Tumgik
bzhafranr · 4 years
Text
TIPS Ramadhan #dirumahaja kala covid-19
Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin. Salam dan selawat selalu tercurah kepada nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam, juga kepada para isterinya, keluarganya, sahabatnya, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in, serta para pengikutnya setia hingga akhir zaman.
Sebelum kita bahas secara detail mengenai tips ramadhan #dirumahaja kala covid-19, ada beberapa hal mendasar yang harus kita lakukan…
View On WordPress
0 notes
bzhafranr · 4 years
Text
Surat Cinta dari Tuhan Untukmu, Para Pecinta Ilmu: Ilmu, Ialah Fitrah Penciptaan Manusia
Surat Cinta dari Tuhan Untukmu, Para Pecinta Ilmu: Ilmu, Ialah Fitrah Penciptaan Manusia
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.Dan Allah Mahateliti apa yang kamu…
View On WordPress
0 notes
bzhafranr · 4 years
Text
Ramadhan Dikala Covid-19
Tak terasa dalam hitungan bilangan hari saja kita akan memasuk bulan Ramadhan. Salah satu teladan dari Rasulullah dan para sahabatnya yang mulia, serta dari generasi salafus shaleh, mereka menyiapkan puasa Ramadhan jauh hari sebelum ramadhan tiba. Kurang lebih sekitar 6 bulan sebelum ramadhan mereka sudah mempersiapkan diri untuk tamu agung bulan Ramadhan. tak lupa mereka juga senantiasa berdoa…
View On WordPress
0 notes
bzhafranr · 4 years
Text
Surat cinta dari Tuhan untuk kita, para pendosa: Ia Tak Hanya Menyuruh Kita Berlomba Dalam Kebaikan, Tapi Juga Berlomba Dalam Pertaubatan
Adalah sayangNya yang tak berbilang, kasihNya yang tak bertepi, kuasaNya yang tak tertandingi, serta ampunanNya yang tak terbatasi. Ia menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dikehidupan;
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu…
View On WordPress
0 notes
bzhafranr · 5 years
Text
[Merangkai Kata Mengungkap Makna]
[Merangkai Kata Mengungkap Makna]
@baskarazr
17/10/19
.
Kita merangkai kata..
Untuk dapat mengungkapkan makna..
.
Tapi makna yang tersirat..
Bahkan sekalipun tersurat..
.
Tak akan mampu menggambarkan kemilau-pilu rasa..
.
Saat kata tak mampu lagi terangkai..
Kala makna tak lagi bisa terurai..
.
Maka masih ada rasa, yang harus di enjewantahkan dalam jiwa..
.
Itulah mengapa, ketenangan tak melulu hadir dengan untaian kata yang membuaikam
.
Atau lewat makna yang diresapi hingga ke saripati.
.
Tapi ketenangan, sesederhana mangaktualisasi rasa menjadi laku utama.
.
Itulah sebabnya..
Allah tak meminta kita untuk bercerita dan berkisah kala datang luka..
.
Itulah sebabnya..
Allah tak menyuruh kita untuk berkelana dan menyendiri-menyepi kala rundungan masalah menyergapi.
.
Itulah mengapa..
Allah meminta kita untuk mengejawantahkan rasa menjadi laku utama ketika datang masalah dan luka.
.
Yakni shalat, rukuk dan sujud, yang menjadi laku utama dari rasa.
.
Rasa yang tak mungkin dapat dirasa tanpa dikerja..
Rasa yang tak mungkin dapat dirasa hanya lewat rangkaian kata dan untaian makna tanpa menjadi laku utama.
.
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 45)
.
#shalat #pemuda #hijrah #kajian #gaul #shaleh #gaulteteptaat #moveup #shift #riilhijrah #pemudapilihansurga #pemudapencarisurga #pemudapemburusurga #pps
1 note · View note
bzhafranr · 5 years
Text
Tumblr media
[Kisah Terbaik]
@baskarazr
15/10/19
.
Mungkin dalam beberapa bagian pergelaran kehidupan kita merasa kalah dan payah, hingga akhirnya menyerah.
.
Tak jarang jua segala ujian dan masalah menerjang. Bak air bah yang menyapu segala keindahan dan kebahagiaan kehidupan.
.
Kadang jua kita merasakan kehidupan kita yang sempit dan sesak. Seakan tak cukup ruang untuk bergerak dan bernafas.
.
Penuh dengan rasa khawatir dan takut, seakan hendak diterkam hewan buas.
.
Begitula kisah kasih kehidupan. Jika waktu diibaratkan kanvas, pilihan-pilihan kita didunia adalah kuasnya, maka bahagia-sedih-tawa-tangis-kelapangan-kesempitan-ujian-dan-kemudahan didalam hidup kita adalah warna-warninya. Yang membuat hidup ini lebih berwarna, yang kelak akan menghasilkan keindahan dan ketentraman dalam goresan kehidupan. Yang menumbuhkan cinta dalam tiap perjuangannya. Yang menyatukan hati bagi siapa saja yang turut membersamainya
.
