Tumgik
catatanfim · 2 years
Text
Kenangan Ustadz Zuhairi Umar bersama Abi Rahimahullaaah (part 3)
.........
Biasanya, setiap malam Jumat ustaz Muhibbin mengisi kajian di komunitas jamaah Arab. Halakah ini sudah ada bertahun-tahun sebelum saya datang.
Setelah di Purwokerto, saya sering diajak oleh beliau untuk ikut acara tersebut. Kadang beliau juga mengajak teman-teman yang lain.
Mungkin ini cara beliau mengenalkan kita kepada masyarakat dan sekaligus pengkaderan kepada yuniornya. Sering beliau menyampaikan, "Ilmu ana sudah habis, antum yang baru datang ini masih fress silahkan menyampaikan."
Saya tahu ini kalimat tawadu yang menandakan dalamnya ilmu seseorang. Kata Imam Syafi'i, "Siapa yang bertambah ilmunya, maka bertambah pula kebodohannya." Jika orang merasa rendah maka semakin tinggi derajatnya. Sebaliknya, orang yang merasa pintar, sesungguhnya ilmunya masih dangkal.
Dalam pepatah dikatakan, "Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan." Seperti padi semakin berisi semakin merunduk. Demikian juga manusia semakin berilmu semakin rendah hati.
###
Jika malam jumat ada mobil kijang merah parkir di halaman Masjid Mafaza, maka itu berarti ada ustaz Muhibbin yang akan mengajak kita kajian.
Sering saya keluar duluan dari masjid sebelum beliau selesai berzikir, karena "menghindari" ajakan beliau ke kajian. Bukan saya lari, tapi takut disuruh ngisi lagi seperti saat saya baru tiba di Purwokerto.
###
Peristiwa itu masih saya ingat sampai sekarang. Suatu malam, beliau mengajak saya ke sebuah kajian di Jalan Gatot Subroto Purwokerto. Di sana, saya melihat beberapa pejabat teras juga hadir.
Maklum, jamaah ustaz Muhibbin memang beragam. Mulai dari pejabat, mahasiswa, dan masyarakat umum. Setelah sampai, saya duduk tenang di samping beliau sambil menyantap hidangan yang telah disediakan.
Ketika acara sudah dimulai, tibalah waktunya ustaz Muhibbin mengisi kajian. Tapi, sebelumnya, beliau berbisik kepada saya, "Nanti antum kultum dulu sebentar sebelum ana menyampaikan."
Mendengar itu saya kaget karena tidak ada persiapan. Saya menolak dengan halus, "Afwan ustaz, ana belum siap, ngak ada bahan." Beliau tersenyum sambil berkata, "Sampaikan saja satu atau dua hadis yang antum hapal, atau tafsir satu ayat saja juga boleh, atau materi khotbah kemarin juga ngak pa2." Beliau menepuk paha saya pelan sambil tersenyum.
Makanan yang baru saja saya telan rasanya tertahan di tenggorokan. Kepala mendadak pusing karena dipaksa mengingat kembali materi yang paling siap untuk disampaikan.
Tiba-tiba saya teringat dengan hapalan hadis anak SD yang sering dibaca nyaring di sekolah. "Dua macam nikmat manusia sering tertipu dan terpedaya olehnya; sehat dan waktu luang."
Sejak peristiwa itu, setiap diajak ustaz Muhibbin, saya selalu menyiapkan kertas atau buku saku berisi materi yang bisa disampaikan. Inilah hikmah yang saya rasakan.
Setelah kejadian itu, saya mendukung sebuah ungkapan yang mengatakan, "Sebaik-baik belajar adalah dengan cara mengajar."
"Rahimallah Ustaz Muhibbin Rahmatan wasi'ah"
6 November 2021
1 note · View note
catatanfim · 2 years
Text
Kenangan Ustadz Zuhairi Umar bersama Abi Rahimahullaaah (part 2)
......
Waktu itu sekitar tahun 2005 hingga 2006 Indonesia dihebohkan dengan goyang ngebor seorang artis terkenal dari Jawa Timur. Masyarakat pro dan kontra menanggapinya. Kebanyakan masyarakat menolak goyangan yang seronok dan vulgar karena melanggar norma agama, adat ketimuran, dan tidak mendidik generasi mendatang.
