Tumgik
bercerita-saja · 3 years
Text
Find Your Writing Process
Tumblr media
You need to have a writing process to get down and write your novel, so how do you start? NaNoWriMo guest writer Esther Wildman has some tips on helping you find your writing process.
“Write every day. Write your draft in three months or less. You need an outline to write a novel. Don’t outline, just write.” 
Somewhere along your journey as a writer, you’ve probably heard or seen lots of pieces of advice like these and more. Before I started to write my first novel, I felt overwhelmed by all of the writing advice I was seeing, much of it conflicting with each other. I thought I wouldn’t be able to tell my story if I didn’t follow a specific formula. But the truth is, there is no one right way to write a novel. There are so many ways one can write because writing is so individual. Whether you prefer to write everyday, only during NaNoWriMo, or anywhere in between,  you get words onto the page. Two drafts or six drafts, detailed outline or no outline, different processes work for different people and different stories. 
Keep reading
164 notes · View notes
bercerita-saja · 3 years
Text
Aku lelah menoleh pada pintu yang hanya diam tanpa memberikan kabar kehadiran.
0 notes
bercerita-saja · 3 years
Text
Kalau saja takdir tak mempertemukan kita, aku tak akan menderita seperti ini.
0 notes
bercerita-saja · 3 years
Text
Sengaja tubuhku tidak membalikkan badan
Sebab bayang-bayang kisah lalu
terus mengikuti kemana langkahku pergi.
0 notes
bercerita-saja · 3 years
Text
"Kamu harus lanjut S2 ya"
"Iya"
Percakapan tak diduga.
0 notes
bercerita-saja · 3 years
Text
Pernah. Suatu malam aku menangis hebat di bawah selimut. Menangisi hari yang semakin lama terasa semakin tak berguna. Lalu aku berhenti dan berusaha lelap dalam mimpi.
Pernah.
0 notes
bercerita-saja · 3 years
Text
I have been crying just a few minutes. But, my heart still feel hurt. I don't know why. Like so emotionally, feel empty, and lonely. Even I know I have someone who talk to me, carring me, asking me how was my day. I feel lose many energy. Can't cheer up, and laugh. Can anyone just hug me?
Tumblr media
29 notes · View notes
bercerita-saja · 3 years
Text
Bukan sebuah perkenalan
Dalam suatu pertemuan singkat bersama kawan lama, kami bercerita tentang masa sekolah kami. Kami satu sekolah, kami satu angkatan, namun kami tidak ada yang sekelas. Pertemuan ini didasarkan pada ekskul yang pernah kita ikuti dahulu semasa SMA.
"Sekarang udah pada sukses semua yak, aku mah apa, remah rengginang aja masih bisa dimakan," ujar satu lelaki yang menyadari kuli bangunan tak sebanding dengan semua kawan di tempat itu. "Jomblo pula," imbuhnya.
Aku pun tertunduk sebentar. Seperti mengheningkan cipta. Kemudian aku mengangkat pandanganku menatap sekitar. Hanya kami berdua yang belum memiliki pasangan.
"Gak usah merendah gitu, pekerjaanmu itu pekerjaan yang sangat bagus. Membutuhkan keahlian yang tinggi. Gak semua orang bisa. Dan gak pantas juga merendahkan pekerjaan yang bagus itu." Sambil memperbaiki posisi duduknya, wanita itu berbicara dengan sangat bijak.
"Oh iya, kamu kan sudah cerai ya sama suamimu. Kenapa cerai? Padahal dulu kalian itu pacaran lima tahun dari mulai kita ekskul dulu," tanya pria di sampingku menjawab wanita itu.
Wanita itu hanya tersenyum tipis. Menandakan tidak ada hal yang perlu dibahas tentang percintaannya.
Mata kita bertemu sejenak. Saling pandang untuk sekian detik. Mata kami seakan mengisyaratkan sebuah pesan yang ingin disampaikan, namun terhalang oleh suatu gembok yang mengunci sudut bibir di wajah.