Setiap diri kita, memiliki kesempatan untuk berpijar menerangi semesta, menyalakan cahaya dengan sepenuh dirinya.
.
#qoute #MPSD #MenjadiPribadiSepenuhDiri #buku #kata #motivasi #pontianak #indonesia #pelajar #mahasiswa #pemuda #bermanfaat #viral #baper
1 note · View note
bzhafranr · 5 years
Text
Terkadang prasangka-prasangka di dalam pikiran kita lebih besar dan rumit dari pada masalah kita yang sebenarnya. Kita sering terjebak dengan kesimpulan akan kemungkinan terburuk yang belum tentu akan terjadi. Sehingga kita mudah lelah dan menyerah sebelum berjuang.
Terkadang kita kalah bukan karena masalah yang ada. Tapi kita kalah karena penjara prasangka pikiran kita.
Maka, jadilah pribadi yang bebas, bebas sejak dalam pikiran.
@baskarazr
1 note · View note
bzhafranr · 5 years
Text
Delapan Tip Menerbitkan Buku di Penerbit Quanta
Assalamu’alaikum.
Selamat pagi semuanya, semoga Anda selalu dalam keadaan sehat ya!
Setelah dua tahun menimba ilmu dunia penerbitan buku di Penerbit Quanta, akhirnya beberapa hari yang lalu saya meniatkan diri untuk berbagi mengenai delapan tip menerbitkan buku di Quanta. Perlu diperhatikan bahwa delapan tip yang akan saya sampaikan adalah tip berdasarkan fakta, diskusi dengan beberapa teman editor di kantor, dan pengalaman pribadi. Sebelum memulai, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman editor yang selama ini sudah berdiskusi dan berbagi saran selama saya bekerja di Quanta.
Apakah Anda siap membaca delapan tip ini? Yuk, kita mulai dengan membaca basmallah sama-sama terlebih dahulu! :)
1. Menulis dengan Sungguh-Sungguh
Yap, hal pertama yang harus Anda perhatikan dengan baik adalah menulis dengan sungguh-sungguh. Terutama mengenai niat Anda untuk menulis. Ada baiknya jika Anda memulainya dengan bertanya kepada diri sendiri, contohnya beberapa pertanyaan berikut ini.
a. Apa motivasi saya untuk menulis?
b. Tema apa yang ingin saya tulis?
c. Apakah tulisan saya ini akan bermanfaat bagi orang banyak (khususnya umat Islam)?
d. Apakah saya mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menulis tema tersebut?
e. Apakah yang akan saya tulis akan menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai agama Islam?
f.  Penerbit mana yang cocok dengan tema dan target pasar yang ingin saya raih?
Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya sebagai contoh saja, Anda juga dapat melakukan survey kecil untuk merencanakan apa yang akan Anda tulis dan berdiskusi dengan beberapa teman Anda. Jika Anda sudah mempunyai kesungguhan dan rencana yang matang, saya sarankan agar Anda juga mencari tahu bagaimana penulis-penulis buku best seller menulis bukunya. Buku Beginilah Cara Saya Nulis Buku Bestseller karya Ahmad Rifa’i Rif’an dapat Anda jadikan salah satu referensi bacaan untuk hal ini.
Hal lain yang perlu Anda perhatikan saat akan menulis dan sedang menulis naskah untuk diterbitkan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk naskah buku islami, khususnya Anda perhatikan kosakata-kosakata agama yang Anda gunakan. Cek lagi di KBBI, apakah kosakata yang Anda gunakan sudah tercantum dalam KBBI atau belum. Jika sudah, sebaiknya Anda gunakan yang sudah ada di KBBI saja.
2. Kenali Dulu Penerbitnya
Setiap penerbit tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi tema apa saja yang diterbitkan, sasaran pasar, maupun tren yang sedang ingin mereka buat. Sebaiknya, sebelum Anda menentukan akan mengirim naskah, Anda kenali dulu penerbitnya. Seperti apa Quanta itu? Ketentuan pengiriman naskahnya bagaimana? Apa saja yang akan Anda dapat dengan menerbitkan buku di sana?
