Tumgik
bungajp · 1 year
Text
Menjadi Ibu
Belakangan, diri ini kerap dihadang kesah dan resah. Tentang keberdayaan diri, tentang pilihan-pilihan yang sedang dijalani, tentang ambisi, rencana, dan mimpi yang tidak mudah untuk digapai, namun tidak mustahil untuk dituju dan dicapai. Setiap kali termenung dalam kontemplasi, selalu teringat ujaran seorang teman, “Kita ga harus jadi yang terbaik dalam semua hal”, katanya menghibur berkedok menguatkan. Lantas, kalimat itu justru menjadi pelecut diri, tertuju pada sebuah ambisi 𝘮𝘢𝘪𝘯𝘴𝘵𝘳𝘦𝘢𝘮, menomorduakan ambisi-ambisi lain; menjadi Ibu yang terbaik untuk sang putri. Dalam hiruk pikuk dunia yang kian bising ini, menjadi seorang Ibu sungguh membutuhkan pondasi iman dan takwa yang kuat, lisan yang hangat, dekapan ilmu dan adab, serta amal yang tepat. Laa hawla wa laa quwwata illa billaah. Menjadi Ibu adalah belajar. Yang paling sederhana, belajar tenang saat anak tantrum - meski pada saat yang sama rasanya ingin ikutan tantrum. Sejak menjadi Ibu, aku tau bahwa anak yang tengah menangis histeris, sebenarnya membutuhkan ruang untuk mengenali dan meluapkan emosinya, untuk kemudian diberikan kenyamanan dan hangatnya dekapan. Menjadi Ibu adalah belajar. Belajar membunuh futur dan kufur. Belajar merawat syukur. Belajar menjadi teladan. Menjadi Al ummu madrasatul ula; madrasah pertama bagi sang anak. Tidak harus sempurna, tapi jadikan amanah ini sebagai wujud syukur yang tiada habisnya, melakukan yang terbaik disetiap waktunya. Meski terseok-terseok, ada Allah ta'ala yang membersamai kita. Masyaa Allah Tabarakallaah. Peluk hangat untuk semua Ibu 🤍 *** Sebuah catatan sebagai pengingat diri. ***
21 notes · View notes
bungajp · 2 years
Video
Terima kasih.. Sebabmu, duniaku berubah lebih baik. Caramu memandang sesuatu, caramu melihat kebaikan pada sisi yang berbeda. Aku belajar banyak sekali hal dalam memahami duniamu, dunia baruku.
Aku percaya apapun yang terjadi hari ini adalah takdir yang Allah tetapkan jauh sebelum kita lahir dan tumbuh sedemikian rupa.
Kita berada pada titik yang tak kan kita ulangi, pada satu per satu masa yang kemudian berubah dan tergantikan dengan satu per satu tanggungjawab baru. Dan dalam proses itu, beriringan denganmu telah benar-benar membuatku bersyukur setiap harinya.
Semoga setiap hari yang ku lalui bersamamu adalah kebaikan. Untuk menyelaraskan langkah, untuk berada pada frekuensi yang sama. Semoga pula, jalan yang kita tapaki bermuara pada syurga, pada kehidupan yang jauh lebih baik kelak nanti.
Terima kasih kepada bapak, mamah, umi, dan alm.abi tercinta. Para keluarga dan kerabat, pendukung acara, serta rekan dan teman-teman tersayang atas support dan doa-doa terbaiknya.
Semoga Allah senantiasa meridhoi perjalanan kita semua~
@bang-irpan​
17 notes · View notes
bungajp · 2 years
Text
Anakku,
Sekalipun seribu orang mengucapkan ulang tahun padamu,
Ibu tak akan pernah mengucapkannya lagi.
Sekalipun ada orang-orang yang ingin mengistimewakan hari lahirmu
Ibu tak akan melakukannya
Kau hanya perlu percaya,
Kasih sayang ibu di sepanjang nafas,
doa ibu di sepanjang usia.
kau tak perlu iri jika orang lain merayakan hari ulang tahunnya
Dan jangan memaki jika ada yang membenarkannya
Cukuplah berpegang, bahwa kau hanya menjadi hamba yang ”Sami’na Wa Atho’na” sekalipun kau tidak menyukainya.
