Ia sudah berbesar hati bersedia mendatangi kamu yang terluka. Ia berhak atas dirimu yang utuh, yang siap mencintainya dengan sungguh.
~
nurun ala 14/07/20
604 notes · View notes
firdaarsy · 4 years
Text
Menunggu
Menunggu itu sabar dengan kepastian masa yang tidak pasti.
Menunggu itu menjaga harap untuk tidak berharap selain kepada Ia yang tidak pernah mengecewakan.
Menunggu itu belajar dari hidup yang ntah seberapa lama lagi.
Menunggu itu pembuktian dari berdoa sungguh-sungguh. Depok, 14 Juli 2020
0 notes