Bagi yang pro mengatakan bahwa itu adalah hasil karya seni yang bebas untuk ditampilkan. Indonesia bukan negara agama kata mereka. Jadi, tidak semua harus diukur dengan norma agama. Seni itu tidak bisa dibatasi. Seni itu masuk dan menyatu dengan alam.
Tivi-tivi yang menayangkan goyang ngebor itu diprotes dan disomasi oleh masyarakat. Begitu juga dengan penyanyinya dicekal dimana-mana. Sedangkan sang artis tetap membela diri kalau profesinya sebagai penghibur harus totalitas. Dia tidak ingin mengecewakan para penggemarnya.
###
Ternyata, yang dikhawatirkan masyarakat terbukti. Anak-anak kecil banyak yang menirukan goyangan tersebut. Sehingga membuat orangtua juga protes kepada sekolah karena di rumah sudah terbentengi, tapi di sekolah malah ketularan dari temannya yang mungkin agak longgar di rumahnya.
Ada salah satu anak SD yang terkenal unik dan nyentrik. Dia anak juragan gula. Badannya besar dan lebar. Suaranya keras dan tenaganya kuat. Dia ditakuti oleh teman-temannya. Jika dia meminta temannya untuk goyang ngebor maka tidak ada yang berani menolak.
Jika yang diminta tidak bisa goyang, maka dia dulu mencontohkan, lalu mengajak yang lain menirukan.
Melihat fenomena seperti ini saya berkonsultasi dengan ustaz Muhibbin sebagai orang yang dipercaya oleh LPP untuk menangani bi'ah islamiyyah di sekolah-sekolah Al Irsyad.
Beliau mengatakan kepada saya, "Coba antum gunakan kerangka berpikir Rasulullah ketika ada orang yang meminta izin untuk melakukan zina. Saat itu Rasulullah tidak emosional, tapi Rasulullah mengajak orang tadi berpikir sejenak sebelum melakukannya."
"Kamu ingin berbuat zina?" "Benar wahai Rasulullah" Jawabnya. "Bagaimana jika ada orang melakukan hal itu kepada istrimu, atau ibumu, atau anak gadismu. Apa yang akan engkau lakukan?"
###
Selesai nasehat ustadz Muhibbin sampai di situ lalu saya kembali ke sekolah. Saya panggil anak jagoan tadi yang mengajak teman-temannya goyang ngebor.
Ketika masuk kantor anak itu masih percaya diri dan tertawa kecil. Mungkin dia menganggap perbuatannya itu biasa saja hanya candaan belaka dan tidak melanggar norma.
Saya juga berusaha tenang dan tidak terbawa emosi. Saya bertanya kepada anak itu, " Mas, apa benar kamu yang mengajak teman-teman goyang ngebor?" "Iya ustaz." Jawabnya santai. "Apakah kamu lihat itu perbuatan baik?" "Biasa ustaz buat lucu-lucuan saja." Jawabnya.
"Mas, ustaz mau tanya. Jika yang bernyanyi dan goyang ngebor di atas panggung itu ibu kamu, dan ditonton oleh ribuan laki-laki, bagaimana perasaanmu?"
Dengan nada emosi anak itu tiba-tiba menjawab, "Kalau ibu saya goyang ngebor seperti itu akan saya tendang pantatnya. Saya tidak mau ibu seperti itu."
Tidak terasa mata anak itu berkaca-kaca menahan air mata yang hampir jatuh. Saya bersyukur, ternyata anak itu masih punya ghiroh dan kebanggaan dengan ibunya. Dia tidak rela ibunya menjadi wanita seperti itu.
Keesokan harinya, saya ceritakan peristiwa itu kepada ustaz Muhibbin. Beliau tersenyum dan mengucapkan "Alhamdulillah"
Sejak peristiwa itu, dalam setiap kajian, beliau selalu menyelipkan kisah anak SD tadi kepada para jamaah yang juga gelisah dalam membentengi anak-anaknya dari pengaruh negatif yang bisa merusak akhlak dan moralnya.
Rahimahullah rahmatan wasi'ah.
4 November 2021
Ditulis di sela-sela istirahat makan siang.
1 note · View note
catatanfim · 2 years
Text
Kenangan Ustadz Zuhairi Umar bersama Abi Rahimahullaaah (part 1)
Waktu itu saya masih di Jakarta dan diajak oleh salah seorang teman ke Purwokerto. Katanya ada sebuah lembaga pendidikan yang sedang mencari guru PAI. Dia diutus oleh lembaga itu untuk mencari anak LIPIA.