18112021
16 notes · View notes
bungajp · 4 years
Text
Menuju Ketemu Gendhis (1)
17 Agustus 2020
Ba'da Isya menjelang tidur tiba-tiba muncul gelombang cinta yang cukup kuat, mas Feri inisiatif langsung buka aplikasi kontraksi nyaman dari bidan kita untuk hitung durasi, sambil beliau bersiap-siap pesen grab (karena rencananya akan lahiran bumi sehat), sedangkan aku fokus mengalihkan rasa sakit. Namun sekitar pukul 09.00 WIB gelombang cinta itu hilang lagi. Lalu kami tidur, namun gelombang cinta itu muncul lagi hingga subuh, tapi tidak begitu kuat. Ah ku pikir mungkin kontraksi palsu lagi ~
18 Agustus 2020
Mas Feri izin WFH karena mau jadi suami siaga ceunah, pada nyatanya sibuk ngurusin kripik yang harus segara dikirim ke kartika sa**. Tidak ada tanda-tanda apapun hari itu, hanya malemnya habis packing kripik sampe jam 11 malem, punggu terasa panas. Ah mungkin karena terlalu lama duduk ~
19 Agustus 2020
Mas Feri masuk kantor dengan meninggalkan HP di rumah, biar bisa komunikasi katanya. Siang hari mulai keluar sedikit bercak seperti darah, tapi tidak ada mules, dan ku mencoba santuy ~ Hari itu diisi dengan urusan masak dan beres-beres rumah yang membuat diri ini terasa sangat lelah. Menjelang sore mulai seperti ada cairan keluar (kalau dari teori yang dipelajari itu cairan ketuban), namun tidak ada mules sama sekali. Habis shalat magrib cairan tersebut semakin banyak, kami memutuskan untuk ke bidan terdekat dulu, untuk cek awal. Sebelum ke bidan kami mengisi energi, dengan makan malam sepiring nasi, sepotong pizza, dan 3 kue bolen. Setibanya di bidan ternyata sudah pembukaan 3 dan cairan ketuban yang katanya sudah sedikit, tapi belum ada mules sedikitpun. Kemudian mas Feri diminta untuk membawa perlengkapan. Sambil menatap mas Feri, ku menangis karena kekeuh ingin lahiran di bumi sehat, namun mas Feri saat itu sangat panik dengar air ketuban yang sudah sedikit, akhirnya mengambil keputusan untuk saya lahiran di bidan tersebut.
*bersambung*
0 notes
bungajp · 5 years
Text
Dari dulu yang namanya berharap kepada mahluk itu kalau tidak ada balasan yang diingankan pasti ujungnya kecewa ~ harus berapa kali sih diingatkan? Harus diberi pengertian semacam apa bahwa ada hati yang harus dijaga? Baiklah, sini ku beritau, kuatkan prinsipmu, jaga dirimu baik-baik, berprasangkalah baik kepada Tuhan Semesta Alam, Bahwa sabarmu akan berbuah manis kalau kau hanya berharap dan berserah kepadaNya
Dari Bunga, untuk Bunga ~
0 notes
bungajp · 5 years
Text
Bercerminlah
Jangan tergesa-gesa menilai atau menuduh orang lain membenci ‘dakwah sunnah’ terlebih dahulu. Karena bisa jadi yang mereka benci adalah pembawa 'dakwah sunnah’ itu. Dakwah Sunnah adalah ajaran Islam itu sendiri. Maka tentu membencinya sama seperti membenci Islam itu sendiri. Tentu ajaran Islam itu luas, bukan hanya terpaku pada pemahaman ustadz tertentu atau komunitas tertentu saja.
Rasanya seseorang yang beragama dengan baik tidak mungkin membenci agamanya sendiri. Jika pun ia membencinya, bisa jadi ia salah paham terhadap apa yang dibencinya, atau bisa jadi ia tidak menyukai cara penyampaian dakwah tersebut.
Berapa banyak orang yang lari bukan karena Al-Quran dan Hadits yang disampaikan, namun bisa jadi cara kita mengambil hukum, atau cara kita menyampaikan yang membuat manusia lari, bahkan membenci.
Dan sebaiknya tidak usah klaim-klaiman. Fokus saja menjalani agama ini, mendakwahkan agama ini dengan adab yang baik dan sesuaikan dengan kapasitas diri. Tanpa harus klaim 'paling lurus’, ghuraba, dll.
Ghuraba, dan semisalnya, itu sifat yang harus kita cari kekhasannya, dan kita jalani, dan implementasikan, sembari tetap bersikap tawadhu’ untuk tidak mengklaimnya khusus bagi komunitasnya saja. (apalagi dengan bermudah-mudahan mengeliminasi pihak/komunitas lain dari manhaj).