Untuk mengenal Quanta lebih lanjut, Anda dapat membuka website www.elexmedia.id, Instagram @quantabooks, Facebook Quanta EMK, Fanpage Quanta Islamic Book, dan Twitter @quantabooks. Selamat menjelajah dan mengenal Quanta lebih dekat! :)
3. Mengirim Naskah Sesuai Ketentuan Penerbit
Tip ketiga ini hampir mirip dengan poin sebelumnya. Saat mencoba mengenal karakter sebuah penerbit, jangan lewatkan untuk mencari tahu bagaimana sih format naskah yang harus Anda kirim dan apa saja kelengkapannya. Berikut ini syarat dan ketentuan mengirim naskah ke Quanta yang saya kutip dari Instagram @quantabooks.
a. Merupakan karya asli penulis
b. Tidak mengandung SARA
c. Ditulis dalam format MS. Word
d. Minimal 120 halaman A4
e. Naskah lengkap dengan ketentuan sebagai berikut: judul dan nama penulis, kata pengantar, daftar isi, isi, daftar pustaka, profil penulis, sinopsis, dan testimoni (jika ada)
Setelah memastikan bahwa naskah Anda sudah sesuai dengan ketentuan di atas, Anda dapat mengirimkannya melalui surel ke salah satu editor Quanta. Ada Mba [email protected], Mba [email protected] (Mba Luky ini perempuan ya, jadi jangan dipanggil Mas :D), dan Mas [email protected]. Jika ada yang masih dirasa kurang jelas, silakan tanya langsung ke editor melalui surel ya.
4. Sampaikan Juga Rencana Pemasaran Kita
Tip keempat ini sengaja saya buat poin tersendiri agar dapat lebih diperhatikan. Kita mulai dengan melihat kembali apa arti kata “pemasaran” menurut KBBI daring. Pe.ma.sar.an, 1proses, cara,perbuatan, memasarakan suatu barang dagangan, 2perihal menyebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat.
Anda pasti ingin karya yang telah Anda tulis dengan sungguh-sungguh dapat diketahui orang banyak dan terjual dengan baik. Hal ini akan sulit tercapai jika Anda sendiri tidak berkontribusi untuk memasarkan buku Anda. Mungkin Anda berpikir bahwa penerbit yang akan menerbitkan buku Anda sudah memiliki rencana pemasaran yang baik untuk buku Anda nantinya. Tapi, alangkah jauh lebih baik jika Anda juga ikut merencanakan pemasaran buku Anda nantinya. 
Sebenarnya, membuat rencana pemasaran tidak sesulit yang mungkin Anda pikirkan. Anda dapat memulainya dengan mencari tahu atau bertanya kepada penulis-penulis yang sudah menerbitkan buku best seller tentang bagaimana cara-cara mereka ikut serta memasarkan bukunya. Selain itu, Anda juga dapat membuat rencana memasarkan buku Anda melalui sosial media, relasi, teman, keluarga, maupun acara-acara tertentu. Bagi Anda yang sering menjadi pembicara dalam berbagai kesempatan, Anda juga dapat membuat rencana untuk memasarkan buku Anda dalam acara yang Anda isi.
Ssst, menambahkan rencana pemasaran dan mengirimkannya ke penerbit juga dapat menjadi nilai tambah untuk meyakinkan penerbit agar menerbitkan buku Anda loh! :)
5. Kirim Surel dengan Baik
“Hmmm, maksudnya apa ya? Apakah ada yang salah dengan cara saya mengirim surel selama ini?”
Sebelumnya saya mohon maaf jika ketika membaca bagian ini ada pembaca yang merasa tersinggung dan mohon maaf juga jika selama menjadi editor kemarin saya juga tidak membalas surel dengan baik. Faktanya, selama menjadi editor dua tahun kemarin, saya dan teman-teman di redaksi Quanta sempat beberapa kali berdiskusi mengenai masalah yang sama. Masalahnya apa? Calon penulis mengirimkan naskahnya tanpa memberi subjek pada surel, tidak menyampaikan salam atau pengantar pada surelnya, dan ada juga yang tiba-tiba menyampaikan permintaannya agar naskahnya disunting. 
Perlu kita ingat bahwa surel pertama yang Anda kirim kepada editor juga merupakan kesan pertama yang Anda berikan. Maka sebaiknya, setelah menulis subjek surel mulailah menulis isi surel dengan memperkenalkan diri Anda. Selain itu, sampaikan juga maksud Anda mengirimkan surel tersebut, apakah ingin sekadar bertanya atau langsung mengirimkan naskah.
Jika Anda ingin bertanya kepada editor, silakan sampaikan poin-poin pertanyaan Anda dengan jelas. Jika Anda ingin mengirimkan naskah, cantumkan juga judul naskah yang Anda kirim. Ketika akan melampirkan naskah, jangan lupa cek kembali apakah naskah Anda sudah sesuai dengan ketentuan penerbit atau belum. Sebelum menekan “kirim”, baca ulang subjek, isi, dan lampiran surel Anda apakah sudah sesuai atau belum. Jangan lupa juga untuk membaca basmallah ya ketika mengirim. :)
Eh ada yang ketinggalan, sebaiknya Anda kirim pertanyaan atau naskah Anda ke salah satu surel editor saja. Hal ini bertujuan agar memudahkan masing-masing editor mengecek pertanyaan atau naskah yang masuk ke surelnya dan tidak bercampur dengan editor lainnya. Pendataan lebih mudah dilakukan dan editor pun lebih mudah membalas surel Anda.