Beberapa hari sebelumnya saya ditawari juga oleh teman yang lain untuk mengajar di salah satu pondok pesantren di Medan Sumatera Utara. Ada juga yang menawarkan ngajar di pondok Sukabumi dan Bogor. Saya belum memutuskan hendak kemana karena mempertimbangkan faktor jarak. Bogor dan Sukabumi jauh dari kampung halaman apalagi Medan.
Kadang terbersit juga dalam pikiran untuk keluar Jawa agar punya banyak pengalaman. Namun, akhirnya saya putuskan ke Purwokerto saja karena pertimbangan jarak yang lebih dekat ke Jawa Timur. Ternyata, setelah tinggal di Purwokerto, saya baru tahu kalau perjalanan ke kampung halaman masih butuh waktu 12 jam lagi dengan kereta api. Apalagi jika menggunakan bis lebih lama lagi.
###
Sebelum berangkat, saya diberi nomor ustaz yang akan saya temui nanti setelah sampai di Purwokerto. Ya, beliau adalah ustaz Muhibbin Bakrun Lc. Senior jauh di LIPIA. Makanya, saya belum pernah jumpa. Katanya, beliau dulu satu kelas dengan Anis Matta. "Saat kuliah, Anis Matta itu pendiam orangnya tapi banyak baca." Tutur beliau dalam suatu acara.
###
Pukul 3 pagi saya sampai di stasiun Purwokerto. Karena masih ngantuk saya tidur sebentar di kursi panjang stasiun sambil memeluk tas berisi pakaian dan sedikit bekal. Setelah azan subuh berkumandang saya segera bangun menuju masjid untuk melaksanakan salat subuh.
Setelah salat, saya bingung harus kemana. Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Purwokerto. Meskipun dulu sering mondar-mandir menggunakan kereta api dari Surabaya ke Jakarta tapi kan tidak pernah turun karena Purwokerto bukan tujuan saya. Di sini saya tidak punya kenalan, teman, apalagi saudara. Kecuali ustadz Muhibbin yang nantinya akan menjadi orangtua, guru, dan sahabat karib saya.
Selama ini saya belum pernah bertemu ustaz Muhibbin. Hanya mendengar suaranya saja dari percakapan di telepon. Tapi, saya sudah sering mendengar kiprah beliau di Purwokerto dan sekitarnya dari alumni Unsoed di Jakarta yang rutin menghadiri kajian-kajian beliau. Baik kajian secara langsung atau seminar di kampus dan juga pengajian rutin di RRI Purwokerto.
###
Setelah agak terang, saya keluar mencari wartel untuk menelepon ustaz Muhibbin. Diujung telepon beliau memandu saya untuk sampai ke rumahnya. Dulu, masih banyak angkot di depan stasiun yang menunggu penumpang. Sehingga cukup mudah bagi saya sebagai orang baru untuk sampai ke tujuan. Waktu itu belum ada taksi, apalagi taksi online. Angkot masa itu armada rakyat yang menjadi primadona di Purwokerto.
Sampai di Gang Dahlia Sumampir saya turun. Setelah membayar angkot dengan uang pas, saya berjalan pelan sambil lihat kiri-kanan. Tidak berapa jauh melangkah, saya melihat seseorang yang sedang mencuci mobil kijang kapsul berwarna merah. "Mungkin ini ustadz Muhibbin" Dalam pikiran saya.
Saya ragu mau menyapa karena memang belum pernah bertemu beliau secara langsung. Begitu juga beliau belum pernah melihat saya.
Ketika hendak bertanya, orang yang mencuci mobil tadi langsung mengatakan, "Ahlan wasahlan wa marhaban, kaifa halukum, kullu syai' 'ala ma yurom?" Sapaan khas ini membuat saya yakin bahwa beliau adalah orang yang saya tuju. "Tidak salah lagi ini orang yang saya maksud." Bahkan, sebelum saya mengenalkan diri, beliau sudah tahu bahwa saya orang yang ditunggunya.