Wallahu a'lam.
165 notes · View notes
bungajp · 5 years
Photo
Masya Allah, jleb banget :(
Tumblr media
Kapan itu dapet insight dari jouska talk edisi ramadhan, bahwa betapa mayoritas kita ternyata seringnya tuh punya goals bisa kaya, bisa berpenghasilan besar, bisa ini bisa inuuuu
Padahal, perna gasi kita minta sama Allaah supayaaa
Allaah mampukan kita untuk mengeluarkan zakat dalam nominal yang besar
Logika awam kita nih kalo kita jadi terwajib bayar zakat dg nominal besar, tentu itu karena penghasilan kita jauh lebih besar dari nilai zakat itu sendiri.
Kalo zakat cuma 2.5% dari pendapatan kita berarti yang pendapatan kita 97.5% + 2.5% tadi.
Jadi misal kita dengan ikhtiar dan doa minta supaya Allaah mudahkan untuk bisa bayar zakat 25 juta berarti kita musti siap siap dan memantaskan diri untuk layak Allaah beri penghasilan 1M.
Bagiku ini bukan mental orang biasa. Ini mental orang yang suka berbagi. Suka agar kenikmatan Allaah tak ia rasakan sendiri. Suka agar semoga dengan doa dan permintaannya itu, akhiratnya selamat.
Trus kebeneran bentaran lagi mau hari raya qurban, mantap banget orang orang yang doanya semoga Allaah mampukan dirinya bisa berqurban sekian.
Krn kalo cuma pengen nikmatin daging kurban, InsyaaAllaah banyak yang beginuuu malah kadang kita sibuk mikirin masak daging jadi apa atau makan apaa dan berat disaat diminta berqurban.
Tapi kalo sampe minta agar dimampukan berqurban wadidaw itu mental people people sky banget mamiiiih 😭👏 MaasyaaAllaah
@lolanyunyu https://www.instagram.com/p/B0APlR-Jfy9/?igshid=eaaxas95fbpc
103 notes · View notes
bungajp · 5 years
Text
SYUKUR
Tumbuh tanpa kedua sayap, tidak akan ada yang meminta hal tersebut. Tetapi takdir juga tidak dapat ditolak dengan mengatakan 'aku tidak ingin'. Rindu, cemburu, iri, menyesal, semua rasa campur aduk ketika melihat teman begitu asyik membicarakan ". Ada yang bercerita betapa lucunya peristiwa selama perjalanan menuju sekolah ketika diantarkan Bapak. Ada pula yang membanggakan betapa enaknya masakan sang Bapak. Ada yang diam, tetapi tiba-tiba ponselnya berdering lalu asyik berbincang dengan Ayahnya.
Seringkali kata cemburu dan iri itu terlontarkan. Kadangkala hanya tersenyum kecut ketika bibir memilih menahan untuk tidak mengatakannya. Sampai pada suatu ketika airmata yang berbicara dihadapan mereka.
Rindu memang tidak dapat berdusta. Ada tetapi seperti hilang. Bertemu tapi tidak saling bertanya kabar. Rasanya amat sangat menyakitkan. Apalagi harus menyaksikan teman-teman yang lebih beruntung.
Tetapi, suatu peristiwa menyadarkan tentang syukur yang begitu berharga. Ketika terpisah oleh jarak bukanlah hilang yang sebenarnya. Ketika kematian justru lebih memukul ketimbang perceraian.
Ternyata aku masih beruntung. Tanpa sadar rasa syukur itu memenuhi dada. Meski tidak dapat bercengkrama, paling tidak Bapak dapat dilihat dari kejauhan. Terlihat bahwa Ia baik-baik saja, dan bahagia. Setidaknya rindu akan sedikit terobati dengan melihat wajahnya.
--------
Bandung, 21 Mei 2019
0 notes
bungajp · 5 years
Text
Dan pada akhirnya nanti aku akan mengerti tentang siapakah yang menjadi sebenar-benarnya sahabatku. Yang menyayangi, mencintai, dan (mau) membersamaiku hingga sampai kepada urusan akhiratku. Yang menegurku kala aku keliru, yang ada disampingku saat sebagian orang menjauhiku, yang mengait tanganku saat pandanganku kabur, yang mendo’akanku.. terus mendo’akanku. Dalam lirihnya do’a ia memohonkan ampunan Allah untukku, memohonkan benderang cahaya sunnah kepadaku, dan ini semua takkan kudapatkan dari mereka yang hanya menemaniku saat senang dan bahagiaku.
