Sepiring papeda ini menjadi salah satu tantangan bagi saya saat menjadi #pengajarmuda #IndonesaiMengajar di pesisir Kepulauan Yapen, Papua. Bagaimana tidak, kebiasaan picky pada makanan tidak berlaku saat penugasan. Kondisi di penempatan hanya menawarkan dua opsi yang kurang begitu menarik bagi saya; melahap makanan yang ada atau tidak makan sama sekali. Pernah beberapa kali menantang diri untuk tidak makan sama sekali, yang rupanya berdampak pada gejala malaria. . Terpaksalah kondisi mengalahkah selera dan rasa di lidah. Perlahan papeda menjadi salah satu makananya pokok ternikmat selama penugasan. . Teksturnya yang kenyal bagai lem, bercampur dengan ikan kuah kuning yang segar dan tumis sayur gedi yang gurih, ditambah sambal terasi instan menghasilkan perpaduan rasa yang unik pada lidah sumatera saya. . Dari sepiring papeda ini saya belajar kesederhanan akan kontradiktifnya kekayaan alam Papua (Sagu & Ikan). Belajar tentang gotong royong akan proses panjang dari sepohon sagu menjadi hidangan makanan. Sampai akhirnya, papeda tidak hanya sekedar sepiring makanan namun ada banyak cerita kehidupan masyarakat adat Papua pesisir dan daratan dari sepiring Papeda. . Yuj #TumbuhBersama dengan #Beran16eda menjadi Pengajar Muda Indonesia Mengajar VXI! #7hariberanibeda #moppapua #pacetokikasar (at Pulau Yapen)

Terkadang saya suka bingung dengan formulasi mengenai jodoh. Jodoh yang saya maksud bukan sekedar antara dua orang yang bertemu dan akhirnya menikah. Tapi juga tentang pertemuan-temuan saya dengan orang-orang hebat yang saat ini ada dilingkaran saya, baik secara langsung bertatap muka atau pun hanya lewat dunia maya. Beberapa hari lalu saya mendapatkan email dari seorang yang tidak saya kenal. Email itu datang dari seorang mahasiswi DKV, ITS. Ia meminta izin untuk menggunakan cerita pengalaman saya ketika mengajar di Papua, yang ada di blog Pengajar Muda pada website @ind_mengaja. Cerita tersebut akan dijadikannya komik pendek untuk kepentingan tugas kuliah. Singkat cerita saya mengizinkannya untuk menggunakan cerita saya. Beberapa jam kemudian ia mengirimkan email berisikan komik yang sudah ia buat. Saya kagum dengan hasil komiknya. Ilustrasi yang digambarkan membuat saya me-recall semua memori yang terjadi selama setahun lalu saat di Papua. Tidak hanya itu, komik ini kembali mengingatkan saya tentang semangat anak-anak murid saya ketika mereka meminta untuk melaksanakan upacara bendera. Pertemuan singkat saya di dunia maya dengan @bestarilaks akhirnya menghasilkan karya komik sederhana. Terima kasih @bestarilaks untuk komik Jagoan Merah Putih-nya, semoga semangat Jagoan Merah Putih dari Yapen ini bisa menginspirasi kita semua 🙏🙏🙏 (Selengkapnya bisa dibaca di kreavi.com/bestarilaks)

Piaynemo, salah satu pulau yang wajib dikunjungi saat ke Raja Ampat. Gugusan batuan karts dengan genangan air lautnya yang berwarna biru & tosca membuat Piaynemo disebut sebagai little Wayag. Letaknya yang strategis di kepulauan Raja Ampat, menjadikannya pilihan pengunjung yang tidak sempat ke Palau Wayag yang sudah lebih mendunia. Untuk tiba di puncak kita harus tracking melewati sekitar tiga ratusan susunan anak tangga dan setibanya dipuncak kita akan mendapati pemandangan yang menyegarkan mata #exploreindonesia #wonderfulindinesia #pesonaindonesia #rajaampat #papua #piaynemo #moppapua #pacetokikasar #amazingpapuan (di Pianemo, Raja Ampat - Indonesia)