Allah telah memudahkan Anda untuk menulis sebuah naskah yang insyaallah bermanfaat bagi masyarakat. Maka yakinlah bahwa Allah juga akan memudahkan Anda untuk menulis beberapa kalimat yang baik ketika akan mengirim surel.
6. Hubungi Editor Pada Hari dan Jam Kerja
Hal ini juga merupakan salah satu hal yang perlu Anda perhatikan. Seperti yang kita ketahui, jam kerja setiap orang atau setiap profesi berbeda-beda. Setelah jam kerja selesai, biasanya orang-orang ada yang memilih menghabiskan waktu berkualitasnya dengan keluarga, teman, atau mengerjakan hal-hal yang ia sukai. Karena itu saya sarankan Anda untuk mengirimkan surel atau menghubungi editor melalui media lain pada jam kerjanya sebagai salah satu bentuk kita menghargai waktu pribadi orang lain. Jam kerja di Quanta adalah Senin s.d. Jumat pukul 07.30-16.30 WIB.
7. Bersabar
Setelah naskah terkirim melalui surel, hal yang harus Anda lakukan selanjutnya adalah bersabar. Biasanya setelah surel diterima, editor akan memberikan balasan bahwa naskah Anda sudah diterima dengan baik. Bisa jadi juga ada beberapa catatan atau pertanyaan dari editor. Balasan surel dari editor ini belum tentu dilakukan pada hari yang sama ketika Anda mengirim naskah. Karena selain duduk bekerja di depan komputer, editor juga memiliki beberapa tugas lainnya yang menyebebkan ia tidak dapat setiap waktu membuka surel. Jadi, kalau baru satu dua menit atau sehari belum dibalas, cukup ditunggu saja balasannya ya. :) 
Perlu Anda ketahui bahwa naskah yang masuk ke surel editor tidak hanya satu setiap bulannya. Karena itu, editor perlu waktu yang cukup untuk kemudian memeriksa apakah naskah yang Anda kirim dapat diterbitkan di Quanta atau tidak. Waktu seorang editor memeriksa naskah paling cepat adalah satu hari dan paling lama satu sampai dua bulan. Naskah yang masuk satu per satu diperhatikan oleh editor dan dipertimbangkan untuk diterima atau tidaknya dilihat dari berbagai aspek.
Anda perlu sedikit lebih bersabar dalam proses ini karena Anda harus menunggu hasil pemeriksaan naskah Anda oleh editor. Jika setelah lebih dari dua bulan editor belum juga memberi kabar, Anda dapat bertanya kembali mengenai perkembangan naskah Anda melalui surel. Karena bisa jadi naskah Anda mungkin belum diperiksa, terlewat diperiksa, masih dalam proses, atau surelnya sedang bermasalah. Editor juga manusia yang sama-sama kadang perlu diingatkan, jadi tidak ada salahnya jika Anda juga bertanya kembali jika belum juga mendapat kabar.
8. Mau Terus Belajar
Setelah berusaha menulis dengan sungguh-sungguh dan bersabar menanti balasan surel, Anda akan mendapat balasan yang berbeda-beda mengenai naskah Anda. Jika naskah Anda diterima untuk diterbitkan, bersyukurlah dan segera buat perencanaan yang lebih matang untuk buku Anda nantinya. Selanjutnya Anda perlu bersabar lagi karena pastinya naskah Anda tidak bisa langsung terbit dalam sekejap. Ada banyak proses yang harus dilakukan. Jika Anda tidak paham mengenai proses-proses berikutnya, Anda boleh bertanya kepada editor Anda.
Jika naskah Anda ditolak, editor mungkin akan memberikan beberapa masukan mengenai naskah Anda. Ada juga yang naskahnya diterima dengan ketentuan penulis harus melakukan beberapa revisi. Nah, pada tahap ini Anda akan diuji mengenai kemauan Anda akan terus belajar. Teruslah bepikir positif dan tambah semangat lagi untuk memperbaiki naskah. Jika naskah Anda ditolak sepenuhnya, Anda dapat bertanya kepada editor mengapa naskah Anda ditolak dan meminta saran darinya. Bisa jadi, setelah menulis dan mengirimkan naskah yang kesekian kali, editor baru menerima naskah Anda karena dianggap layak untuk diterbitkan.
Kuncinya adalah jangan pernah menyerah untuk terus belajar, menerima kritik serta saran, dan terus menambah ilmu pengetahuan yang kita miliki. Jangan pernah lupa juga untuk berdoa kepada Allah. Karena sesungguhnya, hanya Dia-lah yang memberi keyakinan dan menggerakan hati editor untuk menerima naskah Anda setelah memeriksanya dengan baik.