Segera saya cium tangannya meskipun beliau berusaha menariknya. Dengan segera beliau menghentikan pekerjaannya dan mempersilahkan saya masuk ke rumahnya. Setelah berkenalan lebih dalam beliau mempersilahkan saya untuk mandi dan makan pagi. Setelah itu, baru saya dibawa ke Masjid Fatimatuzzahra untuk mengikuti pertemuan dengan pengurus yayasan.
Bersambung....
1 November 2021
1 note · View note
catatanfim · 2 years
Text
💌 Untukmu wahai saudariku yang berharga
Janganlah engkau tertipu dengan orang berjenggot yang mendatangi dirimu, orang yang menghafal kitabullah, orang yang suaranya merdu dalam membaca Al Qur'an, menguasai ilmu tajwid, fasih dengan hukum hukum agama, dan orang berilmu yang fasih lagi mutqin..
Janganlah engkau berbincang dengannya..
Janganlah engkau mengizinkannya masuk dalam kehidupanmu..
Janganlah engkau membukakan hatimu baginya
Jauhilah dan jauhilah dirinya..
Barangsiapa yang tulus mencintaimu maka dia tidak akan Ridho berbincang secara rahasia denganmu..
Dia pun tidak akan ridho siksaan penciptamu terhadap dirimu
Dia tidak akan Ridho mengkhianati keluargamu..
Barangsiapa yang mencintaimu maka dia akan bertaqwa kepada Allah terhadap dirimu hingga memungkinkan bagi dirinya untuk mengetuk pintu rumah ayahmu untuk meminta tanganmu darinya (melamarmu)..
Ketahuilah saudariku,
Bahwa takdir dan rezkimu itu pasti datang kepadamu..
Dan apa yang ada disisi Allah tidak akan diraih dengan cara bermaksiat kepada Nya..
Dan janganlah rezkimu yang lambat itu membuat dirimu bermaksiat kepada Allah..
semoga Allah menjagamu...
kota hujan, Jumat, 29 okt 2021 07.40 WIB
0 notes
catatanfim · 2 years
Text
Ini Bukan Malu Tapi Sampah
Pertama:
Ketika masih belum berilmu muncul keinginan untuk belajar dan duduk di majelis ilmu, tiba-tiba hinggap bisikan "malu" untuk memulai belajar = sehingga ia mengundurkan diri dan selamanya hidup dalam kebodohan yang hitam kelam.
Kedua:
Ketika sudah memutuskan untuk menjadi penuntut ilmu, muncul berbagai varian "malu" yang berbahaya, di antaranya:
1. Malu bertanya dan meminta penjelasan ulang ketika tidak faham
2. Malu berdiskusi atau berdialog dengan kawannya
3. Malu mengambil ilmu dan faedah dari orang yang di bawah levelnya
4. Malu untuk menjawab pertanyaan dan latihan karena takut salah dan ditertawakan
5. Malu untuk menjadi murid teladan dan rajin
= sehingga menjadi murid yang lemah, selalu berada di belakang, dan selamanya menjadi manusia yang terbelakang. Keberadaannya nyaris seperti tidak ada.
Ketiga:
Lalu ketika sudah memiliki ilmu, ternyata masih ada jenis "malu" yang mengerikan lagi, yaitu:
1. Malu untuk mengajarkan ilmu di desa atau kampung halamannya
2. Malu untuk memberi nasehat dan menegur orang yang salah
3. Malu untuk mengajar mengaji anak-anak kecil dan para pemula
4. Malu berdiri atau duduk di hadapan orang-orang ketika menyampaikan ilmu
5. Malu untuk mengucapkan kebenaran di tengah gemuruh kebatilan
= sehingga ilmunya kering dan rapuh, karena tidak ia amalkan dan tidak ia ajarkan.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari, bahwa Mujahid rahimahullah mengatakan: Orang yang malu dan orang yang sombong tidak akan pernah menuntut ilmu. Aisyah Radhiyallahu 'Anha mengatakan: Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar karena mereka tidak malu untuk belajar dan memahami agama.
Malu adalah akhlak yang baik dan mendatangkan kebaikan, sehingga jika justru menghalangi kita dari kebaikan, maka buanglah, karena itu sampah.
nasehat ustadz fida' hafidzhohullah
bgr, 27/10/2021
0 notes
catatanfim · 2 years
Text
ORANG YANG PALING ABADI AKALNYA !