Meskipun dia sering membuatku menangis, tapi itu adalah tangisan yang kelak akan bersaksi dihadapan Allahu Ta’ala. Nasihatnya adalah wujud cinta, tiap-tiap kalimatnya bak kerang yang mengandung mutiara. Maka.. jangan pernah lepaskanlah dia yang keberhargaannya takkan sanggup dibeli dengan dirham atau se-uhud emas dan perak. Siapapun takkan mampu membelinya, siapapun takkan mampu memilikinya dengan usahanya, sebab Allah berfirman,
“dan Dia (Allah) yang Mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah Mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” {Qs. al-Anfal 63}
Kan selalu kugenggam, dan takkan kulepaskan..
Menatap matahari yang kian terbenam | -Ibn Sabil-
355 notes · View notes
bungajp · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Esok, kita akan menatap senja itu bersama. Tanpa berandai-andai kapan. Lalu, memperhatikan semesta berkuasa atas warna jingga keemasannya. Rancakek, 4 Desember 2017 Pukul 18:00 WIB
0 notes
bungajp · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bagaimanapun warna langit senja, ia tetap menggambarkan kerinduan ~
0 notes
bungajp · 6 years
Photo
Tumblr media
Aku rasa hujan sengaja meninggalkan sendunya. Nyatanya ia telah reda namun basah yang karenanya tetaplah ada ~
1 note · View note
bungajp · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
bungajp · 6 years
Text
Isian
Hidup ini, setiap apa yang kita hadapi seperti soal isian yang pernah kita kerjakan saat duduk dibangku SMA. Jawabannya tidaklah pilihan ganda yang berisi satu kebenaran. Ini adalah soal isian yang jawabannya bisa jadi berbeda satu sama lain, berbeda dalam menangkap makna dari pertanyaan, berbeda panjang dan pendeknya jawaban karena pemahaman yang dimiliki, juga soal isian adalah soalan yang berkembang karena keleluasaan kita menjawabnya.
Hikmah yang bisa diambil bisa benar, bisa tidak. Bisa keliru, bisa salah. Setiap kejadian yang terjadi, ada orang yang berhasil menangkap jawabannya, ada yang tidak hingga ia harus belajar berulang kali untuk soal yang sama. Ada pula yang menangkap hikmah yang berbeda pada persoalan yang sama, semuanya benar.
Sebab jawaban-jawaban itu adalah jawaban yang lahir dari seluruh rangkaian hidup kita. Apa-apa yang terjadi, apa-apa yang kita rasakan, seluruh pemahaman yang terkumpul, seluruh latar belakang, seluruh sudut pandang yang ada dalam diri. Kita dan orang lain bisa jadi berbeda jawaban, tapi itu tidak berarti ada yang salah, dan ada yang benar.
Hidup ini adalah isian, hari berikutnya bisa kita isi dengan segala sesuatu yang bagi kita berharga dan layak untuk kita perjuangkan.
Yogyakarta, 30 Oktober 2017 | ©kurniawangunadi
311 notes · View notes
bungajp · 7 years
Photo
Tumblr media
Maha Suci Alloh yang masih memberikanku kesempatan merasakan nikmatnya menghirup segarnya udara hari ini, yang masih memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri, yang masih memberikanku kenikmatan atas nikmat sehat, iman dan islam yang aku berharap untuk selalu ditetapkan hingga nyawa meninggalkan badan. Hari ini adalah tanggal 10 Juli 2017 bertepatan dengan hari miladku yang ke 25. Hari ini menjadi begitu bermakna bagiku, sebuah hari dimana dulu aku pernah dilahirkan. Ucapan selamat dan doa dari keluarga, dan sahabat mengalir deras menghiasi pesan di hpku. Yah dunia memang biasanya menjadi lebih indah pada saat kita berulang tahun. Semua memberikan kata-kata indah dan penuh makna.
0 notes
bungajp · 7 years
Text
Hallo Bumi!!
