Tumgik
ardiazahra · 3 years
Text
Lebih Dari Saudara
Tumblr media
Betapa ternyata beberapa orang di sekitar kita kebaikannya tak mungkin bisa kita balas satu per satu. Bukan karena banyaknya atau seberapa seringnya, tetapi sebab hadirnya mereka di tepatnya masa. Saat dimana kita sedang kalut-kalutnya, saat ketika kita butuh direngkuh seerat-eratnya, walau hanya sebatas maya, meski hanya melalui doa.
Tak jarang, mereka mampu meluangkan waktunya yang teramat berharga hanya demi memahami isi kepala kita, merasakan apa yang kita rasa, memberi saran terbaik yang mereka bisa, atau mungkin tuk sekadar mendengar setiap keluh kita dengan sepenuh rela, tanpa minta yang serupa.
Terkadang mereka jualah yang lebih hangat sapanya, lebih sungguh dukungannnya, lebih lapang maafnya, lebih teduh nasihatnya, bahkan boleh jadi lebih akrab dibanding hubungan darah pun saudara.
Padahal dahulu mereka begitu canggung dan asing, kini perlahan menjadi sambung dan saling. Tak peduli bentang jarak dan perbedaan masa, tak terbatas status juga usia, sejatinya mereka inilah sebenar-benarnya makna keluarga.
Semoga kita senantiasa dipertemukan dengan orang baik dimanapun adanya, meskipun kita bukan dari golongan mereka. Dan dijauhkan kita dari orang-orang berperangai buruk, meskipun kita adalah salah satunya.
اللهم توفني مع الأبرار، ولا تخلفني في الأشرار
***
Kota Sejuta Rindu, 28 Maret 2021
217 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Perubahan Sudut Pandang
Saya ketika sebelum menikah dan setelah menikah, memiliki cara pandang yang berbeda terkait pernikahan. Sesuatu yang kemudian membuatku memberikan nasihat jika diminta, ke teman yang hendak menikah. 
Lebih baik gagal di tengah-tengah proses daripada gagal di dalam pernikahan. Artinya, kalau kamu melihat ada potensi masalah yang besar antara kamu dan calon pasangan, lebih baik gak usah lanjut, dengan segala risikonya; batalin undangan meski udah kesebar, perkataan orang, dll. Membuat keputusan untuk membatalkan lamaran/pernikahan, konsekuensinya jauh lebih ringan daripada bercerai di tengah pernikahan. Karena cerai lebih ribet, tidak hanya urusan administrasinya yang melelahkan, belum lagi jika sudah ada anak dan berebut hak asuh, belum lagi dengan status sosial yang nanti akan dibawa (janda/duda), dll. Untuk teman-teman yang hendak menikah, jika memang belum siap. Lebih baik jangan. Jika kamu sudah siap dan belum menemukan yang menurutmu tepat untuk menjadi pasangan hidup, jangan mau menerima seadanya sekalipun mungkin usiamu bertambah tua.  Jika kamu seorang muslim dan tahu kalau pernikahan itu bernilai setengah agama, jangan sampai yang setengah ini rusak karena kamu terlalu gegabah dan menggebu-gebu tapi tidak rasional ketika mau menikah. Sudah rusak setengah dan kita juga tidak bisa menjamin setengah agama lainnya juga baik. Jika kamu ingin menikah dengan seseorang, tanyakanlah segala sesuatu yang ingin kamu tanyakan sampai tak bersisa. Tak perlu sungkan untuk menanyakannya, tak perlu takut. Kalau kemudian dia merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutmu penting, berarti dia tidak menganggap penting apa yang bagimu penting. Dan jika dia tidak mau diajak duduk bersama membicarakannya, entah tentang finansial, keluarga, dan apapun yang menurutmu ingin diperjelas sebelum menikah, sementara dia tidak mau membicarakannya. Saranku, mending cari yang lain. Menikah dengan orang yang tidak bisa diajak berdiskusi dengan mudah itu akan jadi tantangan tersendiri. Kita tidak bisa menikah bermodal kepercayaan bahwa nanti dia akan berubah, itu mungkin untuk hal-hal yang tidak begitu krusial/prinsip. Tapi pada hal-hal yang prinsip, kita tidak bisa memakai cara pandang itu. Apalagi, sepanjang pernikahan nanti, kita akan membutuhkan banyak sekali diskusi. Saranku, pastikan pasanganmu adalah orang yang bisa diajak diskusi, bisa menerima masukan, terbuka terhadap kritik/saran, dan mau belajar. Dan pada akhirnya, kalau memang tidak siap. Lebih baik, gunakan energimu untuk bersiap. Kalau kamu masih memiliki ambisi yang ingin kamu dapatkan sebelum menikah, kejarlah. Kalau kamu ingin tetap menjadi dirimu sendiri ketika nanti sudah menikah, menikahlah dengan orang yang tepat.  Tepat yang seperti apa? Kamu yang bisa merasakannya nanti. Nanti, ketika sudah ada orangnya yang akan menikah denganmu. Kita tidak bisa menuliskan ketetapan itu dalam barisan kriteria. Dan mungkin, tidak akan ada orang yang bisa memenuhi semua kriteria itu dalam satu waktu.  Kalau sudah ada orangnya dengan segala kekurangannya. Kamu akan bisa merasakan, mana yang kiranya kamu bisa terima sebagai pasangan hidup dan mana yang tidak.  17 Maret 2021 | ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Tumblr media
KEDEWASAAN EMOSI
Salah satu topik yang agak jarang diangkat di Indonesia adalah kedewasaan emosi (emotionally mature).