"Last year, I learned how to love every moment that we have unconditionally." . Ditugaskan di negri antah berantah yang namaya begitu asing dan (kala itu) tidak tau posisinya dimana kalau di peta. Tanpa sinyal, tanpa listrik dan harus menempuh perjalanan laut berjam-jam (bahkan hari) untuk sampai ke sana. . Hidup ditengah keterbatasan manusia milenial memaksa saya untuk "sadar penuh hadir untuk" (kalau kata Adjie Silarus) menjalani 365 hari saya di sana. Tapi Tuhan maha baik, dijauhkannya saya dari segala keterbatasan teknologi, digantikan-Nya dengan kebutuhan alamiah manusia yang mebutuhkan cinta kasih tak bersyarat dari orang sekitarnya. Entah apa jadinya kalau dulu di penempatan sudah aja jaringan internet. Mungkin saya akan live atau instastory setiap saat dan sedikit mengabaikan ketulusan anak-anak disana. . Nyatanya manusia tetap produk sosial. Semodern/secanggih apa pun kehidupan yang ada, kita akan tetap membutuhkan hal-hal kecil bermakna untuk mengisi ruang-ruang direlung jiwa sesuai porsinya masing-masing. #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #KabarDariYapen #Papua #Papua365Hari #SaPapua #moppapua (at Pulau Miosnum)

The unique signature snack of Papua, ulat sagu. Succeeded chew this raw, alive! #SaPuHatiSuTatinggalDiPapua (at Yapen)

Jangan lupa nonton perjalanan pak guru @derizky_ membersamai semangat anak-anak di SD Inpres Ampimoi, Kab. Kep. Yapen, Papua. Minggu 6 Agustus, pukul 14.30 WIB/16.30 WIT, di @lenteraindonesia_net @moppapua @explorepapua @beautifulpapuan . . #Repost @lenteraindonesia_net with @instatoolsapp ・・・ Menuntut ilmu bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, termasuk menjadikan alam sebagai guru. . Karena pendidikan tidak hanya tentang belajar di kelas, namun juga proses pembentukan diri manusia. . Saksikan kisah perjuangan mengabdi De Rizky Kurniawan di Desa Ampimoi, Yapen, Papua di Lentera Indonesia, hari minggu besok pukul 14.30 WIB hanya di @netmediatama . . . #LenteraIndonesia #Inspiratif#Ampimoi #Yapen #Papua #IndonesiaMengajar #PengajarMuda #Pendidikan #PendidikanIndonesia @officialnet.news @ind_mengajar @pengajarmuda @derizky_ (di Yapen)

"Selamat menguatkan dirimu sendiri. Karena untuk menjadi kuat, itu adalah tugas masing-masing" - Sabtu Bersama Bapak

Bahagiaku adalah dengan jalan-jalan ke tempat keren, foto ala selebgram, jajan/makan enak, pakaian/sepatu yang bagus, dandanan trendy ala anak masa kini, update film/lagu/buku terbaru yang disukai, tidur dikasur empuk dengan selimut, punya banyak teman hahahihi, dapat pengakuan sosial, ingin diterima dan dihargai. Ya itulah bahagiaku, tapi itu dulu. Dulu, sebelum aku masuk ke dalam lingkaran dan kerumunan orang-orang yang super positif di #IndonesiaMengajar. . Kesempatan satu tahun yang diberikan untuk #MelihatIndonesia dan melebur bersama kehidupan saudara kita di Timur Indonesia dengan berbagai keterbatasan yang ada, memaksaku mencari "bahagiku yang lain." Sampai akhirnya aku tersadar dan belajar, bahwa bahagia itu tidak serumit bahagiaku yang dulu, yang nyatanya tidak benar-benar membuatku bahagia. . Kini & kedepannya, bahagiaku sederhana. Sesederhana menikmati sagu bakar yang "dicolo" ke teh manis di pagi hari. Sesederhana anak-anak yang meminta selfie. Sesederhana menjaga senja yang akan mengantarkan waktu menuju purnama. Atau sekedar menebar senyum dan salam kepada mama-mama. Ya, bahagiaku sederhana. . Nyatanya, pulang ke dalam diri untuk mensyukuri apa yang ada disekitar lingkungan kita, akan lebih membahagiakan dan lebih sederhana daripada memaksakan apa yang jauh di depan mata. . Yuk ini kesempatan kamu untuk ikut merasakan "bahagiaku sederhana" dengan mendaftar #JadiPM15. Informasi lengkapnya cek di @pengajarmuda @ind_mengajar #BerpacuDalamMemori #CeritaDariPoom #KabarDariYapen #Papua (at Pulau Yapen)

Finally completely 365 days duty as Pengajar Muda Indonesia Mengajar. How the last year has been greatest year in my life (so far) and I have been blassed a thousand times over. My immense gratitude to @ind_mengajar for the great oportunity to me. And I want to say a huge thank you from the bottom of my heart to people here (Poom & Serui) for making this the most wonderful and rewarding year in my life. Also thank you for the caring, loving and helping me and has been a part this incredibly journey. The most wonderful learning and humbling experience, I think. And thank you for my parents, family and friends I coudn't have done without your constant encouragement and pour of love. Let's see what the next 🙏🙏🙏 . #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #CeritaDariPoom #KabarDariYapen #Papua365Hari #365HariDiYapen #Pulang (at Serui, Papua, Indonesia)