Terima kasih telah membaca delapan tip menerbitkan buku di Quanta. Semoga tip-tip ini bermanfaat untuk Anda.
Selamat mencoba! :)
Salam,
Marlina
23 notes · View notes
bzhafranr · 5 years
Text
[Jiwa yang Rancu]
@baskarazr
7/2/2019
.
Beranjak dari sebuah perenungan. Yang begitu saja Allah karuniakan. Tak pasti sebab apa yang melatari. Tak tau juga kenapa begitu saja terjadi. Mudah-mudahan selalu ada hikmah yang bisa kita resapi. Hanya sebagai catatan untuk pribadi. Agar aksara menjadi saksi yang sejati.
.
Jiwa yang Rancu.
.
Kita tahu pasti, keimanan adalah karunia yang akan menghantarkan kepada keselamatan hakiki. Tapi jiwa ini masih saja mencari keselamatan dari sumber yang ilusi.
.
Kita amat mengerti, hanya amal shaleh yang menghantarkan kita ke puncak kebahagiaan. Tapi jiwa terus saja mencari kebahagiaan dengan kemaksiatan. Suatu hal yang mustahil untuk didapatkan.
.
Kita jua berulang kali pahami. Bahwa lelahnya dalam ketakwaan akan sirna, sedangkan pahalanya akan tecatat disisi Yang Maha Kuasa. Nikmatnya maksiat akan sirna, sedangkan sesalnya dosa akan tercatat dan akibatnya akan terus terasa. Tapi jiwa tetap saja bermesra dengan maksiat dan mencampakkan takwa.
.
Kita tahu, siksaNya adalah nyata serta Maha Dahsyat. Tapi jiwa seakan tak pernah khawatir dan takut terhadap segala ancamanNya.
.
Kita juga tahu, kenikmatan yang dijanjikanNya adalah nyata serta tak terlukiskan indahnya. Tapi jiwa seakan enggan untuk mendapatkan dan merasakannya.
.
Kita ilmui, bahwa rezeki kita telah terjamin selama hidup didunia. Sedangkan surga atau nerakanya kita tak pernah terjamin olehNya. Tapi jiwa kita selalu khawatir dengan rezeki dan mengabaikan surga atau nerakanya kita ketika kelak saatnya kembali sesudah mati.
.
Kita pahami, bahwa surga dan neraka adalah nyata adanya. Tapi jiwa kita seakan menganggap keduanya adalah fiksi dan dongeng belaka. Seakan tak lebih nyata dari cerita Pinokio dan Cinderella. Tak diyakini adanya
.
Tak kah kita rasakan kerancuan jiwa kita saat ini? Kacaunya konsep didalam jiwa kita saat ini? Jika sudah begini adanya, maka siapa lagi yang dapat menyelamatkan diri kita dari jiwa kita sendiri selain Allah SWT? Allahuyahdik.
.
Jiwa kita? Ah, Sungguh tidak! Barangkali hanya jiwaku seorang saja didunia ini yang seperti ini.
.
Inilah yang kusebut.
.
JIWA YANG RANCU
#allahuyahdik
#renungan
#muhasabah
#ntms
#backtoallah
#istighfar
#hidayah
0 notes
bzhafranr · 5 years
Text
[Untukmu yang Merasa Lelah, Payah Dalam Berjuang]
@baskarazr
3/2/19
.
Merasa lelah dalam perjuangan adalah sebuah kewajaran. Karena sejatinya kita ialah manusia biasa bukan robot apalagi superhero fiksi karangan dunia Hollywood. Bukan pula malaikat yang memang tidak pernah merasakan lelah dalam tugas-tugas mulia karena tidak memiliki syahwat kehidupan.
.
Apalagi dalam memperjuangkan kebenaran. Melawan kebatilan. Maka kelelahan menjadi teman yang paling setia membayangi.
.
Tapi bagaimana seharusnya kita menyikapi kelelahan ini? Istirahat? Memenuhi hak tubuh? Atau berhenti sejenak?
.
Mari simak tulisan penuh hikmah dari ust @salimafillah berikut ini
.
"Dia kadang terlihat di puncak Shafa, membacakan ayat-ayat yang dibalas caci maki dan hinaan menjijikkan dari pamannya sendiri. Dia kadang harus pergi, meninggalkan satu kaum dengan dilempari batu dan kotoran sambil di teriaki gila, dukun, penyihir dan penyair ingusan. Dia kadang sujud didepan Ka'bah, lalu seseorang akan menuangkan setimba isi perut unta ke kepalanya, atau menjeratkan selendang ke leher di saat ruku'nya. Dia kadang harus menangis dan menggumamkan ketakberdayaannya melihat sahabat-sahabatnya yang lemah dan terbudak disiksa di depan matanya. Kejam dan Keji.