Yang saya lihat, kebanyakan orang di Indonesia beranggapan bahwa kedewasaan emosi ini akan berjalan seiring dengan umur.
Padahal, berdasarkan pengalaman diri sendiri, kalau nggak sering-sering dikulik, kita jarang sadar bahwa secara emosi, kita kurang dewasa.
Tumblr media
Setidaknya, ada 20 tanda kedewasaan emosi seseorang, diantaranya adalah:
1. Sadar bahwa kebanyakan perilaku buruk dari orang lain itu akarnya adalah dari ketakutan dan kecemasan – bukan kejahatan atau kebodohan.
2. Sadar bahwa orang gak bisa baca pikiran kita sehingga akhirnya kita tau bahwa kita harus bisa mengartikulasikan intensi dan perasaan kita dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan tenang. Dan, gak menyalahkan orang kalau mereka gak ngerti maksudnya kita apa.
3. Sadar bahwa kadang-kadang kita bisa salah – dan bisa minta maaf.
4. Belajar untuk lebih percaya diri, bukan karena menyadari bahwa kita hebat, tapi karena akhirnya kita tau kalau bahwa semua orang sebodoh, setakut, dan se-lost kita.
5. Akhirnya bisa memaafkan orang tua kita karena akhirnya kita sadar bahwa mereka gak bermaksud untuk membuat hidup kita sulit – tapi mereka juga bertarung dengan masalah pribadi mereka sendiri.
6. Sadar bahwa hal-hal kecil seperti jam tidur, gula darah, stress – berpengaruh besar pada mood kita. Jadi, kita bisa mengatur waktu untuk mendiskusikan hal-hal penting sama orang waktu orang tersebut sudah dalam kondisi nyaman, kenyang, gak buru-buru dan gak mabuk
7. Gak ngambek. Ketika orang menyakiti kita, kita akan (mencoba) menjelaskan kenapa kita marah, dan kita memaafkan orang tersebut.
8. Belajar bahwa gak ada yang sempurna. Gak ada pekerjaan yang sempurna, hidup yang sempurna, dan pasangan yang sempurna. Akhirnya, kita mengapresiasi apa yang 'good enough'.
9. Belajar untuk jadi sedikit lebih pesimis dalam mengharapkan sesuatu - sehingga kita bisa lebih kalem, sabar, dan pemaaf.
10. Sadar bahwa semua orang punya kelemahan di karakter mereka – yang sebenarnya terhubung dengan kelebihan mereka. Misalnya, ada yang berantakan, tapi sebenernya mereka visioner dan creative (jadi seimbang) – sehingga sebenernya, orang yang sempurna itu gak ada.
11. Lebih susah jatuh cinta (wadaw). Karena kalau pas kita muda, kita gampang naksir orang. Tapi sekarang, kita sadar bahwa seberapa kerennya orang itu, kalau dilihat dari dekat, ya sebenernya ngeselin juga 😂 sehingga akhirnya kita belajar untuk setia sama yang udah ada.
12. Akhirnya kita sadar bahwa sebenernya diri kita ini gak semenyenangkan dan semudah itu untuk hidup bareng
13. Kita belajar untuk memaafkan diri sendiri – untuk segala kesalahan dan kebodohan kita. Kita belajar untuk jadi teman baik untuk diri sendiri.
14. Kita belajar bahwa menjadi dewasa itu adalah dengan berdamai dengan sisi kita yang kekanak-kanakan dan keras kepala yang akan selalu ada.
15. Akhirnya bisa mengurangi ekspektasi berlebihan untuk menggapai kebahagiaan yang gak realistis – dan lebih bisa untuk merayakan hal-hal kecil. Jadi lebih ke arah: bahagia itu sederhana.
16. Gak sepeduli itu sama apa kata orang dan gak akan berusaha sekuat itu untuk menyenangkan semua orang. Ujung-ujungnya, bakal ada satu dua orang kok yang menerima kita seutuhnya. Kita akan melupakan ketenaran dan akhirnya bersandar pada cinta.