"Pak guru datang setahun yang lalu itu, pak guru pu badan sehat, putih, bersih. Lusa pak guru su mau pulang ke Jawa ini walaupun pak guru pu badan su tra laku sampe. Tidak putih lagi, banyak tato bekas gigitan agas tapi yang penting pak guru masih sehat. Jadi malam nanti kita buat sembayang pengucapan syukur. Sebagai bentuk syukur bapak sekeluarga, karena selama pak guru tinggal dirumah bapak aman-aman saja dan sehat. Kita sembayang kecil-kecilan saja, yang terpenting doanya buat pak guru mau pulang, supaya dapat berkat di Jawa nanti." - Aulius Paririe (Bapak Piara). . #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #CeritaDariPoom #KabarDariYapen #Papua #362HariDiYapen #Papua365Hari #CountingDays (at Serui, Papua, Indonesia)

Pamit, mungkin ini adalah salah satu hal paling berat yang saya rasakan dari perjalanan satu tahun selama menjadi pengajar Muda Indonesia Mengajar. Rasanya sangat sulit menyampaikan bahwa saya akan pulang dan undur diri dari mereka semua, masyarakat Poom yang setahun ini menjadi sumber kebahagiaan saya dalam masa pengabdian. . Minggu pagi dengan langkah kaki yang pasti membawa saya hadir di tengah-tengah jemaat GKI Bethel Poom I. Hari-hari sebelumnya saya sudah menata hati dan meyakinkan diri bahwa saya bisa menyampaikan kata perpisahan dengan tegar. Namun nyatanya emosi yang saya rasakan lebih ingin keluar dari pada saya pendam. Semakin saya tahan semakin kuat pula luapan emosi itu keluar. Akhirnya tangis saya pecah ketika melempar pandangan kepada jemaat yang ternyata sudah menangis juga. . Bagi mereka kehadiran saya adalah berkat. Sedangkan, bagi saya penerimaan mereka atas diri saya juga merupakan berkat yang sangat luar biasa. Tidak banyak yang saya sampaikan, hanya permohonan maaf dan ucapan terima kasih yang diselingi isakan tangis. Dan hari itu kami saling memberi kelegaan. . Namun nyatanya perpisahan tidak melulu tentang kesedihan. Ketika teringat akan pulang, saya pun senang. Itu tandanya saya akan kembali bertemu dengan orang tua, keluarga, teman-teman dan kembali mengejar mimpi yang satu tahun ini saya tunda untuk hadir ditengah masyarakat Poom. . Sekejap saja rasanya. Datang kemudian pulang disaat saya sudah memangkan banyak hati disana. Disaat mereka bilang saya sudah punya mereka. . Terima kasih masyarakat Poom, terima kasih Teluk Airani, terima kasih Gunung Uroni atas berkat satu tahun ini. Semoga Tete Manis jaga dan berkati kitong samua. Mahi-mahi :) . #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #CeritaDari Poom #KabarDariYapen #Papua #CountingDays (at Serui, Papua, Indonesia)

"Bukan pula dengan maksud memuji atau menghina, saya berani mengatakan bahwa seorang Dayak atau Irian-pun, jika berada dalam keadaan sama akan sanggup belajar sampai mencapai apa yang bisa dicapai suku bangsanya yang berada di desa dan di kota. Perbedaan orang Indonesia yang beradab dengan yang sederhana (primitive) bukanlah disebabkan oleh perbedaan sifat dan kesanggupan sebagai manusia, melainkan disebabkan oleh perbedaan sekitar dan keadaan." Begitu ungkap Tan Malaka dalam buku Dari Penjara Ke Penjara. . Perbedaan sekitar dan keadaan yang diungkapkan di atas jelas memberikan hambatan. Namun nyatanya tidak mematikan langkah dan semangat mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. . Kita menyadari, tantangan mengenai pendidikan terlebih di Papua tidak hanya hitungan jari tangan. Namun paling tidak mari kita mulai berani untuk memperbaikinya, karena sejatinya pendidikan bukan hanya tentang baca, tulis dan hitung. Lebih dari itu, pendidikan merupakan proses panjang menyiapkan manusia untuk siap menjadi bagian dari masyarakat. . Selamat Hari Pendidikan Nasional, dari mereka sebagian kecil generasi di Tanah Papua ☺ . #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #KabarDariYapen #CeritaDariPoom #335HariDiYapen #Papua365Hari #30DaysBeforeLeave #CountingDays