.
Dia sangat lelah. Jiwa maupun raga. Dia sangat payah. Lahir maupun batin. Tenaganya terkuras. Luar maupun dalam. Seharusnya dia beroleh istirahat dimalam hari, meski gulana tetap menghantuinya. Tetapi sang Khadijah membentangkan selimut untuknya dan dia mulai terlelap dalam hangat, sebuah panggilan langit justru memaksanya terjaga.
.
"Hai orang yang berselimut. Bangunlah di malam hari kecuali sedikit. Separuhnya, atau kurangilah separuh itu sedikit. Atau tambahlah atasnya, dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil" (QS. Al-Muzammil: 1-4)
.
Untuk apa? .
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat" (QS. Al-Muzammil: 5)
.
Ya memang berat.
Itu beban yang berat. Beban yang gunung-gunung tak sanggup menanggungnya. Beban yang dihindari oleh langit dan bumi. Dan Muhammad harus menerimanya. Dia harus menanggungnya. Maka hatinya harus lebih kokoh dari gunung. Jiwanya harus lebih perkasa daripada bumi. Dadanya harus lebih lapang dari lautan. Karena itu dia harus bangun diwaktu malam untuk menghubungkan diri dengan sumber kekuatan yang Maha Perkasa."
.
Dari tulisan diatas dapat kita pahami, ketika lelahnya raga mendera, yang menjadi seruan utama bukanlah untuk bersegera istirahat memenuhi hak raga. Tapi adalah jiwa yang harus dipacu dalam ketaatan. Mendekati Sang Pencipta untuk mendapatkan energi yang tiada batas. Agar kekuatan jiwa menjadi daya pacu yang maha dasyat untuk raga. Seperti yang diucapkan oleh alm. Ust. Rahmat Abdullah
.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
0 notes
bzhafranr · 5 years
Text
[Ketahuilah Nak, Allah Tak Pernah Membatasi Usia!]
@baskarazr
27/1/19
.
Barangkali diantara kita banyak yang beranggapan bahwa barangsiapa yang bersusah-lelah dimasa mudanya maka ia akan bersantai-ria dimasa tuanya. Menikmati sisa kehidupan. Sekilas rasanya tak ada yang salah dengan anggapan seperti itu. Jua seringkali kita temukan bukti nyata dalam kehidupan.
.
Tapi, mari kita simak terlebih dahulu seorang kisah sahabat Rasulullah yang menikah dengan keislaman beliau yang menjadi maharnya.
.
Ya, beliau adalah Abu Thalhah Al-Anshari.
.
Ia semenjak masuk islam menjadi salah satu sahabat terbaik Rasulullah dan selalu ikut serta dalam setiap peperangan yang dilalui pada masa Rasulullah, khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq, hingga Umar bin Khattab.
.
Hingga tibalah dimasa Utsman bin Affann dan usia beliau telah senja, tak lagi muda. Usianya telah memasuki umur 90 tahun.
.
Tetapi ketika seruan jihad datang untuk berperang. Abu Thalhah masih hendak berangkat ikut berjihad.
.
Anak-anaknya yang telah berinjak dewasa merasa enggan dan tak tega melihat ayahnya yang sudah renta untuk pergi berperang.
.
Anak-anaknya berkata:
"Semoga Allah merahmatimu wahai ayahanda, engkau sudah tua, engkaupun sudah berperang bersama Rasulullah, Abu Bakar dan Umar, mengapa engkau tidak istirahat, biarkanlah kami yang berangkat mewakilimu."
.
Maka Abu Thalhah menjawab dengan mengutip Qs. At-Taubah: 41
.
"'Berangkatlah kalian, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.' Allah telah meminta kita semua untuk berangkat, baik tua maupun muda, Allah tidak menetapkan usia atas kita!"
.
Abu Thalhah tetap ikut berangkat berjihad dan menemui syahid di jalanNya.
.
Dari Abu Thalhah kita belajar bahwa perjuangan dalam kehidupan untuk terus berjihad, berkarya, berbakti, serta menebarkan kebaikan dan manfaat untuk sesama tak pernah lekang oleh waktu. Berapapun bilangan usia jika Allah masih memberikan nafas kehidupan untuk perjuangan, kemampuan untuk terus menebar kebermanfaatan, maka tugas kehambaan kita didunia dan kewajiban kita terhadap sesama sejatnya belum usai.