17. Bisa menerima masukan.
18. Bisa mendapatkan pandangan baru untuk menyelesaikan masalah diri sendiri, misalnya dengan jalan-jalan di taman.
19. Bisa menyadari bahwa masa lalu kita mempengaruhi respons kita terhadap masalah di masa sekarang, misalnya dari trauma masa kecil. Kalau bisa menyadari ini, kita bisa menahan diri untuk gak merespon dengan gegabah.
20. Sadar bahwa ketika kita memulai persahabatan, sebenernya orang lain gak begitu tertarik sama cerita bahagia kita – tapi malah kesulitan kita. Karena manusia itu pada intinya kesepian, dan ingin merasa ada teman di dunia yang sulit ini.
Written by @jill_bobby
Referensi: https://youtu.be/k-J9BVBjK3o
4K notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Tumblr media
90 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Jika disaat ini kamu sedang kehilangan harapan, maka percayalah dibelahan bumi lain ada seseorang yang baru saja menumpuk harapan untuk kembali bangkit.
Jika disaat ini kamu sedang terpuruk, maka ingatlah dibelahan bumi lain, seseorang sedang tertawa bahagia.
Tapi harus selalu diingat bahwa gak ada yang namanya sedih selamanya, pun juga gak ada bahagia selamanya.
Yang namanya kamu hidup didunia yaa akan selalu menemui fase kehidupan.
Entah itu sedih, entah itu bahagia, entah itu susah, entah itu senang. Semuanya akan saling bergantian.
Namun, yang semestinya selalu diingat adalah bahwa Allah gak pernah ninggalin hamba-Nya mau gimana pun keadaan hamba-Nya. Maka beruntunglah orang-orang yang ketika dia ditimpa masalah, maka hatinya sudah terlebih dahulu lapang karena ia berprasangka baik kepada Tuhannya.
0 notes
ardiazahra · 3 years
Text
Penerimaan.
Semua karakter, watak atau apapun jenis tingkah laku dari manusia. Ikuti saja polanya, beginilah cara kita untuk tetap bersosialisasi dalam situasi dan kondisi apapun.
Yakini saja, setiap sifat baru yang hadir menghampirimu bisa jadi sebagai hikmah dan edukasi.
”kamu itu punya benteng tinggi yang susah diluluh lantahkan”
Setinggi apapun benteng yang dibangun, bisa roboh juga atau mungkin bisa dipanjat secara perlahan.
Seseorang yang sangat ingin tahu apa isi dibalik benteng tersebut akan dengan sekuat tenaga mencari cara. Kita tidak bisa menahan rasa penasaran seseorang bukan?
”sekeras apapun batu, jika diteteskan air terus menerus akan pecah juga”
Orang yang pandai dalam memainkan perannya sebagai air... Dia paham batu itu keras, maka di sentuhlah dengan lembut. Mendekati dengan penuh kehangatan, menyampaikan keluhan dan mulailah muncul secercah pertanyaan.
”polosnya”
Rasa kemanusiaan menjadi lebih aktif, hingga tidak memikirkan kemungkinan apapun kecuali ”husnudzon”.
Kita ini belum terlalu jauh mainnya. Tidak semua pertanyaan manusia harus ditanggapi dan tidak semua orang harus diberikan kepercayaan lebih.
Ketika kamu memberikan jawaban dan memuaskan rasa penasarannya, apa yang terjadi setelahnya? Apa efeknya? Apa ada manfaatnya?
Ya ada, dia terpuaskan. Lalu pergi.
Ketika dia memberikan isu dan argumen kepadamu, apa yang terjadi setelahnya? Apa efeknya?
Ya ada, sekarang kamu yang penuh dengan pertanyaan.
Kita ini belum dapat memilah dengan benar. Apakah bertanya itu salah? Tentu tidak. Bertanya adalah salah satu cara dalam mendapatkan ilmu. Lihat bagaimana cara sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ. Bukankah bertanya adalah bentuk taqorrub kepada Allah?
Allah berfirman, "maka bertanyalah kepada ahli ilmu, jika kamu tidak mengetahuinya”. Qs. Al-Anbiya: 7
Jadi apa yang salah? Tidak ada. "Pertanyaannya tidak salah" namun terkadang respon kita sebagai penerima belum dapat memilah mana yang harus dijawab dan tidak.
Bahkan aku senang dengan siswa yang sering bertanya, berarti disitu ada koneksi rasa keingintahuan dirinya tentang sesuatu yang ia pelajari dan pahami. ”Ketika dalam kelas hampir setiap jeda aku berkata, ”silakan bertanya, tanyakanlah tidak apa-apa”. Bahkan saat ujian pun tak dilarang, akan tetapi respon gurulah yang menentukan di jawakah atau tidak?
Jangan buru-buru merasa nyaman, jangan cepat memberi kepercayaan dan jangan terlalu mudah diyakinkan.
Satu hipotesa saja tidak cukup untuk menyelesaikan sebuah perkara. Lantas kenapa buru-buru menyimpulkan? Kita belum ketahap penelitian, perbandingan, evaluasi dan seterusnya....