Disaat itu, aku teringat masa dulu. Ketika aku jatuh hati padanya, namun ternyata aku kalah start. Lalu satu minggu kemudian, kukatakan dalam benakku bahwa tidak ada pria lain yang akan sangat mencintaimu melebihiku. Aku bangga kali ini apa yang kukatakan itu benar. Cinta yang kalian bangun itu sudah kuperkirakan sebelumnya bagaimana akhirnya.
Ini bukanlah masa perkenalan lagi seperti dulu. Namun kuharap Tuhan memberikan jalan padaku untuk memulai perkenalan baru denganmu. Semoga Tuhan mempermudah ini.
bercerita saja - November 2020
1 note · View note
bercerita-saja · 3 years
Text
Menunggu
Aku di atas motorku menunggu kehadiranmu. Posisiku di pinggir jalan samping rumahmu. Kau bilang, "Jangan masuk, nanti ayahku tahu."
Kupikir sebaiknya aku tak usah datang padamu. Toh ayahmu tak perlu tahu keberadaanku. Aku hanya tukang ojekmu yang kau panggil saat hendak kau berangkat kuliah.
Kutebak dengan jelas apa percakapan pagimu dengan ayahmu: "Ayah aku pamit duluan, gojek-ku udah sampe di depan."
Benar bukan?
Ayo, Neng. Kang gojek ini akan mengantarkanmu pada masa depan dengan selamat. Belajarlah yang giat, kelak calon suamimu akan bangga padamu.
Lantas aku berfikir. Siapa aku?
bercerita saja - November 2020
0 notes
bercerita-saja · 3 years
Text
Juni
Ia tahu ini November, ia tahu sudah jauh dari Juni, dan ia tahu ini bulan kelima setelah Juni. Ia tahu sudah lima bulan berlalu ia menyukai Mei sejak Juni. Juni adalah seorang lelaki yang menyukai Mei, sejak Juni tahu bahwa ulang tahun Mei telah berlalu.
Mei dan Juni berdampingan pada sebuah kalender, begitu pula pada posisi duduk mereka saat ekskul jurnalistik. Di sekolah tak sengaja mereka saling berdampingan. Dan tak sengaja pula mereka menjadi perbincangan, hingga 'baper' meliputi perasaan Juni dan mulai jatuh hati pada Mei.
"Mei, izinkan aku menyukaimu, kali ini dan seterusnya." Juni membatin.
"Ya, Tuhan. Kenapa aku harus dihadapkan pada posisi ini." Mei membatin.
Juni tersenyum, Mei juga tak kalah memberi senyum. Hanya untuk menghargai, baginya. Namun Juni bahagia dengan segala kebodohannya.
Juni terus menyukainya. Hingga Juni tahu bahwa Mei tidak memiliki rasa padanya. Ternyata suasana perjodohan kekanak-kanakan yang dilakukan teman-temannya membuatnya risih. Bahkan Juni pun tak pernah disukainya.
Juni tetap menyukainya, hingga kini November, mungkin hingga Desember, atau masuk ke tahun baru. Intinya, sampai Mei tahu, bahwa perasaan Juni bukan sekadar perasaan, namun tulus.
0 notes
bercerita-saja · 4 years
Text
Tidak pernah terjadi sebelumnya, ia hari ini menangis tiga kali.
0 notes
bercerita-saja · 4 years
Text
Dering ponsel, kabar duka terucap di ujung suara ponsel. Di kota aku, menangis berteriak. Pulang tak bisa, hanya diam menatap awan.
Sebuah ketakutan. Aku takut.
0 notes
bercerita-saja · 4 years
Text
“Yang lebih buruk daripada tidak pernah mendapatkan cintanya sama sekali adalah pernah mendapatkan cintanya lalu pada suatu hari kehilangan cinta itu.”
— A. W.  (via surat-pendek)
1K notes · View notes
bercerita-saja · 4 years
Text
Boleh ga give up?
10 notes · View notes
bercerita-saja · 4 years
Text
terlalu banyak keluhan untuk diucap, tak berujung. Terlalu hina tuk dibahas, tak pantas.
0 notes
bercerita-saja · 4 years
Text
Lelah menanti notifikasi.
Darinya.
0 notes
bercerita-saja · 4 years
Text
Pernahkah berpikir untuk bunuh diri?
Sesulit itukah hidupmu?
0 notes