0 notes
bzhafranr · 5 years
Text
Cerpen : Kalausaja Kamu Bersedia Bersabar Tiga Tahun Lagi
Waktu kita merajut rencana, kita masih terlalu muda untuk bertanggungjawab mewujudkannya. Mereka melihat kita masih seperti anak-anak yang tidak mengerti apa-apa. Waktu kita membangun perasaan, kita masih terlalu besar egonya, sehingga pondasinya kalah oleh hujan yang sedikit. Hujan kekhawatiran.
Sampai kemudian kita berpisah jalan. Kukatakan kepadamu berkali-kali, sembari mengingatkan diri sendiri. Kalaulah memang tujuan kita untuk mencari keridhaanNya, seharusnya dengan siapapun perjalanan ini tidak menjadi masalah, kan?
Kata-kata bijak yang keluar dari hati yang mengingkari kalimat tersebut. Berpura-pura kuat dan bisa menerima bahwa kenyataan tidak selalu sama dengan harapan. Tak berapa lama, jalan kita terpisah semakin jauh. Padahal hanya berjarak beberapa waktu. 
Kalaulah kamu bersedia bersabar tiga tahun saja, tanpa kita berucap untuk saling menunggu. Aku bersedia mengisi waktu dengan apapun untuk menunggu. Seharusnya, aku mengatakan itu di persimpangan sebelum ini, tapi kata-kata itu tercekat, kalah oleh nasihat ayah yang terngiang-ngiang di kepalaku.
Waktu kamu memilih jalanmu, aku menangis sejadinya, diam-diam. 
Kalaulah saja kamu bersedia bersabar tiga tahun lagi, mungkin akhirnya tidak akan seperti ini.
___________________________________________________
Lima tahun berlalu, jalan kita sudah jauh berbeda. 
Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karena kamu pernah menjadi bagian dari proses pendewasaan, tanpa kehadiranmu aku tidak akan pernah mengalami masalah itu, juga tidak akan pernah menemukan pemahaman terbaik yang ku miliki saat ini.
Kalau saja kamu bersedia bersabar tiga tahun saja, aku tidak tahu apakah jalan ceritanya akan masih sama. Takdir, kita mengimaninya kan? ©kurniawangunadi
1K notes · View notes
bzhafranr · 5 years
Text
QLC
Di rentang usia ini, kita akan dihadapkan pada kebingungan meniti karir. Bertanya-tanya tentang pekerjaan apakah yang tepat untuk kita jalani seumur hidup. Di tengah kebingungan tersebut, ada banyak kesempatan yang datang silih berganti. Kesempatan yang kamu tahu, penuh dengan pengorbanan, tinggal kamu mau berkorban atau tidak.
Ada juga orang-orang yang memanfaatkan kebingunganmu dengan menyediakan janji bahwa kamu bisa menjadi blablabla dengan mengikuti jejaknya. Seolah-olah, dengan menjejaki jalan yang sama kamu pasti akan menjadi sepertinya.
Jangan terlambat menyadari bahwa akar dari kebingunganmu adalah karena kamu tidak mengenal dirimu sendiri, apa yang sebenarnya kamu cari?
Di rentang usia ini, selalu temukanlah alasan paling mendalam mengapa kamu menjalani pekerjaan yang ada saat ini. Alasan-alasan yang mungkin tidak lagi terikat dengan duniamu, tidak terikat dengan dirimu.
Seperti kamu bekejar untuk membantu keluarga, membantu adik, membantu orang lain, dan hal-hal di luar dirimu. Saat itu kamu tahu, bahwa pekerjaanmu saat ini benar-benar mengalahkan egomu. Dan pertarungan antara egomu dan keadaan itulah yang membuatmu bimbang, kan?
Di rentang usia ini, selalu temukanlah alasan untuk bersyukur meski sulit. Dalam keadaan sulit, keadaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi dan kehendak hati, bersyukur adalah hal yang tidak mudah. Tapi justru sebenarnya di situlah letak jalanny, bagaimana membuat hati kita lebih tentram dalam menjalani kebingungan ini. 
Pernah tidak kamu mensyukuri hal-hal lain di luar kebingunganmu soal pekerjaan?
Orang tua yang utuh, tidak bercerai meski kamu masih bersitegang soal masa depan dengannya. Finansial keluarga yang cukup bahkan lebih sehingga kamu tidak perlu pusing memikirkan keuangan saat menempuh pendidikan. Pendidikan dalam keluarga spt moral dan agama yang baik dari orang tua, sebab mereka cukup paham tentang itu dan itu menjadi bekal kepribadianmu saat ini. Tidak terlilit hutang sampai menceria-beraikan impianmu untuk berkorban lebih bagi keluarga. Menikah dan mendapati pasangan yang baik, yang mendukung tujuan-tujuanmu. Mental yang sehat dan lingkungan yang kondusif untuk terus bertumbuh.