Kita tidak bisa meminta Allaah untuk memusnakan manusia jenis itu bukan? Inilah kehidupan. Hidup berdampingan dan penuh keragaman. Terima saja hal-hal yang menghampiri dirimu, terima dan responlah dengan elegan.
Jika bisa menerima takdir baik dengan mudah, maka harus berusaha juga menerima takdir buruk yang mungkin akan menghampiri kita. Imani saja.
Bagaimana? ”jika melihat dari kacamata hikmah” semua ada kebaikan. Kita mampu lebih jelih dan respon kita menjadi lebih baik.
Tidak mengapa, anggaplah tiap kejadian sebagai pendewasaan. Jangan sibuk menyesali tiap-tiap pertemuan, katakanlah "terima kasih, aku tersadarkan”.
Mungkin inilah jawaban dari semua tanya-tanyamu. Yang tanpa kamu sadari sudah terjawabkan.
Manusia sebenarnya bisa mengatur dirinya sendiri, tapi kadang kala hawa nafsulah yang sering mengaturnya. -ustadzuna Syafiq Riza حفظه الله-
Manusia diciptakan dengan hasrat yang tak terbatas, memenuhinya sama saja membunuh diri sendiri.
Semoga terdapat manfaat dari tulisan ini, dan semoga semuanya dalam lindungan Allah ﷻ.Barakallahu fiikum.
406 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Diwajari jika non muslim kerap menilai Islam memiliki formulasi hukum yang cenderung menguntungkan kaum pria dan menganggap Islam berbasis budaya patriarki, disayangkan jika yang memiliki pandangan seperti ini adalah seorang muslim. Kenapa non muslim diwajari? Karena mereka tidak mengenal dengan benar syariat Islam dari sumbernya, tetapi hanya melihat Islam dari 'oknum' yang tidak menjalankan syariat Islam dengan benar.
Aturan dalam Islam, salah satunya seperti kewajiban patuh pada suami sebagai kepala keluarga, seringkali dipandang patriarkal, yang membuat sebagian muslimah merasa menjadi korban subordinasi dan diskriminasi.
Padahal dalam Islam, ada perinciannya. Patuh kepada suami yang seperti apa? Kepatuhan istri kepada suami adalah yang didasari kepatuhan kepada apa yang Allah perintahkan, dan juga selama perintah suami tidak bertentangan dengan perintah Allah. Seorang istri tidak diperkenankan taat kepada suami yang bertentangan dengan perintah Rabb-nya.
Jika seorang suami belum mempu menjadi imam yang baik, ataupun tidak memperlakukan istrinya dengan baik, maka ajaklah ia untuk bersama-sama mendalami Agama (Tafaqquh Fiddin).
Ketika menikah, lelaki shalih itu bukan yang hanya ahli ibadah (semisal rajin shalat, rajin membaca Al-Qur'an atau puasa saja), tidak.. sama sekali bukan hanya itu. Tetapi ia yang menjauhi apa yang Allah larang, dan ia yang memahami kewajiban atas dirinya kepada Allah dan kepada yang dipimpinnya dengan akhlak yang baik.
Ia yang menyadari bahwa dipundaknya kini hadir seorang wanita yang telah diamanahkan kepadanya untuk dibina, dididik, dilindungi, supaya selamat dari api neraka.
Jika abai dalam proses tarbiyah, suami akan menjalani "sidang berat" dihadapan Allah Ta'ala dengan "dakwaan" sebagai pemimpin yang abai dan tidak bertanggung jawab.
Begitupun dalam perkara maisyah (bertanggung jawab dalam perkara nafkah), dan qiwamah (memimpin dan melindungi yang dipimpinnya). Seorang suami dalam Islam dituntut dalam perkara tarbiyah, maisyah dan qiwamah terhadap yang dipimpinnya.
Lalu jika bicara tentang "kesetaraan dalam pendidikan". Islam sudah lebih dulu mewajibkan bagi ummatnya untuk menuntut ilmu syar'i. Bukan hanya kaum lelaki, kaum wanitapun diwajibkan atas hal ini. Sebab ilmu syar'i mengantarkan kita pada akhlak mulia, serta menjauhkan kita dari pemahaman yang keliru dan amal yang terjaga.
Begitupun dengan bekerja bagi wanita. Dalam Islam, tempat terbaik bagi wanita adalah dirumahnya. Wanita dibebaskan dari kewajiban mencari nafkah, namun tidak dilarang untuk tetap berdaya dengan kemampuan yang dimilikinya, dengan syarat yang mengiringinya. Syarat inipun tiada lain adalah untuk melindungi kaum wanita itu sendiri.
Apa saja syarat itu?