قال عبدالملك بن عمير رحمه الله :
كَانَ يُقَالُ : إِنَّ أَبْقَى النَّاسِ عُقُولًا قُرَّاءُ الْقُرْآنِ
ابن أبي شيبة (٢٩٩٥٦)
Abdul Malik bin Umair rohimahulloh (salah seorang ulama dari generasi para Tabi'in) pernah berkata :
"Dahulu dikatakan : "Sesungguhnya kelompok manusia yang paling kekal (abadi) akalnya adalah para Qurro' Al-Qur'an (para penghapal Al-Qur'an) !"
Al-Mushonnaf (no. 29.956), karya Al-Imam Ibnu Abi Syaibah rohimahulloh)
Ya, karena akal pikirannya digunakan sepenuhnya untuk menghapal Kalamulloh (firman Alloh).
Sehingga akal mereka itu adalah sebaik-baik akal manusia, selama mereka bisa Istiqomah dalam menjaga kebaikan dan menjauhi semua kejelekan.
Yakni, mereka Istiqomah di atas perkara Tauhid dan di atas Sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, dan jauh dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan
Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.
bgr, 26/10/2021
0 notes
catatanfim · 2 years
Text
BAHAYANYA KOSONG DARI KEGIATAN YANG BERMANFAAT !
Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh pernah berkata :
ﻭﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺿﺮﺭﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺑﻄﺎﻟﺘﻪ ﻭﻓﺮﺍﻏﻪ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻻ ﺗﻘﻌﺪ ﻓﺎﺭﻏﺔ، ﺑﻞ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺸﻐﻠﻬﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﻨﻔﻌﻬﺎ ﺷﻐﻠﺘﻪ ﺑﻤﺎ ﻳﻀﺮﻩ ﻭﻻ ﺑﺪ.
"Diantara perkara yang paling besar madhorotnya (akibat buruknya) terhadap seorang hamba adalah kosongnya dari kegiatan (yang bermanfaat) dan (mengisi) waktu luangnya.....
Karena sifat jiwa itu adalah tidak akan pernah berhenti tanpa kegiatan...
Bahkan jika dia tidak menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang bermanfaat baginya, maka pasti dia akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang memadhorotkannya (yakni yang akan merugikannya) !"
( Thoriqul Hijrotain, hal. 597)
Catatan :
1. Dalam kitabnya yang lain, Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah juga pernah berkata :
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Dirimu itu, jika tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, PASTI akan disibukkan dengan hal-hal yang bathil."
( Al-Jawabul Kaafi liman Sa-ala 'anid Dawa', hal 156)
2. Perkataan atau pernyataan seperti itu, adalah suatu kaidah dalam kehidupan seseorang.
Yakni, waktu atau kesempatan itu, jika tidak diisi dengan kegiatan yang positif (yang baik dan bermanfaat), pasti akan diisi dengan kegiatan yang negatif (yang jelek dan tidak bermanfaat)
3. Karena itu, agar kesempatan hidup kita dan waktu kita bermanfaat......
Buatlah program dan rencana, serta target hidup yang jelas untuk beberapa waktu ke depan....
Sehingga hari-hari kita akan selalu terisi dengan hal-hal yang baik, dan kegiatan hidup yang terarah dan terprogram .....
Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, aturlah dengan berbagai kegiatan hidup yang bermanfaat ....
Biarkanlah mayoritas orang lalai dan menyia-nyiakan waktunya..... Tetapi jangan jadikan diri kita seperti mereka....
Ingatlah, Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Ada dua kenikmatan, yang kebanyakan manusia tertipu (dengannya), yaitu nikmat sehat dan waktu luang/kesempatan.” (HR. Al-Bukhari no. 6412)
Kita berharap, semoga Alloh ta'ala senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita, agar pandai-pandai dalam memanfaatkan waktu dan kesempatan hidup kita yang tersisa ini, untuk perkara-perkara yang bermanfaat, bagi urusan dunia maupun akhirat kita.....
Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.
bgr, 25/10/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
Sholih dan Mushlih
Syaikh Abdur Razzaq Al Badr hafidzahullah berkata :
لا يكون الإنسان مباركا أينما كان إلا إذا كان في مجالسه كلها صالحا مصلحا، صالحا في نفسه ليس منه شر ولا أذى ولا إفساد ولا نحو ذلك، وأن يكون مصلحا بحيث أنه في مجلس من مجالسه يسمع منه الخير، تسمع منه الكلمة الطيبة والموعظة الحسنة والتنبيه النافع ونحو ذلك
"Seorang tidak akan berkah dimanapun berada kecuali di dalam majelisnya ia menjadi seorang yang Sholih dan Mushlih...