Pernah tidak di tengah kebingungan soal pekerjaan, kita berhasil menempatkan rasa syukur kita tersebut? Sesuatu yang mungkin tidak pernah dimiliki oleh orang lain saat ini, di saat kita mengalami fase yang sama.  Yogyakarta, 11 Januari 2019 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes
bzhafranr · 5 years
Text
[Syukurilah Selagi Bisa!]
@baskarazr 8/1/19 . Beberapa hari ini untuk kesekian kalinya harus kembali mengunduh aplikasi-aplikasi yang sering digunakan. Walaupun sulit untuk memilah mana yang kiranya bermanfaat atau hanya kalap nafsu belaka. . Menarik saat melirik aplikasi Tw*tter, otak ini tergerak untuk memerintahkan jemari ikut mengunduhnya. Sayangnya hati jua mengiyakan. Aplikasi sosial media yang suda sangat lama tak digunakan. Pernah digunakan dari rentang 2011-2016. Setelah itu akun di aplikasi tersebut usang tak terjamah sang tuan. . Hitungan hari aplikasi tersebut juga tak turut tersentuh. Hingga malam ini, kembali hati tergerak memerintahkan jemari untuk membuka apliaksi, dan lagi, hati tak mengingkari. Setelah sedikit melihat beranda aplikasi yang kian asing. Profil yang kian usang. Hingga DM dan mention yang lama tak terperhatikan. Ada pilu yang berulangkali menyayat melihat kejahilian, kesesatan hingga kemungkaran pribadi masa lalu yang ada masih tersisa diaplikasi. . Seakan Allah hendak mengatakan lewat hikmah yang terbesit. "Nah! Aibmu yang belum seberapa dan belum lama, jua tak disaksikan siapapun engkau malu melihatnya. Masih mau memperbanyak aib untuk yaumul hisab kelak?! Yang kelak akan dipersaksikan oleh seluruh manusia sepanjang zaman?!" . Juga seakan dihardik olehNya. "Lihatlah bagaimana engkau begitu tersesat dimasa lalu, hingga Aku berikan nikmat hidayah kepadamu. Kenapa masih kau SIA-SIAkan nikmat hidayah tersebut?!" . Lantas diri ini amat menyadari betapa saat ini menjadi hamba yang tak pandai bersyukur kepadaNya. Terutama nikmat HIDAYAH yang telah diberikan. Berulangkali masih dalam bermalas dalam ketakwaan, kebaikan, dan ibadah kepadaNya. Berulangkali jua tergoda untuk lalai dan terperosok dalam kehinaan kemaksiatan. Naudzubillah. . Bukankah Allah telah tegaskan. Dalam surah Al Kahfi ayat 17. “Barang siapa Allah beri petunjuk, ia mendapat petunjuk, dan barang siapa Allah sesatkan, ia tidak akan mendapatkan penolong dan pemberi petunjuk baginya.” . Jika saat ini kita menikmati hidayah tidak lain karena Allah telah memberikan petunjuk kepada kita. Begitu juga sebaliknya, mudah bagi Allah untuk mencabut nikmat hidayah. Naudzubillah . Bukankah Allah jua telah mengatakan dalam surah Ibrahim ayat 7. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” . Maka syukurilah nikmat hidayah dan nikmat yang lainnya kepada Allah selagi bisa!
0 notes
bzhafranr · 5 years
Text
Glad to be back
HI.. I’m back
0 notes
bzhafranr · 6 years
Photo
Tumblr media
Bismillah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW . 12 Rabiul Awwal 1439 H . "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21) . ------------------------ #MCB_Aktual #BKMI_Satu #KarenaKitaBersaudara #PuskomdaKalbar ------------------------ [Visit BKMI Tanjungpura University Official Pages] Facebook : http://bit.ly/2mx2Dsj Instagram : http://bit.ly/2oNGd8p Twitter : http://bit.ly/2qgGPUb Youtube : http://bit.ly/2rOT0sa
0 notes
bzhafranr · 6 years
Photo
Tumblr media
Mana ada Islam maju dengan pejuang yang kebiasaannya ngawur ngelantur, minim pengetahuan, minim keberanian, minim infaq, minim pengorbanan, kasih tau saya, tiang agama mana yang sudah tegak dengan kebiasaan pejuang model begitu? . ~Benar kata Abdullah Azzam, peradaban Islam hanya diukir oleh dua hal, pena ulama atau darah para syuhada. . ~Kalau pena anda tumpul, keringat anda mahal, apalagi bicara darah, ya udah, mana ada Islam bisa maju dengan perjuangan model begitu, kalau hanya begitu saja sudah ngaku mujahid, banyak banget dong yang dapat gelar syuhada. . Wallahu ‘alam. (kk/wa) . _________________________ . Bersama para qiyadah kampus 🖒 . Kurang @yanuar.r.ridha dan faidhal. . #bkmi_satu #KarenaKitaBersaudara (at Kubu Raya)
1 note · View note