Apa kabar? Ayoo, masih ingat nggak siapa aku? Masih ingat? Atau sudah lupa? Ini loh aku matahari. Oya sedang apa bumi? Pasti sedang membahagiakan manusia seperti biasa ya, atau sedang mempergagah diri, atau sedang memkirikan bulan? Bumi tahu tidak? Diam-diam aku menyimpan rasa yang dalam pada bumi. Entah sejak kapan dan entah mengapa aku bisa menyukai bumi. Mungkin karena matahari terlalu sering melihat bumi hingga merkurius, venus, awan, hujan, bahkan seluruh alam semesta tahu tentang rasa ini. Malu sih sebenarnya, tapi aku rasa itu lebih baik daripada aku pendam sendiri. Bumi tahu tidak? Sebenarnya aku sering merasa sakit ketika tahu bahwa bumi selalu mengharapkan bulan, bulan, dan bulan (?). Sebenarnya itu hak bumi sih dan nggak ada hak sama sekali untuk aku melarang. Aku kan hanya matahari, yang bahkan tak bumi anggap. Padahal aku selalu ada disetiap pagi, siang, sore. Bahkan sebenarnya saat malampun matahari ada bersembunyi di balik bulan. Asal bumi tahu saja ya, daripada bumi mengharapkan bulan yang tak pasti. Ah sudahlah mending bumi temui saja aku di galaksi rindu, sebentar saja. Di galaksi rindu itu aku hanya ingin mengatakan bahwa aku siap menjadi cahaya untuk bumi. Aku juga siap menjadi penerangan disaat bumi merasa kegelapan. Aku juga siap menjadi penghangat disaat bumi merasa kedinginan. Pokonya apapun yang bumi inginkan, aku siap. Sampai di sini dulu saja ya bumi, nanti aku sambung lagi suratnya. Salam hangat dari matahari yang merasa dingin. Semoga bumi sukses. Dari : Matahari yang merindukanmu
0 notes
bungajp · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Makkah al-Mukarramah
As the birthplace of Muhammad s.a.w.s and a site of the revelation of the Quran,  Makkah is regarded as the holiest city in Islam and a pilgrimage to it known as the  Hajj is obligatory for all able Muslims.
Makkah was long ruled by Muhammad’s descendants, the sharifs, either as independent rulers or as vassals to larger empires. It was absorbed into Saudi Arabia in 1925. Makkah has seen tremendous expansion in size and infrastructure, t oday, more than 15 million Muslims visit Makkah annually, non-Muslims are prohibited from entering the city.
The ancient or early name for the site of Makkah is Bakkah (also transliterated Baca, Baka, Bakah, Bakka, Becca, Bekka, etc.). It is said to be more specifically the early name for the valley located therein, while Muslim scholars generally use it to refer to the sacred area of the city that immediately surrounds and includes the Kaaba.
The original Hebrew language phrase for the Valley of Baca is emeq ha-Baka.  It can also be translated as “Valley of the Balsam Tree” or “Valley of the Weeper”.Bakkah is where Hagar and Ishmael  settled after being taken by Abraham to the wilderness, a story related in the Bible’s Book of Genesis(21:14-21).
 Genesis tells of how after Hagar and Ishmael ran out of water to drink. In Arab tradition, Hagar runs back and forth between two elevated points seven times to search for help before sitting down in despair, at which point the angel speaks as recorded in Genesis 21:17-19:
God heard the cry of the boy, and an angel of God called to Hagar from heaven and said to her, ‘What troubles you, Hagar? Fear not, for God has heeded the cry of the boy where he is. Come, lift up the boy and hold him by the hand, for I will make a great nation of him.’ Then God opened her eyes and she saw a well of water. She went and filled the skin with water and let the boy drink. [5]
Here, the tradition holds that a spring gushed forth from the spot where Hagar had laid Ishmael, and this spring came to be known as the Well of Zamzam. 
It is also believed that Hagar and Ishamel settled in Bakkah, and the Quran relates that Abraham came to Mecca to help his son Ishmael build the Kaaba adjacent to the well of Zamzam.
The Valley of Baca is mentioned in Psalm 84 of the Bible in the following passage:
How lovely is Your dwelling-place, O Lord of Hosts. I long, I yearn for the courts of the Lord; my body and soul shout for joy to the living God … Happy are those who dwell in Your house; they forever praise You. Happy is the man who finds refuge in You, whose mind is on the [pilgrim] highways. They pass through the Valley of Baca, regarding it as a place of springs, as if the early rain had covered it with blessing … Better one day in Your courts than a thousand [anywhere else]; I would rather stand at the threshold of God’s house than dwell in the tents of the wicked.
Credits
Image owners in order, Makkah Hilton Hotel, Raeid Allehyani, Photographer unknown found via google, Hamza Gazzaz, Wejdan Al Dossary, photographer unknown found via google. Text: wikipedia
20K notes · View notes