Sholih pada dirinya yaitu tidak mendatangkan keburukan, gangguan dan kerusakan ...
Juga menjadi Muslih, dimana ia dalam setiap majelisnya terdengar perkara yang baik, ucapan yang baik nasehat yang indah peringatan yang bermanfaat dan selainnya..."
📚Syarah Qowaidul Arba' hlm 10
Bgr, 6/10/2021
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
PELAJARAN DARI PENJAHIT YANG SHALIH
▫ Asy-Syaikh Abdul Aziz as-Salman rahimahullah mengisahkan,
"Ada orang yang mendatangi penjahit untuk minta buatkan baju. Si penjahit pun memulai dengan sungguh-sungguh agar hasil jahitannya bagus dan sempurna.
Tiba waktunya, si pemesan datang dan menyerahkan biaya pembuatan pakaian tersebut. Pakaian diserahkan, lalu ia pergi.
Esok harinya, si pemesan kembali datang pada si penjahit lalu ia mengatakan, 'Saya menemukan beberapa kekurangan pada pakaian ini..' Dan ia pun memperlihatkannya kepada si penjahit.
Tukang jahit lantas menangis.
Lalu, si pemesan mengatakan, 'Saya tidak bermaksud membuat Anda sedih. Saya sudah cukup puas dengan pakaian ini.'
Si penjahit berkata,
'Bukan ini yang membuatku menangis. Saya sudah mengerjakan pakaian ini semaksimal yang aku mampu untukmu, tapi nyatanya masih ada kesalahan-kesalahan semacam ini.
Yang aku tangisi ialah amal ketaatanku kepada Allah. Aku telah bersungguh-sungguh dalam umurku untuk beribadah; namun entah berapa banyak aib dan kekurangan yang ada padanya?!'
📔 Iyqazhu Ulil Himam, hlm. 110.
Renungan indah bagi kita, semoga dapat jadi bahan renungan.
Wallahu a'lam.
bgr, 5/10/2021
1 note · View note
catatanfim · 3 years
Text
JANGAN MERASA AMAN DARI RIYA
▪️ ‘Abdah bin Abi Lubabah rahimahullah berkata,
إنَّ أقْرَبَ النّاسِ مِنَ الرِّياءِ آمَنُهُمْ لَهُ
“Sungguh, manusia yang paling dekat (terjatuh) pada riyaʼ ialah yang paling merasa aman dari riyaʼ.”
Hilyah al-Auliyaʼ (6/113) melalui ad-Durr al-Muntaqa.
Bgr, 24/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
IKATLAH ILMU DENGAN TULISAN
Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh ....
Menulis atau mencatat suatu faedah ilmu yang telah kita dapatkan, adalah perkara yang sangat penting dan jangan pernah diremehkan !
Hal itu kita lakukan, adalah dalam rangka untuk menjaga ilmu, lebih meresap dalam hapalan, dan memudahkan kita untuk membaca ulang, terutama ketika akan dibutuhkan.
Mungkin ada yang bertanya : "Apakah menulis atau mencatat suatu faedah ilmu itu ada dalil yang memerintahkannya ?"
Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh....
Jawabannya : ya ada dalilnya, dan banyak sekali !
Diantaranya adalah sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut :
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu itu dengan dengan menulisnya." (Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam Silsilah As-Shohihah no. 2026)
Dalil lainnya, Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah memerintahkan kepada sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah *Abdullah bin ‘Amru* rodhiyallohu anhuma. Beliau bersabda kepadanya :
اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ
“Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya (yakni dari mulut Nabi) melainkan kebenaran."
(HR Imam Ahmad (2/164 dan 192), dan Al-Hakim (1/105-106), sanadnya Shohih)
Al-Imam Asy Syafi’i rahimahullah di dalam salah satu kitab beliau, beliau berkata :
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
"Ilmu adalah itu adalah (ibarat) buruan, dan tulisan (menulis/mencatat) itu adalah ikatannya."
"Ikatlah buruanmu itu dengan tali yang kuat !"
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja (tanpa diikat)."