Sedikit lagi, terus tabah sampai akhir 💪💪💪 (di Ranca Upas, Ciwidey, Bandung)

One of my favorite kiddos here. His name Syors Kapitarau, but I like call him Choiy. The face and behavior is very sweet and it was one of my mood booster here. Our togetherness just counting the time. But I am sure we can meet again one day, Choiy 🙌 (at Serui, Papua, Indonesia)

Hari itu mengajar kelas rangkap, kelas 1 & 2. Setelah memberikan penjelasan singkat, saya memberikan mereka tugas individu. Saat mereka mengerjakan tugas, saya meninggalkan mereka ke kantor untuk mengambil kapur. Kembali ke kelas, saya mendapati anak-anak sedang bermain gaplek di pojokan kelas. Apa yang saya lakukan melihat kondisi ini? Marah? Ambil rotan? Pukul pakai rotan? Cubit? Atau setrap anak-anak di lapangan? Bukan. Bukan pilihan itu yang saya lakukan, karena saya tidak mau membuat suasana kelas dan semangat belajar anak-anak ini menjadi kacau. Tentunya saya pun tidak ingin membuat capek diri sendiri dengan memarahi dan memukuli anak-anak ini. Saya lebih memilih mengambil gaplek yang mereka mainkan dan menjadikan gaplek tersebut sebagai media belajar matematika. Saya mengocok gaplek dan membagikannya. Kemudian anak-anak menghitung bulatan-bulatan yang ada di gaplek dan menuliskan hasilnya dibuku mereka. Kemudian saya kocok lagi, bagikan lagi, mereka hitung lagi, begitu seterusnya. Sederhana tapi membuat mereka gembira. #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #KabarDariYapen #CeritaDariPoom #315HariDiYapen #Papua365Hari #50DaysBeforeLeave #CountingDays (at Serui, Papua, Indonesia)

Papeda's time with Bapa piara it's not only fulfill of stomach. More than that, we share about the cultural, social and political too ☝✋ #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #KabarDariYapen #CeritaDariPoom #Papua #311HariDiYapen #Papua365Hari #54DaysBeforeLeave #CountingDays (at Serui, Papua, Indonesia)

Kampung Kami Mulai Bersinyal Di sisa masa penugasan saya (kurang lebih dua bulan lagi) di Kampung Poom, Kab. Kepulauan Yapen, Papua, saya kembali mendapatkan kebahagian yang mungkin sangat sederhana bagi kamu, yang saat ini menikmati kehidupan urban di Jawa. Kebahagian itu adalah ketika dipasangnya tiang pemancar jaringan sinyal telfon di distrik Poom, pada awal bulan maret lalu. . Jangan bayangkan pemancar ini seperti tower pemancar yang ada di Jawa. Pemancar jaringan dikampung kami tidak lebih seperti tiang bendera yang diletakkan di atas bukit. Jangan dibayangkan pula kami bisa menikamti layanan 4G, 3G, 2G. Kami hanya bisa berkirim pesan dan melakukan panggilan. Itu pun jika cuaca panas cerah dan tidak ada hujan angin. . Dulu, sebelum adanya jaringan dikampung, saya melakukan komunikasi dengan teman sesama PM Yapen, dengan cara berkirim surat. Surat tersebut dititipkan kepada warga secara random ketika KM. Papua Baru masuk atau dititipkan kepada warga kampung/nelayan yang hendak ke kota/ke kampung teman saya sesama PM, tanpa tahu apakan surat tersebut sampai atau tidak. Lain lagi ketika harus berkomunikasi dengan keluarga yang ada dirumah, usaha yang saya lakukan lebih besar lagi. Saya harus berangkat ke Biak (kabupaten lian) menempuh perjalanan laut selama 6 jam. Atau ke Serui (Ibu Kota kabupaten Yapen) yang menempuh perjalanan laut selama 15 jam, untuk menenangkan orang tua dan keluarga saya, kalau saya sehat dan baik-baik saja di Poom. . Kembali bersyukur. . Semoga dengan adanya jaringan di kampung kami, akan membawa banyak manfaat demi kemajuan kampung Poom. Serta semoga teman-teman yang membaca tulisan ini yang memiliki/menikmati fasilitas dan akses komunikasi yang tentunya jauh lebih baik dari kampung kami, dapat memanfaatkan akses tersebut untuk hal-hal yang positif ☺ #PengajarMuda #IndonesiaMengajar #KabarDariYapen #CeritaDariPoom #Papua #309HariDiYapen #Papua365Hari #56DaysBeforeLeave (at Serui, Papua, Indonesia)