1. Harus seizin suaminya (jika telah memiliki suami), karena suaminyalah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas hal ini. Dan ini menjadi catatan penting juga bagi para suami. Jikapun tidak mengizinkan istri untuk bekerja diluar rumah, maka berikanlah bekal kepada istrinya, jika belum mampu memberikan bekal harta yang cukup jika suami qadarullah meninggal terlebih dulu, maka berikanlah bekal berupa "skill". Jangan sampai membiarkan istri kesulitan nantinya dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan anak-anaknya, Bukankah selain percaya bahwa rezeki dalam jaminan Allah, kitapun tetap harus berikhtiar?
2. Bekerja diluar rumah dilakukan setelah kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu telah ditunaikan.
3. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan tidak mungkin tergantikan oleh laki-laki.
4. Pekerjaannya terhindarkan dari sesuatu yang Allah haramkan, dan jauh dari interaksi intens dengan lelaki yang bukan mahramnya. Semisal mengajar sesama wanita, merawat dan mengobati pasien wanita, dst.
5. Jika pekerjaannya dilakukan diluar rumah, maka diwajibkan atasnya menutup aurat dengan sempurna, tidak memakai wewangian yang sampai tercium jelas wanginya oleh lelaki, dan tidak bertabarruj.
6. Bukan pekerjaan yang menuntutnya untuk sering bersafar sendirian ataupun dengan lelaki yang bukam mahramnya.
Sungguh, hanya Islam yang melindungi dan menjaga kehormatan wanita sedemikian sempurnanya. Sedangkan dalam sistem kapitalis liberal, wanita kebanyakan tidak sadar.. bahwa dalam sistem kapitalis liberal tersebut, wanita sedemikian di "eksploitasi" menjadi wanita karir tanpa batasan, dengan dalih kesetaraan.
Dalam Islam, seorang suami yang istrinya bekerja, maka ia tidak memiliki hak atas penghasilan istrinya. Sedangkan seorang istri memiliki hak untuk dipenuhi kebutuhannya sebatas kemampuan suaminya.
Laki-laki tidaklah menjadi lebih mulia dihadapan Allah hanya karena menjadi kepala rumah tangga, menjadi imam atau berdiri di depan shaf wanita dalam shalat. Karena masing-masing tentu diberi ganjaran yang sama dalam melaksanakan kewajiban yang sudah Allah Ta'ala tetapkan bagi masing-masing.
Yang menjadi patokan hanyalah satu, yaitu "Tingkat Takwa", dan itu tak ada korelasinya dengan gender. Siapapun mampu dan dipersilakan berlomba-lomba mencapainya.
Wallahu waliyyut Taufiq.
https://instagram.com/gsatria
508 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Sudahlah, yang berlalu itu tidak akan terulang dan kembali lagi. Andaikan terulang pun tidak akan pernah sama rasanya. Waktu akan terus berjalan, dan jangan sampai ingatan dan rasamu terpenjara oleh kenangan. Doakan saja, insyaalloh semua akan baik-baik saja.
Terkadang, ada rasa lelah dan jenuh dalam keseharian yang sedang kamu lakukan. Barangkali ada rasa "hambar" pada agenda kehidupan, bahkan bisa jadi ada rasa "khawatir" yang berlebihan pada sesuatu yang sedang kamu ditunggu.
Padamu yang sedang berjalan pada masa-masa sulit, entah mengusahakan atau pencarian, entah mempertahankan atau merubah keadaan. Jangan lupa untuk mengutamakan doa dan keberkahannya, pada setiap hujan yang turun dan pada setiap salam dari selesainya sholat.
Dia sedang mengujimu, Dia sedang menyiapkan hadiah terindah untuk mereka yang tidak berhenti dan menyerah. Istirahatlah sejenak jika memang lelah, sesekali bacalah kisah tentang mereka yang memiliki keteguhan hati dan jiwa. Agar semangatmu tidak mudah patah, agar impianmu tetaplah tinggi.
Aku sama sepertimu, sedang mengusahakan dan mencari, sedang mempertahankan dan merubah keadaan, untuk semua kebaikan dan keberkahan hidup.
Jadilah dewasa dengan menghidupkan hati dan raga.
@jndmmsyhd
617 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Quality over Quantity.
Dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah bahwa, “Mengusahakan amalan agar sesuai sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam itu lebih utama dari memperbanyak amalan.”
Sebagaimana dalam QS. Al-Mulk: 2, “Untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.”
Allah Subhanahu Wata’ala tidak memfirmankan, “Yang paling banyak amalannya.” (Sifatush Shalah, 170)
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa, “Jadilah orang-orang yang lebih semangat dan fokus pada diterimanya amalan.”
Sebagaimana dikisahkan dalam QS. Al-Ma’idah: 27 tentang kedua putra Nabi Adam ‘alaihis salam yang mempersembahkan kurban, namun hanya satu yang diterima (Habil) sedang (Qabil) tidak diterima. Qabil berkurban dengan hasil pertaniannya dan yang diberikan bermutu rendah, sedang Habil berkurban dengan kambing pilihannya yang baik.