( Diwan As-Syafi'i, hal. 103)
Begitu pentingnya mencatat suatu ilmu, sampai-sampai Al-Imam Asy-Sya’bi rahimahullah berkata :
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ
“Apabila engkau mendengar sesuatu faedah ilmu, maka tulislah, meskipun di dinding/tembok.”
( Mukhtashor At-Tahrir (hal. 8), dan Kitab Al-Ilmu (no. 146), karya Abu Khoitsamah rohimahulloh)
Semoga Alloh ta'ala senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita semua, agar kita selalu semangat dalam menuntut ilmu agama yang mulia ini, kemudian mencatatnya, menghapalnya dan mengamalkannya serta mengajarkannya sesuai kemampuan kita.....
Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah
Bgr, 23/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
AKARNYA DOSA
▪️ Hatim al-Ashamm rahimahullah berkata,
أَصْلُ المَعْصِيَةِ ثَلاثَةُ أشْياءَ الكِبْرُ والحِرْصُ والحَسَدُ
“Akar terjadinya maksiat dari tiga hal; kesombongan, ambisi, dan dengki.”
Hilyah al-Auliyaʼ, 7/79.
Bgr, 22/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
TEMAN-TEMAN YANG SHALIH SANGAT BERHARGA
Ubaidullah bin al-Hasan pernah berpesan kepada seseorang,
يَا فُلانُ اسْتَكْثِرْ مِنَ الصَّدِيقِ فَإنَّ أيْسَرَ ما تُصِيبُ أنْ يَبْلُغَهُ مَوْتُكَ فَيَدْعُوَ لَكَ
“Hai fulan, perbanyaklah teman-teman (yang baik). Karena setidaknya, pada saat kabar kematianmu sampai ke telinganya, ia akan mendoakan kebaikan untukmu.”
📔 Al-Ikhwan karya Ibnu Abid Dunya, hlm. 78.
Bgr, 22/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
DENGAN YAKIN DAN RIDHA
Berusaha dan yakin bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki; yakin terhadap segala janji Allah untuk orang yang bertakwa. Juga terima dan ridha-lah dengan segala ketetapan-Nya. Karena Allah ialah al-Hakiim ‘Maha Bijaksanaʼ, segala ketetapan-Nya ialah yang terbaik.
▫️ Abdullah bin Masʼud radhiyallahu ‘anhu pernah menasihatkan,
إنَّ اللَّهَ تَبارَكَ وتَعالى بِقِسْطِهِ وحِلْمِهِ جَعَلَ الرَّوْحَ والفَرَحَ فِي اليَقِينِ والرِّضا، وجَعَلَ الهَمَّ والحَزَنَ فِي الشَّكِّ والسُّخْطِ
“Dengan keadilan dan kelembutan-Nya, Allah menetapkan ketenangan dan kebahagiaan dalam yakin dan ridha; serta Dia menjadikan kegundahan dan kesedihan dalam ragu dan murka [terhadap takdir-Nya].”
( Ar-Ridha ‘anillaahi bi Qadha-ihi karya Ibnu Abid Dunya, hlm. 36)
Karena itulah, kegundahan atau kesedihan yang muncul di hati, kebanyakan disebabkan yakin dan ridha yang melemah dalam sanubari. Maka perkuat keyakinan dan ridha kita. Jalan terbaiknya ialah dengan belajar agama. Mendengarkan kajian tentang iman dan takdir pun dapat menjadi salah satu pilihan yang terbaik.
Hanya kepada Allah kita memohon hidayah.
Bgr, 20/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
DUNIA
Al-Imam Sufyan Ats-Tsaury rohimahulloh pernah berkata :
ما ازداد رجل علما فازداد من الدنيا قربا، إلا ازداد من الله بعدا.
"Tidaklah seseorang itu bertambah ilmunya, kemudian bertambah dekat dengan dunia, melainkan dia akan (semakin) bertambah jauh dari Alloh."
( Al-Adab Asy-Syar'iyyah, 2/232)
*Catatan :
1. Ya, dunia dan segala kesenangan di dalamnya, adalah suatu fitnah (ujian/cobaan) yang sangat besar bagi kita semuanya.
Lebih-lebih lagi bagi para penuntut ilmu agama.
Diantara bentuk fitnah (ujian-ujian) dari dunia itu adalah ujian yang berupa harta.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Ka’ab bin ‘Iyadh radhiyallahu anhu, dia mengatakan : “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
"Sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnahnya (ujian/cobaannya), dan fitnah bagi umatku adalah ada pada harta !"
[HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibni Hibbân, insya Alloh sanadnya shahih]
Dalam hadits yang lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda :
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
"Demi Allâh, bukan kefakiran (kemiskinan) yang aku kuatirkan atas kalian, namun yang aku kuatirkan adalah kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana pernah diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka (juga berlomba-lomba). Sehingga akhirnya dunia menyebabkan kalian binasa, sebagaimana mereka (juga binasa karenanya)." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
2. Ya, harta itu adalah ujian buat kita dari semua sisinya.
Dimulai dari saat mengumpulkannya (mendapatkannya), lalu menggunakannya dan mengembangkannya.
Kesibukan terhadap perkara dunia seperti ini sering melalaikan seseorang dari beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla.
Juga kegemaran menumpuk-numpuk harta yang tidak pernah ada rasa puasnya, diperparah lagi dengan perilaku menghalalkan segala cara, demi memenuhi ambisinya.
Harta juga menjadi fitnah atau musibah bagi yang mempunyainya, terutama ketika harta itu dibelanjakan di jalan yang tidak dibenarkan syari’at, atau enggan mengeluarkan zakat yang menjadi kewajibannya, dan sebagainya.
Akibatnya, berbagai keburukan pun bermunculan akibat fitnah harta.
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
"Sungguh akan datang suatu masa, saat itu manusia tidak lagi peduli dengan cara apa dia menghasilkan harta, apakah dari sesuatu yang halal ataukah haram !" [HR. Al-Bukhâri]
Sungguh, ini adalah suatu musibah yang sangat besar !
Demikianlah diantara bentuk-bentuk fitnah harta. Dan sebenarnya masih banyak lagi yang lainnya......
3. Karena itulah, jika fitnah harta itu menimpa seseorang, siapapun dia, sungguh biasanya dan seringnya adalah, dia tidak selamat dari tipu dayanya !
Kecuali orang-orang yang diberi Taufiq dan dirahmati oleh Alloh ta'ala. Mereka itulah yang insya Alloh akan bisa selamat darinya.
Karena itu pula kita berharap, semoga Alloh ta'ala senantiasa menjaga kita semuanya dari semua fitnah (ujian/cobaan) dari dunia ini...
Baik fitnah karena harta, karena wanita, karena pangkat dan jabatan, karena kemasyhuran, karena kekayaan, dan fitnah-fitnah dunia yang lainnya !
Bgr, 18/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
SUMBER DOSA
▪️ Hatim al-Ashamm rahimahullah berkata,
أَصْلُ المَعْصِيَةِ ثَلاثَةُ أشْياءَ الكِبْرُ والحِرْصُ والحَسَدُ
“Akar terjadinya maksiat dari tiga hal; kesombongan, ambisi, dan dengki.”
Hilyah al-Auliyaʼ, 7/79.
Bgr, 22/9/21
0 notes
catatanfim · 3 years
Text
PENGARUH AMAL SHALIH & KEMAKSIATAN BAGI JIWA KITA
قال الإمام إبن رجب رحمه الله :
(فالطاعة تُزكي النفس وتطهرها فترتفع ، والمعاصي تُدسِّي النفس وتقمعها فتنخفض ، وتصير كالذي يُدسُّ في التراب) .
جامع العلوم [٤١٧]
Al-Imam Ibnu Rojab Al-Hambali rohimahulloh pernah berkata :
"Amal ketaatan itu akan menyucikan dan membersihkan jiwa, sehingga jiwa itu akan menjadi tinggi (membumbung tinggi kedudukannya).
Sedangkan kemaksiatan (dosa-dosa) itu akan mengotori dan menghancurkan jiwa itu, sehingga jiwa itu pun menjadi rendah/merosot (kedudukannya).
Sehingga jadilah jiwa itu seperti sesuatu yang terselip/tersembunyi di dalam tanah...."
( Jami'ul Ulum wal Hikam, hal. 417)
Semoga Alloh ta'ala senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita, untuk mudah dan semangat dalam beramal sholih, dan dijauhkan dari semua amal yang jelek.
Nas-alulloha At-Taufiq wal Hidayah
Bgr, 21/9/21
0 notes