“Dia (Habil) berkata, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa’.”
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu pun mengatakan bahwa, “Andaikan aku yakin bahwa Allah Subhanahu Wata’ala menerima satu saja dari salatku, itu lebih aku cintai daripada seluruh dunia dan seisinya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/166)
“Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah), dengan hati penuh rasa takut.” (QS. Al-Mu’minun: 60)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi hatim rahimahullah oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha,
“Siti Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ayat ini, ‘Apakah yang dimaksud dengan ayat ini ialah orang yang berzina, dan meminum khamar atau mencuri?, dan karena itu ia takut kepada Tuhan dan siksa-Nya?’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, ‘Bukan demikian maksudnya, hai putri Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Yang dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengerjakan salat, berpuasa dan menafkahkan hartanya, namun dia merasa takut kalau-kalau amalnya itu termasuk amal yang tidak diterima’.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Hal yang patut diperhatikan juga dikoreksi oleh setiap individu.
Mereka yang melakukan amalan saleh perhatiannya akan terpusat pada dua hal ini sebagai syarat diterimanya sebuah amalan yaitu,
Ikhlas mengharapkan Wajah Allah Subhanahu Wata’ala dan ittiba yaitu mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ikhlas mencakup: merawat niat, meninggalkan syirik, ihsan (beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, (ketahuilah bahwa) sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala melihatmu), senantiasa khusyuk serta menyembunyikan amalan, dsb.
Ittiba mencakup: mempelajari fikih ibadah sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, meninggalkan bidah, memperbaiki tata caranya, berusaha mengerjakan yang paling utama dari beberapa pilihan, dsb.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Diriwayatkan pula oleh Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Dikatakan oleh Syaikh Ibnu Qasim rahimahullah bahwa, “Perkataan dan amalan manusia tidaklah benar sampai ia mendasarinya dengan ilmu.”
Dikatakan pula oleh Syaikhul Islam, Ahmad bin Abdul Halim al-Harrani rahimahullah bahwa, “Ilmu adalah kesimpulan yang ada dalilnya, sedangkan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Majmu’ Fatawa, Syamilah, jilid 6, hal. 388)
Untuk itu, dahulukan ilmu sebelum amal. 
Doa yang senantiasa dibaca setelah salat Subuh,
“Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa.”
”Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu Majah no. 925, sahih)
Wallahu waliyyut taufiq.
203 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
6M notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Ingin kembali
Bahwasanya setiap manusia dikaruniani hati yang bersih, yang bisa menuntunnya kepada kebaikan. Namun, seringkali kalah oleh hawa nafsu.
Maka beruntunglah orang-orang yang ketika dia berbuat salah. Hatinya masih berfungsi dengan baik untuk mengingatkan agar kembali ke jalan yang seharusnya.
0 notes
ardiazahra · 3 years
Text
"Perfect little flowers, those that grow in your soul.. perfect little flowers, those that grow so bold. You are a perfect little flower, that which lives on in my mind.. you perfect little flower, you are that which transcends time. My perfect little flower, how I wish to know you through the hours.. you perfect little flower, how your beauty is your magical power."
Tumblr media
Perfect little flowers - A lovie dovie poem by eUë
26 notes · View notes
ardiazahra · 3 years
Text
Mereka yang setujuan akhirnya Allah pertemukan, agar menjadi contoh teladan karena penjagaan dan mengutamakan keberkahan. Mereka yang setujuan juga ada yang akhirnya Allah pisahkan, agar menjadi pelajaran bahwa ketetapan takdir dan hasil itu mutlak milik Allah. Bukan manusia.
Jadilah yang menjaga dan terjaga, agar kelak Allah mudahkanmu mendapatkan keberkahan. Jangan pula sesumbar dan jumawa bahwa semuanya atas kuasa dan rencanamu, sebab mudah bagi Allah untuk memutus langsung apa yang sedang kamu ikat.
Apalah yang dicari dari kehidupan ini kecuali keberkahan dan nikmatnya kematian, tenangnya beribadah dan lapangnya dada dari semua urusan dunia.
Ketahui saja, bahwa semakin tenang sholatmu maka semakin dekat jawaban atas persoalanmu. Dan semakin cepat sholatmu, semakin enggan pula Allah memberikan jalan keluar bagimu.
Menata hati.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
ardiazahra · 4 years
Text
Open minded?
Lu mau jadi orang yang open minded? berfikiran terbuka? or whatever you name it. The first thing you need to know biar gak delusional, gak ada orang totally open minded didunia ini, tolong ini fakta gak usah dibantah kalau mau jujur emang kayak gitu. 
All people will have their own judgement, entah diucapin secara langsung/disimpen dalam hati, kenapa? generally setiap orang punya value yang dia pegang, generally baik-buruknya setiap orang is different. 
Kalau value setiap orang beda, jadinya gimana? apakah kita harus nerima semua orang yang berbeda pendapat sama kita? oh tentu saja tidak, kenapa harus diterima? orang beda, yang penting itu bukan soal terima/enggak but lebih ke perilaku kita pada orang yang gak sependapat sama kita. 
Misal saya gak suka orang LaGiBeTeq, penganut paham feminis, orang-orang liberal dan kekufuran lainnya, ya saya gak suka nilai yang mereka pegang, dan gak sependapat dengan nilai Islam yang saya pegang, terus gimana? masalahnya bukan disesuai/gak sesuai dengan nilai yang kita pegang, tapi walau kita beda, saya gak boleh mukulin mereka kalo ketemu, gak boleh ngejahatin mereka, gak boleh bunuh mereka. Setidaknya begitu yang saya pahami soal suka/tidak suka dengan batasan syariat Islam.
Islam itu udah paket komplit lengkap untuk ngajarin kita jadi manusia dengan perasaan-perasaan manusia seperti cinta, benci, suka, tidak suka, galau, bahagia, tenang, damai dst, tapi gak tau kenapa pada demen banget nyari referensi lain, atau mungkin para pengemban dakwah harus banyak introspeksi pembahasan ya. 
Lanjut,
Bahkan ada perbedaan yang memang naturally bakal membawa pada peperangan, jadi orang yang suka halusinasi soal kedamaian ketika yang dimaksud perang adalah tanpa peperangan dst dst nah nah sebenarnya damai kayak gitu itu bullshit dunia tanpa peperangan itu gak pernah ada. Gak percaya? baca sejarah.
Sampe sekarang peperangan aja tetep ada, contohnya apakah china sepakat dengan value orang-orang uyguur? kagak kan? makanya mereka diperangin. Hal-hal kayak gitu naturally ada lah, terima aja itu sebagai kenyataan hidup. 
Dalam Islam juga gitu gak? yaps kalau sudah tidak bisa menemukan titik temu dari perbedaan bakal berujung pada peperangan? oh tentu saja. Pardon me, I hate to be apologetic Muslim. 
Tapi yang mesti lu tau hubungan peperangan dalam Islam hanya Islam dan kekufuuran, kalau dalam negara hanya dengan para kafir harbi. What’s kafir harbi? orang-orang yang gak mau menerima dakwah dan memilih berhubungan perang. 
Dipaksa dong? iya dipaksa untuk nerima aturan Islam, tapi tidak perlu masuk Islam, ah kalo gitu Islam suka maksa dong, lho emangnya didunia ini ada Ideologi yang gak suka maksa? Amerika dengan sekulerisme dan liberalnya maksa kita untuk menganut itu walau agama kita tetap Islam kalo gak mau sesuai mereka kena sematan teroris, coba lihat aja aturan negara kita yang mayoritas Muslim ini, apakah sesuai dengan syariat Islam? enggak kan? berarti emang kita dipaksa untuk gak hidup sesuai syariat Islam kecuali yang mereka ridhoi aja.
Komunisme - Sosialisme maksa kita untuk nerima ideologi mereka lihatlah apa yang terjadi sama Muslim Uygur. iyuuh, mending gue dipaksa nerima Islam daripada sekulerisme-liberal dan komunis-sosialis.
Dan karena beda value itu bisa berujung pada peperangan, please ya peperangan itu alamiah bakal terjadi dari dulu ampe sekarang, yang jadi pertanyaannya, gimana? untuk apa? dalam sejarah Islam gak pernah ada suatu daerah yang di futuhatin (diperangin) terus jadi mundur kebelakang, semua pada maju, contohnya apa? Baghdad, Andalusia, kan negara-negara diluar makkah & madinah itu hasil dari ‘perang’. 
Bedain sama sekarang, kalo perang apakah negaranya jadi Maju? lebih maju daripada yang merangin? kagak, yang ada ancur lebur semuanya dibunuhin. ckck. Fakta kayak gini aja orang-orang bigot gak bisa mikir jernih.
Dan peperangan dalam Islam pembahasannya panjang, gak segampang kalo gak sependapat yaudah perang. Kalo lu mikir gitu sini ganti aja otak lu sama ota-ota dibakar enak apalagi dicelupin sambel yummy.
Kenapa setiap orang bisa punya value yang beda soal baik-buruk? pertama dari persoalan lingkup terkecil yaitu keluarga, Pola Asuh, dan nilai-nilai yang orangtua/orang yang ngasuh lu tanemin dalam diri lu itu berpengaruh sama kebiasan lu admit it or no, kadang ini amazed me banget gitu lho, beberapa selebgram yang openly drink khamr tapi masih sering ngomong astagfirullah, alhamdulillah, insyaaAllah, even though in their life kagak pernah sholat. :-D
Itu sign kali, dulu orangtua mereka mengharapkan mereka jadi anak yang gimana. Second, lingkungan pertemanan, lingkungan pertemanan itu pun berpengaruh pada value of life yang lu punya, again you admit it or no.
Ketiga, aturan negara , aturan negara paling berpengaruh terhadap nilai baik-buruk yang kita pegang, iyalah kan mereka yang nyusun apa itu baik-apa itu buruk. Kita hari ini nganggep ngelanggar lampu merah itu buruk kenapa? karena ada aturannya. Hari ini nganggep narkoba buruk kenapa? karena negara ‘mengharamkan’nya.
you nor I none is open minded person. In short sentence Open minded is bullshit.
Jadi gimana dong? perbedaan didalam kehidupan ini alamiah terjadi, yang jadi soal bukan beda/gak, tapi soal aturan apa yang dipake untuk mengatur perbedaan-perbedaan itu. Jadi pertanyakan ke diri kita, kita mau pake aturan apa untuk mengatur perbedaan-perbedaan yang ada? cuma ada 3, Islam, Sekulerisme-Liberalisme-Kapitalisme, Sosialis-Komunis. You Choose. kalau saya mending saya dipaksa ikut aturan Islam daripada yang lain-lain. 
Lagian Manusia akan terus berbeda, makanya butuh aturan untuk menjadi penengah atas perbedaan-perbedaan itu, pertanyaannya peraturan apa yang paling qualified untuk ngatur perbedaan manusia?
77 notes · View notes
ardiazahra · 4 years
Text
Mengikat
Sekencang apapun hati manusia diikat, tetap akan lepas dan pergi, bahkan dalam kencangnya ikrar janji suci pun tetap bisa saja lepas. Ketahuilah, tali yang paling kuat untuk mengikat hati manusia itu doa, hanya saja lisan kita yang terlalu sombong untuk berdoa. Bukan hanya kamu yang mengikat, tapi keduanya, menyamakan doa dan tujuan. Tidak peduli seberapa jauh jarak dan seberapa berat jalan yang ditempuh, doa tetaplah kekuatan paling dahsyat dan tali paling kuat. 
Tapi doa tidak sebercanda lisan kita, ada hati yang harus yakin, ada lisan yang harus tulus, ada tekad yang harus bulat, dan ada kepasrahan yang begitu lembut. Doa tidak sebercanda manusia dengan lisannya.
@jndmmsyhd 
911 notes · View notes
ardiazahra · 4 years
Text
Jujur pada diri sendiri, jujur pada Allah
Tentu, setiap manusia tak pernah lepas dari kesalahan. Kita pernah begitu gegabah menapakkan jejak ke jalan yang tidak seharusnya. Kita pernah mengkhianati Allah dengan dosa-dosa yang pernah kita perbuat di masa lalu.
Ya. Mungkin dulu kita pernah salah melangkah; mungkin dulu kita pernah salah mengambil keputusan. Terkadang, manusia harus berbuat salah terlebih dahulu sebelum akhirnya ia sadar; bersyukur dan menemukan hikmah dibaliknya.
Jujurlah pada diri sendiri, jujurlah pada Allah tentang dosa-dosa kita. Sikap menyadari bahwa kita seorang pendosa, lalu mengakuinya di hadapan Allah adalah salah satu adab untuk meminta ampunan pada-Nya.
Pada akhirnya, dari kesalahan-kesalahan itulah kita jadi banyak belajar, bukan?
Semoga Allah karuniakan pada kita kesadaran untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan (buruk) diri kita sendiri. Semoga Allah sadarkan kita agar selalu bergegas memperbaiki iman dan kualitas ibadah-ibadah kita.
Pena Imaji
165 notes · View notes
ardiazahra · 4 years
Text
apresiasi untuk orang-orang kesepian
Ini adalah apresiasi untuk seseorang yang kesepian.
Yang menghabiskan malam-malamnya sendirian, membayangkan orang-orang sibuk dengan keluarga dan teman-temannya, tetapi, dia cuma bisa berbaring di tempat tidur, menangis sendirian tanpa ada orang yang tahu.
Dan, ketika dia ingin berbicara dengan seseorang, tak ada siapa pun yang mau mendengar. Maka, ketika dia ingin berbicara,dia berdoa kepada Allah.
Menceritakan semuanya. Mengadukan kepayahannya. Berlumuran air mata. Hampir di setiap malamnya. Hanya Allah yang tahu.
Dan, dia melihat dirinya sebagai seseorang yang kesepian. Namun, aku melihatnya, dan aku melihatmu sebagai orang yang beruntung.
And, I’m so jealous of you. Saat orang-orang sibuk meromantisasi kisah hubungan keluarga dan pertemanan, tetapi kamu…
sedang memperbaiki hubungan dengan penciptamu. And, it’s just so beautiful, a rare kind of beauty. Dan…
“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS: An-Nahl: 96)
- Alvi Syahrin, @alvisyhrn, alvisyahrin.com
{join grupku di sini, yuk.}
158 notes · View notes